SEMARANG, BKKBN — Melanjutkan capaian yang sudah diraih, Perwakilan BKKBN Jawa Tengah tetap terus melakukan percepatan penurunan stunting di sejumlah daerah.
Kabupaten Kendal, Kabupatan Tegal, dan Kota Surakarta menjadi daerah dilakukannya Edukasi dan Promosi Percepatan Penurunan Stunting, Jumat (19/01/2024).
Bukan sekedar pilih daerah, namun ketiga daerah tersebut memiliki nilai tertentu sehingga menjadi titik dilakukannya Promosi dan Edukasi Percepatan Penurunan Stunting. Misalnya saja di Kota Surakarta, tepatnya di Kelurahan Gandekan yang memiliki inovasi dalam pencegahan stunting ‘Ceting Maju’ Cegah Stunting Masyarakat Maju, dan ‘Ceting Mas Juragan’.
Bersama anggota Komisi IX DPR RI, sebanyak 300 peserta hadir di masing-masing titik kegiatan. Sehingga total 900 warga telah dilakukan edukasi stunting.
“Saya di sini sebagai tugas negara untuk mengkampanyekan apa itu stunting. Coba sini yang tau apa itu stunting,” ajak seorang anggota Komis IX DPR RI ketika berdialog dengan warga di Kota Surakarta.
Sambil berdialog, ia menjelaskan jika anak yang terkena stunting memiliki dampak luar biasa. “Biasanya kalo sekolah nanti kelas 1 2 3 lancar, nah masuk kelas 5 dan seterusnya dia kesulitan. Terus pas dewasa juga gampang sakit sakitan,” jelasnya.
“Dampak yang paling sederhana adalah pendek, tapi belum tentu pendek itu stunting,” ungkap anggota Komisi IX DPR RI tersebut.
Memasuki minggu pesta demokrasi, tidak lantas menyurutkan semangat anggota Komisi IX tersebut mengintervensi stunting di masyarakat. Ini karena stunting masih ada, dan harus dicegah serta dihentikan.
Dokter Ratih Dewantisari, mewakili Perwakilan BKKBN Jawa Tengah sebagai narasumber memaparkan “Enam Kunci Mencegah Stunting”, yakni ‘ABCDEF’.
Ia menjelaskan jika (A), adalah atasi Anemia pada Ibu Hamil dan Remaja Putri. (B) adalah Bumil (Ibu Hamil) untuk periksa dokter minimal enam kali, dan ikuti kelas senam hamil. Kemudian (C) adalah Cukupi Protein Hewaninya, seperti Ikan, Telur.
Selanjutnya, (D), Datangi Posyandu. (E), Edukasi pemberian ASI eksklusif dan cuci tangan. Serta (F), yakni Faktor lingkungan mulai dari sanitasi jamban harus jauh dengan sumber air dan sumber makanan, termasuk bapak-bapak tidak merokok dekat bayi dan ibu hamil.
“Dan ada bonus 1 huruf G, yaitu Generasi Emas. Kalau keenam itu dilakukan dengan baik, insyaAlloh Generasi Emas di tahun 2045 akan mudah tercapai,” kata dr. Ratih.
Diinfokan juga, bahwa tahun 2023 BKKBN bermitra dengan Badan Pengawas Pemilu. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat bisa turut andil dalam memilih pemimpin yang peduli dengan masa depan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Upaya peningkatan kualitas SDM Indonesia menjadi penting karena pada 2045 Indonesia digadang-gadang akan mendapat bonus demografi, dengan 60 persen masyarakatnya berada di usia produktif.
Maka, melakukan intervensi terhadap stunting, artinya mempersiapkan kualitas SDM Indonesia yang berkualitas. Tentu didukung infrastruktur pendidikan, serta akses layanan yang memadai. Ke depan bukan tidak mungkin jika bangsa Indonesia berhasil mencapai Generasi Emas di tahun 2045. n
Penulis: Dadang
Editor: Santjojo Rahardjo
Tanggal Rilis : Jumat, 19 Januari 2024
Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur
Tentang BKKBN
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.