BANDA ACEH, BKKBN — Gagasan untuk mengintegrasikan Posyandu, Paud, dan Bina Keluarga Balita (BKB) adalah wacana yang bagus dan harus segera cepat direalisasikan.
Hal itu ditegaskan Ketua Persit Kartika Chandra Kirana (KCK) Daerah Iskandar Muda, Ny. Iin Novi Helmy Prasetya, Kamis (18/1/2024), dalam suatu acara di Griya Sanggamara, Neusu, Banda Aceh.
“Alhamdulillah, Ibu Ketua Persit KCK Pusat sangat konsen dengan Posyandu,” ujar Iin Novi, seraya menambahkan bahwa Persit banyak memiliki Posyandu, termasuk di beberapa titik di Aceh. “Harapan kami program ada di BKKBN, yang lainnya juga bisa disinergikan,” tambahnya.
Terkait stunting, Iin Novi juga mengungkap bahwa Persit Kartika Chandra Kirana juga memiliki program ketahanan pangan, sanitasi, dan air bersih. “Semoga peran dan program kami ini dapat membantu pemerintah di dalam percepatan penurunan stunting, khususnya di Aceh,” tuturnya.
Hal pencegahan stunting di tingkat desa, Ketua Persit KCK ini menyarankan agar BKKBN memberikan edukasi dan langkah strategis kepada masyarakat dan kepala desa. Karena, menurutnya, masih banyak masyarakat dan kepala desa yang belum paham apa itu stunting.
Ia yakin jika masyarakat dan kepala desa paham apa itu stunting dan mengetahui langkah strategis apa yang dilakukan, baik pencegahan maupun penurunan stunting di desa, masalah stunting di Aceh akan tuntas.
“Kami siap bekerja sama dengan BKKBN terkait stunting dan program lainnya. Sementara rencana menyinkronkan Posyandu dengan BKB di wilayah binaan kami, sudah tepat,” ucap Iin Novi.
Ia mengatakan peran Posyandu di tengah masyarakat sangatlah besar. “Posyandu yang tersebar di berbagai wilayah di desa-desa menjadi garda terdepan dalam pencegahan stunting,” pungkasnya.
• Memperkuat sinergisitas program
Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Aceh, Safrina Salim, mengatakan tujuan pertemuan dengan organisasi para istri TNI tersebut guna memperkuat sinergisitas program. Baik itu program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) maupun Percepatan Penurunan Stunting di Aceh.
Safrina yang baru pertama kali bertemu dengan Ketua Persit KCK Daerah Iskandar Muda mengatakan, stunting masih menjadi menu utama program BKKBN di 2024, selain juga program Bangga Kencana.
Saat ini, kata Safrina, kondisi stunting di Aceh hasil SSGI tahun 2022 menunjukkan Aceh berada di urutan kelima tertinggi secara nasional, dengan prevalensi stunting sebesar 31,2%. Turun dua digit dibanding tahun 2021 sebesar 33,2%.
Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 belum keluar. BKKBN sedang menunggu dan berharap prevalensi stunting di Aceh turun signifikan, di mana pada 2024 target nasional turun ke level 14 persen.
“Kami berharap adanya sinergisitas program antara Persit dengan BKKBN. Mudah-mudahan dengan gerakan bersama ini kita bisa bergerak cepat dan saya yakin target nasional 14 persen bisa tercapai,” kata Safrina.
Pada pertemuan tersebut, Safrina juga menyinggung soal adanya wacana mensinergikan antara Posyandu, Paud, dengan BKB. Jika ketiganya terintegrasi, Safrina yakin prevalensi stunting di Aceh dapat turun drastis. Karena, menurutnya, sangat penting keterlibatan BKB di dalam Posyandu. Mengingat munculnya anak stunting berkaitan erat dengan pola asuh yang salah di dalam keluarga.
“Peran BKB yaitu memberikan edukasi kepada orangtua dalam perbaikan pola asuh, pola makan, dan sanitasi yang baik bagi keluarga. Hal ini tentu saja sangat mempengaruhi status gizi balita, termasuk pencegahan stunting,” jelas Safrina.
Ketua Pokja Akses, Kualitas Layanan KB, dan Kesehatan Reproduksi BKKBN, Faridah, menambahkan bahwa kehadiran BKB di Posyandu erat kaitannya dengan Kartu Kembang Anak (KKA).
Kartu yang dikeluarkan BKKBN ini, jelas Faridah, untuk memantau kegiatan pengasuhan orangtua dan tumbuh kembang anak. Manfaatnya, lanjut Faridah, dapat memantau tumbuh kembang anak serta melakukan asah, asih, dan asuh, sesuai usia anak.
Lembar pemantauan perkembangan bayi balita dalam Kartu Kembang Anak ini juga bisa menjadi alat deteksi dini adanya penyimpangan atau gangguan perkembangan anak. Deteksi itu meliputi aspek perkembangan motorik kasar, motorik halus, komunikasi pasif, komunikasi aktif, kecerdasan, dan kemampuan sosialisasi secara bertahap,” paparnya.
Turut hadir dalam pertemuan itu Wakil Ketua dan para pengurus Persit KCK Daerah Iskandar Muda (IM), Pabandya Bakti TNI Sterdam IM, Letnan Kolonel Inf Galih Candra Buana, dan pejabat lainnya.
Sementara dari Perwakilan BKKBN Aceh, hadir Koordinator Program Manager Satgas PPS Aceh, Iskandar Mirza; Ketua Pokja Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting, Dina Astita; Ketua Pokja Pengendalian Penduduk, Zuklifli; Ketua Pokja Pengelolaan dan Pembinaan Tenaga Lini Lapangan, Irma Dimyati; dan Ketua Pokja Hubungan Antar Lembaga, Advokasi, KIE, dan Kehumasan, Fahmi. n
Penulis: Fahmi
Editor: Santjojo Rahardjo
Tanggal Rilis : Kamis, 18 Januari 2024
Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur
Tentang BKKBN
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.