GORONTALO, BKKBN — Pemerintah Provinsi Gorontalo tengah berupaya
melakukan akselerasi strategi percepatan penurunan prevalensi stunting. Kali ini dilakukan melalui Belle Mo’o Sehati.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk
seusianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah anak lahir. Tetapi stunting baru nampak setelah anak berusia dua tahun.
Stunting disebabkan kekurangan gizi dalam waktu lama, sejak dalam kandungan sampai awal kehidupan anak di 1000 hari pertama.
Sementara, Belle Mo’os Sehati adalah pusat rehabilitasi gizi dengan pelayanan gizi secara komprehensif terhadap balita gizi buruk maupun gizi kurang, stunting, serta permasalahan gizi berdasarkan kondisi individual anak, keluarga, dan masyarakat.
Pelayanan gizi ini dalam rangka meningkatkan status gizi masyarakat, dengan cara memberikan makanan bergizi sesuai kebutuhan anak.
Salah satu organisasi perempuan yang gigih melakukan penanganan stunting adalah Tim Penggerak PKK. Berbagai intervensi dilakukan. Termasuk menjadi pembicara di banyak acara terkait stunting.
“Melalui forum group discussion (FGD) hari ini, saya menaruh harapan yang besar kepada kita semua yang hadir, khususnya para pemangku kebijakan dan pelaksana program di provinsi maupun kabupaten/kota, untuk dapat bersinergi, bekerja sama mewujudkan penurunan stunting 14% di tahun 2024 ini,” ujar Ketua TP PKK Gorontalo, Fima Agustina, Kamis (25/1/2024).
Dukungan TP PKK dalam Percepatan Penurunan Stunting di Gorontalo ditandai dengan keterlibatan kader PKK dalam struktur Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), dengan posisi wakil ketua. Tugasnya mengkoordinir
dan memonitoring kegiatan TPPS.
Fima mengatakan, belum ada pola keseragaman dalam hal intervensi stunting antara provinsi, kabupaten dan kota di wilayahnya. “Bantuan susu, telur belum efektif. Yang disayangkan, yang mengkonsumsi susu dan telur yang diberikan untuk anak stunting justru orang tua anak tersebut,” ungkap Fima.
Lanjut Fima, TP PKK mencoba memikirkan cara agar bantuan lebih efektif. Seperti memberikan
makanan yang sudah diolah atau pemberian makanan tambahan (PMT) yang berkesinambungan. Pasalnya, setiap hari anak-anak stunting harus diberi makan makanan bergizi seimbang selama 60 sampai 90 hari.
Diinformasikan bahwa Dinas Kesehatan Gorontalo telah melakukan kaji tiru dengan provinsi lain, yaitu Semarang (Jawa Tengah), dalam program penanganan stunting. “Sehingga kami berencana membangun Belle Mo’o Sehati yang nanti akan dibuat di tingkat kabupaten/kota sampai kecamatan,” urai Fima.
Belle Mo’o Sehati didirikan dengan tujuan memberikan makanan bergizi sesuai kebutuhan anak, memberikan stimulasi psikososial kepada anak yang bermasalah gizi, sebagai wadah untuk optimalisasi peran lintas sektor dalam penanggulangan gizi.
Selain juga sebagai tempat perbaikan gizi ibu hamil kekurangan energi kronis (KEK) dan anemia. Adapun sasaran didirikan Belle Mo’o Sehati adalah.semua balita gizi buruk/gizi kurang dan stunting, orang tua balita, semua balita dengan permasalahan tumbuh kembang, ibu hamil dan menyusui untuk mendapatkan konseling ASI.
Pelayanan yang akan diberikan di Belle Mo’o Sehati adalah pengukuran pertumbuhan, stimulasi perkembangan, pemeriksaan dokter, edukasi gizi, pemberian makanan dan peningkatan status gizi.
Selain itu, diadakan pula evaluasi pelaksanaan pelayanan. Di antaranya ada evaluasi harian untuk memastikan jadwal pelayanan berlangsung dengan baik, evaluasi bulanan untuk melihat jumlah balita gizi buruk, gizi kurang dan stunting yang mengalami peningkatan pengukuran pertumbuhan.
Dalam satu Belle Mo’o Sehati rencananya akan dirawat anak stunting sebanyak 10 orang, tentu disesuaikan dengan anggaran yang ada. Rinciannya, untuk 2 kali makan dan satu kali pendampingan dalam sehari dianggarkan Rp 55.000.
Dengan dana yang didapat sebesar Rp 2,1 miliar, maka akan didapat 435 anak stunting dengan pola pemberian makanan dan pendampingan selama 60 hari hingga 90 hari.
“Di rumah Belle Mo’o Sehati nanti akan diisi ahli gizi, bidan, dokter anak, guru PAUD dan pendamping. Anak yang akan dirawat di Belle Mo’o Sehati adalah anak berumur 2 sampai 5 tahun.
“Kami sudah mendapatkan alat-alat main dari BKKBN, yang telah diberikan ke kabupaten dan kota. Nanti akan dipinjamkan ke Belle Mo’o Sehati untuk digunakan anak-anak yang dirawat,” papar Fima. n
Penulis: Tim Media Center BKKBN Gorontalo
Editor: Santjojo Rahardjo
Tanggal Rilis: Jumat, 26 Januari 2024
Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur
Tentang BKKBN
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.