JAKARTA — Angka kematian ibu dan bayi yang tinggi masih menjadi ancaman bagi pembangunan sumber daya manusia di Indonesia.

Kecenderungan yang sama juga terlihat pada jumlah kasus stunting atau gagal tumbuh kembang ideal pada anak.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo Sp.OG (K) pada Webinar Remaja Peduli Kesehatan Reproduksi, Stunting, dan Penurunan Angka Kematian Ibu, Senin (15/08/2022).

Dalam acara yang digagas Generasi Berencana (Genre) BKKBN bersama United Tractors dan Astra ini turut hadir Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB/KR) BKKBN, dr. Eni Gustina, MPH.

“Kita semua harus merasa prihatin angka kematian ibu dan bayi masih tinggi. Kita bayangkan sejenak bahwa angka kematian bayi kita masih 24 per 1.000. Artinya setiap 1.000 kelahiran yang mati 24. Kalau ada 100 orang melahirkan yang mati antara 2 dan 3,” kata Hasto dalam sambutannya.

Hasto menjelaskan, tingkat kematian pada  bayi yang tinggi berbanding terbalik dengan jumlah penurunannya. Oleh karena itu Hasto mengingatkan para remaja yang nantinya akan memasuki fase hamil dan melahirkan untuk mengetahui sejak dini bagaimana pencegahan kematian pada bayi yang dikandungnya. 

“Kalau saya sebagai dokter kebidanan jaga di kamar bersalin kemudian sudah bisa menolong 29 atau 28 hidup semua, lalu sebentar ada yang mati bayinya. Tentu kesedihan yang luar biasa bagi keluarga yang mendambakan anaknya tapi tidak bisa diselamatkan,” ujar Hasto.

Hasto juga merinci angka kematian ibu yang masih cukup besar jumlah, yakni 230 per 100 ribu kelahiran hidup. Hasto pun memasang target angka kelahiran hidup di tahun 2030 mencapai 70 per 100 ribu.

Berdasarkan data Sampling Registration System (SRS) tahun 2018, sekitar 76% kematian ibu terjadi di fase persalinan dan pasca persalinan dengan proporsi 24% terjadi saat hamil, 36% saat persalinan dan 40% pasca persalinan. Yang mana lebih dari 62% Kematian Ibu dan Bayi terjadi di rumah sakit. Artinya akses masyarakat mencapai fasilitas pelayanan kesehatan rujukan sudah cukup baik.

Tingginya kematian ini disebabkan oleh berbagai faktor risiko yang terjadi mulai dari fase sebelum hamil yaitu kondisi wanita usia subur yang anemia, kurang energi kalori, obesitas, mempunyai penyakit penyerta seperti tuberculosis dan lain-lain. Pada saat hamil ibu juga mengalami berbagai penyakit seperti hipertensi, perdarahan, anemia, diabetes, infeksi, penyakit jantung dan lain-lain.

“Tapi kita harus tertantang juga karena negara tetangga kita Singapura itu sudah 7 per 100 ribu jiwa. Kita juga harus betul-betul punya rasa keprihatinan. Bisa dibayangkan ribuan, bisa 2.000-3.000 ibu melahirkan mati setiap tahunnya di Indonesia. Kematian ibu dan bayi sebagian besar adalah preventable atau kematian-kematian yang bisa dicegah,” tuturnya.

Tidak hanya pada kematian ibu dan bayi, Hasto juga mengingatkan terkait masalah stunting yang juga berpengaruh terhadap pembangunan SDM Indonesia yang unggul. 

Hasto menyebut, kualitas generasi stunting tidak akan bisa bersaing dalam hal apapun karena memiliki banyak keterbatasan, yakni tidak cerdas, tidak tinggi, dan tidak sehat. 

Oleh karena itu BKKBN dengan era baru, cara baru, dan generasi baru, menurut dr. Hasto, terus melakukan sosialisasi demi menciptakan generasi emas bersama para remaja yang saat ini jumlahnya menjadi 64 juta jiwa. n (FBA)

 

Media Center BKKBN

mediacenter@bkkbn.go.id

0812-3888-8840

Jl. Permata nomor 1 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

 

Tentang BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009  tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

_BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.