AMBON, BKKBN — Generasi Berencana (GenRe) sangat berguna untuk mempersiapkan remaja menjadi ‘agent of change’ (agen perubahan) sekaligus fasilitator ‘peer to peer’. Sehingga remaja memiliki kemampuan untuk ikut aktif mengedukasi masyarakat tentang pentingnya gizi dan pencegahan anemia kepada remaja lainya. Ini sebagai upaya implementasi nyata GenRe Indonesia cegah stunting.
Hal itu dikatakan Gillberth Pattihawean, Ketua Forum PP FGI (Forum GenRe Indonesia) Maluku, beberapa waktu lalu, usai mengikuti workshop INIGENTING ( Implementasi Nyata GenRe Indonesia Cegah Stunting) pada 24-28 Januari di Bekasi (Jawa Barat), bersama tim dari BKKBN Maluku.
Gillberth mengatakan FGI Maluku akan menjadi media penyebarluasan edukasi tentang gizi dan pencegahan anemia, pencegahan stunting, dan melibatkan remaja lainnya dalam penyebarluasannya. “Kami akan memberikan ruang aman dan nyaman bagi remaja dan membina remaja lainnya agar dapat menjadi agen perubahan kepada teman sebayanya untuk merubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik,” urai Gillberth.
Kebiasaan itu bisa di mulai dari yang kecil dan sederhana terlebih dahulu, seperti menerapkan pola makan yang sehat, olahraga serta memperhatikan gizi dari jajanan yang dikonsumsi. Selain juga menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Yang paling utama juga, remaja harus memantau berat badan yang normal untuk menghindari masalah gizi.
“Perilaku makan yang sering salah kaprah pada remaja yaitu melewatkan sarapan, padahal sebenarnya sarapan itu sangat penting untuk mendukung aktivitas sekolah. Karena belajar membutuhkan konsentrasi yang tinggi dan membutuhkan energi juga,” jelasnya.
Jika asupan gizi tidak terpenuhi, risiko anemia juga akan timbul pada remaja. Yang sangat berisiko tinggi menderita anemia adalah remaja putri. Pada masa ini terjadi peningkatan kebutuhan zat besi akibat adanya pertumbuhan dan menstruasi. Hal ini harus diimbangi dengan asupan gizi yang adekuat.
Kasus lain yang dialami remaja putra maupun putri adalah kurang gizi, dan juga kegemukan. Oleh sebab itu menjadi penting ketika remaja dibekali dengan berbagai pemahaman yang benar agar terhindar dari risiko yang tadi telah disebutkan, ujarnya.
Upaya edukasi ini juga tidak lepas dari berbagai tantangan. Terutama tentang budaya dan karakteristik yang beragam di wilayah Maluku. Meski demikian, tantangan ini masih belum dilihat sebagai halangan, tapi justru menjadi kekuatan bagi FGI untuk berupaya dan berinovasi mempersiapkan berbagai strategi pendekatan . Muaranya, agar remaja Maluku teredukasi gizi dan pencegahan anemia sebagai upaya implementasi nyata pencegahan stunting di Indonesia, khususnya Maluku.*
Penulis : Rasidah HB
Editor: Santjojo Rahardjo
Tanggal Rilis: Kamis, 1 Februari 2024
Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur
Tentang BKKBN
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.