BADAN Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus mendorong keterlibatan masyarakat dan berbagai pihak dalam upaya percepatan penurunan stunting.
Salah satunya melalui pencegahan stunting sedini mungkin yakni melalui penggunaan aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Siap Hamil (Elsimil) yang telah disosialisasikan oleh jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Kodam XVII Cenderawasih Papua.
Elsimil adalah aplikasi yang dikembangkan BKKBN untuk mencegah stunting pada bayi yang baru lahir. Aplikasi ini bisa diunduh melalui Playstore sebagai inovasi dari BKKBN ditujukan kepada calon pengantin dan remaja agar paham terhadap pencegahan stunting.
Dalam pengukuhan Panglima Kodam XVII Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Muhammad Saleh Mustafa sebagai Bapak Asuh Anak Stunting juga dilakukan sosialisasi penggunaan Elsimil ini kepada jajaran anggota TNI yang akan menikah. Melalui aplikasi Elsimil dapat dipastikan setiap calon pengantin atau calon pasangan usia subur berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil.
Cucu Taryadi, salah satu anggota TNI di Kodam XVII/Cenderawasih, bersama calon pasangannya mendengarkan sosialisasi yang diberikan bidan koordinator Puskesmas Abepura Muhani Ngabalin dengan seksama. Di tengah persiapan pernikahan yang akan dilakukan dalam waktu dekat, keduanya sadar bahwa mempersiapkan kesehatan dan merencanakan keluarga juga penting demi mencegah anak stunting.
“Jadi untuk calon pengantin perempuan nanti akan ada pengecekan fisik yang dilakukan oleh bidan, diukur lingkar lengannya, kemudian berat badannya, tinggi badannya, setelah itu baru ke lab untuk cek kadar Hbnya. Baru nanti aplikasi yang dipakai untuk pemantauan secara keseluruhan itu aplikasi Elsimil. Bapaknya juga bisa lihat ya, jangan lupa diisi” jelas Muhani Ngabalin saat mengedukasi kedua calon pengantin anggota TNI itu.
Perlu diketahui bagi calon pengantin perempuan, pengecekan kesehatan yang dilakukan adalah pengecekan kadar Hb untuk memastikan tidak mengalami anemia, pengukuran Lingkar Lengan Atas (Lila), pengukuran berat dan tinggi badan. Jika terdeteksi mengalami kekurangan gizi akan diberi edukasi tentang cara meningkatkan indeks massa tubuh.
Sedangkan bagi calon pengantin laki-laki, waktu 3 bulan sebelum menikah sangat penting untuk mempersiapkan kualitas sperma. Karena untuk menghasilkan keturunan yang sehat, dibutuhkan kebugaran bagi laki-laki minimal 73-75 hari sebelumnya.
Pada kesempatan tersebut, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Muhammad Saleh Mustafa, Sekretaris Utama BKKBN Tavip Agus Rayanto, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua Nerius Auparai beserta rombongan mengunjungi stan Edukasi Penggunaan Elsimil untuk memantau catin yang sedang diberikan edukasi. Sestama BKKBN turut menjelaskan pentingnya pemeriksaan kesehatan sebelum menikah dan pemantauan melalui aplikasi Elsimil.
“Pemeriksaan dan pemantauan kesehatan sebelum menikah melalui Elsimil ini tujuannya untuk mencatat apakah calon pengantin itu sehat atau tidak. Seandainya tidak sehat, bukannya menunda pernikahan, tapi harapannya menunda kehamilannya. Karena nanti akan diukur dan dicatat di situ (aplikasi) sehingga nanti bisa didampingi oleh kami punya yang namanya Tim Pendamping Keluarga, yang nanti akan dihubungkan dengan fasilitas-fasilitas kesehatan,” jelas Tavip Agus Rayanto.
Dalam penjelasannya, Tavip juga menjawab pertanyaan Mayjen Muhammad Saleh tentang lokasi proses pencatatan Aplikasi Elsimil dan langkah penanganan yang dilakukan saat didampingi oleh Tim Pendamping Keluarga nantinya.
“Aplikasi Elsimil ini basisnya ada di Android yang akan dicatat oleh Tim Pendamping Keluarga di masing-masing wilayah. Kami juga kerja sama dengan Kemenag untuk disosialisasikan kepada calon pengantin yang akan mendaftarkan pernikahannya, tujuannya agar bisa mengoreksi atau mempersiapkan kesehatan yang lebih baik. Intinya akan ada reporting dan recording sehingga si calon pengantin bisa lebih sehat,” ujar Tavip Agus Rayanto.
Memantau personilnya mengikuti edukasi penggunaan Elsimil sebagai wujud kesadaran akan pentingnya mempersiapkan pernikahan untuk mencegah stunting, Mayjen Muhammad Saleh memberikan apresiasi kepada catin tersebut.
“Ya biar jadi keluarga masa depan yang hebat, ya,” ujarnya.
Elsimil bisa digunakan kepada calon pengantin tiga bulan sebelum menikah. Mereka harus melakukan pemeriksaan terlebih dahulu di fasilitas kesehatan (faskes). Kemudian, data-data yang diperoleh akan dimasukkan ke dalam aplikasi Elsimil.
Nantinya, mereka akan mengisi kuesioner yang tersedia pada aplikasi. Kuesioner tersebut akan ditinjau oleh Tim Pendamping Keluarga (bidan, TP PKK, dan kader BKKBN) guna menilai kesiapan calon pengantin untuk menikah atau memiliki anak. Selengkapnya, berikut cara menggunakan aplikasi Elsimil.
Berdasarkan hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, prevalensi stunting di Provinsi Papua berada pada angka 29,5 persen. Tngkat prevalensi stunting tertinggi berada di Kabupaten Pegunungan Bintang yakni 55,4 persen. Angka prevalensi di Kabupaten ini hampir dua kali lipat dari angka nasional yang saat ini mencapai 24,4 persen.
Dari 29 kabupaten dan kota di Papua, sebanyak 26 kabupaten dan kota angka prevalensi stunting di atas angka nasional dan hanya tiga kabupaten yang berada di bawah, yakni Kabupaten Nabire (20,6 persen), Kabupaten Mamberamo Raya (22,5 persen), dan Kota Jayapura (22,9 persen). n
Penulis: TCK
Editor: AHS
Tanggal Rilis: Minggu, 16 Oktober 2022
Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur
Tentang BKKBN
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunanan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.