LEBAK, BKKBN — Kolaborasi dan koordinasi dengan lintas sektor percepatan penurunan stunting terus dilakukan BKKBN Banten. Salah satunya melalui sistem pemantauan tumbuh kembang anak yang dilaksanakan di Posyandu Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Jumat (26/01/2024).
Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Biro Umum dan Humas BKKBN, dr. Viktor Palimbong, MKM; Tenaga Ahli Percepatan Penurunan Stunting BKKBN, dr. Riyo Kristian Utomo, serta pegiat sosial dr. Juwita Wulandari.
Selain dilakukan pemeriksaan atas tumbuh kembang anak, dilaksanakan pula penyuluhan terkait pencegahan stunting oleh pegiat sosial dan tenaga ahli BKKBN.
Kemudian dilanjutkan dengan penyerahan bantuan satu kwintal telur kepada keluarga risiko stunting di Kabupaten Lebak.
Pengintegrasian Bina Keluarga Balita (BKB) dengan posyandu sangat bermanfaat sekali untuk mencegah stunting. Kalau di posyandu fokusnya pada pertumbuhan bayi, di kelompok BKB lebih kepada pemantauan perkembangan bayi.
“Jadi, kalau digabungkan formulasinya menjadi lengkap,” kata Kepala Perwakilan BKKBN Banten, Ir. Rusman Effendi, MM, pada acara itu.
Rusman menyebutkan prevalensi stunting Kabupaten Lebak tercatat 26, 2 persen berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022. Berdasarkan hasil e-PPGM sebesar 4,27 persen. Sementara di Kecamatan Cibadak 8,18 persen. Sangat tinggi.
Di momentum Hari Gizi Nasional ke 64 ini, Rusman mengajak berbagai pihak untuk memenuhi kebutuhan gizi harian anak dengan protein hewani. Asupan protein hewani sudah bisa dilakukan sejak bayi mulai makan Makanan Pendamping ASI (MPASI). Sangat dianjurkan karena protein hewani banyak mengandung asam amino yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
“Ga perlu mahal ibu-ibu, dua butir telur saja sudah cukup untuk cegah stunting,” ucap Rusman.
•
Sementara dalam penyuluhannya, meneruskan pesan Kepala BKKBN RI, Tenaga Ahli Percepatan Penurunan Stunting BKKBN, dr Riyo, mengatakan peringatan Hari Gizi Nasional ke 64 yang jatuh setiap 25 Januari menjadi momentum penyebarluasan informasi dan sosialisasi, bahwa ikan dan telur menjadi makanan yang luar biasa dibandingkan daging sapi.
Ikan dan telur, sambungnya, banyak mengandung DHA untuk kecerdasan anak. “Mulai sekarang anak-anaknya dikasih makan telur dan ikan ya ibu-ibu, selain murah, anak jadi cerdas,” ucapnya.
Pegiat Sosial, dr. Juwita Wulandari dalam kesempatan tersebut mengajak orang tua yang hadir untuk lebih memperhatikan asupan gizi anak dan rajin datang ke posyandu.
“Bayi yang baru lahir jangan diberi makan, cukup diberi ASI. Kalau tetap rewel bukan karena tidak kenyang, mungkin disebabkan ada yang membuat bayi itu tidak nyaman,” jelasnya. n
Penulis : Chathiyana FL
Editor: Santjojo Rahardjo
Tanggal Rilis: Jumat, 26 Januari 2024
Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur
Tentang BKKBN
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.