MAKASSAR, BKKBN –– Prevalensi stunting di Indonesia ditargetkan turun menjadi 14 persen di tahun 2024. Kondisi ini menjadi tantangan karena di tahun 2022  prevalensinya cukup tinggi mencapai 21,6 persen. 

Berbagai macam cara telah dilakukan oleh semua instansi, baik pemerintah maupun swasta, mulai dari pusat sampai ke tingkat desa/kelurahan. Salah satu intervensi yang dilakukan dalam upaya percepatan penurunan stunting adalah memastikan setiap remaja yang merupakan calon pengantin/calon Pasangan Usia Subur (PUS) berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil. 

Berbagai hasil kajian dan penelitian menunjukkah bahwa kondisi ibu saat hamil dan melahirkan merupakan salah satu determinan pada kejadian stunting. BKKBN sendiri melalui program pembangunan keluarganya langsung menyasar kepada sasaran yaitu keluarga yang memiliki remaja. Intervensi terhadap remaja dilakukan BKKBN melalui  kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R).

BKR dan PIK-R  sudah terbentuk dan tersebar di seluruh desa/kelurahan di Indonesia. Termasuk di Sulawesi Selatan. Ini merupakan wadah sosialisasi, komunikasi dan edukasi kepada sasaran terkait Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja (PKBR), Triad KRR, pengasuhan pada remaja, komunikasi efektif pada remaja, softskill hingga  pencegahan stunting dari Hulu.

Intervensi pencegahan stunting dari hulu dimulai dari usia remaja dengan memperhatikan status gizi dan kesehatan remaja.

Disambut hangat

Untuk menjaga keaktifan kegiatan di BKR dan PIK-R yang telah terbentuk, Perwakilan BKKBN Sulawesi Selatan rutin melakukan monitoring dan evaluasi. Dan baru-baru ini kegiatan yang dilaksanakan berupa Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Edukasi PKBR di PIK-R dan BKR di Kabupaten Enrekang, Sidrap, Bulukumba, dan Sinjai, berlangsung tiga hari  dari 16-18 November 2023.

Kegiatan ini disambut  hangat Kepala OPD KB Kabupaten Sinjai, Drs. Janwar, MH. Ia menyampaikan kegiatan PIK-R di Sinjai melibatkan lintas sektor dan Ayah Bunda Genre sehingga ada rasa memiliki. 

“Kegiatan ini bagus dilakukan berkesinambungan. Untuk menghidupkan kegiatan di PIK-R dan BKR, kami akan melibatkan mitra lintas sektor seperti PKK, TNI, kepolisian dan lain-lain,  baik dari segi material maupun emosional, seperti pelibatan menjadi Ayah dan Bunda GenRe serta Bapak Asuh dan Bunda Asuh Anak Stunting serta banyak lagi yang lain sehingga kita semua merasa memiliki BKR dan PIK-R ini,” ujar Janwar. 

 Tim Monitoring dan Evaluasi Perwakilan BKKBN  Sulawesi Selatan di Kabupaten Sinjai mendatangi dua kecamatan yaitu Sinjai Utara dan Sinjai Selatan. BKKBN  menghadirkan Penyuluh KB selaku pengelola maupun Pembina BKR dan PIK-R di dua kecamatan tersebut. 

Adapun hasilnya, hampir semua desa/kelurahan di dua kecamatan tersebut sudah membentuk BKR dan PIK-R dan sudah terdaftar di aplikasi SIGA. Akan tetapi, dalam pelaksanaan kegiatan, PKB/PLKB  terkendala dana bila melaksanakan  pertemuan yang

menghadirkan banyak peserta di satu tempat.

Mereka lebih proaktif  melakukan penyuluhan, sosialisasi, komunikasi dan edukasi langsung ke sasaran. 

Selain itu, kegiatan BKR dan PIK-R dibuat Holistik Integratif dengan program lain yang sasaran nya sama. Misalnya, kegiatan remaja masjid, karang taruna, posyandu remaja dan lain-lain.

Selanjutnya, Tim bergeser ke SMPN 7 Sinjai untuk bertemu langsung dengan para pengurus PIK-R Sipakalebbi. PIK R ini baru terbentuk tahun 2023 dengan jumlah anggota sekitar 30 orang, terbagi dalam empat seksi. Karena  tergolong baru, PIK-R ini  sangat butuh pembinaan yang intens terkait pembaharuan model, muatan, materi dan kegiatan yang sudah mengacu pada Modul Tentang Kita segmentasi Usia Berani, Beraksi dan Berkolaborasi.

PIK-R Sipakalebbi selama hampir setahun ini setiap bulan selalu diisi dengan edukasi dari PKB/PLKB bersama dengan Pembina. Akan tetapi di tahun 2024 PIK-R Sipakalebbi sudah memiliki program kerja sendiri yang didesain dan dilaksanakan berdasarkan prinsip Pelibatan Remaja secara Bermakna _(Meaningful Youth Participation)_. 

Disadari, remaja harus benar-benar menjadi subjek, bukan hanya aksesoris, pelengkap dan objek sebuah program. Remaja harus terlibat di setiap tahapan program: mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga monitoring dan evaluasi.

Tim Perwakilan BKKBN Sulsel sangat mengharapkan agar PIK-R Sipakalebbi terus tumbuh dan berkembang bersama dengan PIK-R yang lain yang ada di Kabupaten Sinjai. 

Penulis: Indra G. Rukmana

Editor: Santjojo Rahardjo

Tanggal Rilis: Selasa, 21 November 2023

Media Center BKKBN

mediacenter@bkkbn.go.id

0812-3888-8840

Jl. Permata nomor 1

Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Tentang BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009  tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.