YOGYAKARTA, BKKBN — Ajakan untuk tidak mengidam yang aneh-aneh dan cenderung merugikan kesehatan   ibu dan bayi dalam kandungan dikemukakan oleh M. Daroji yang mewakili Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Sleman pada kegiatan Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja H. Sukanto SH, Kamis (16/11/2023), di Rumah Aspirasi di Kapanewon Mlati.

“Jangan suka ngidam kalau hamil, karena biasanya ngidam itu aneh-aneh yang justru merugikan pertumbuhan janin,” demikian dikatakan Daroji. 

Dicontohkan dirinya pernah menjumpai ibu hamil yang sangat menginginkan makan bubur batu bata! Tentu saja hal tersebut justru mengganggu tumbuh kembang janin yang dikandungnya. Risiko stunting menjadi lebih besar. 

Pesan Daroji tersebut disampaikan kepada sekitar 100 ibu-ibu Fatayat NU dan Muslimat NU yang diundang oleh BKKBN DI Yogyakarta dan H. Sukamto.

Daroji juga menyampaikan bahwa ibu hamil menjadi sangat sensitif dan mudah terpengaruh terhadap kondisi sekitarnya. Asap rokok misalnya, apabila terhirup ibu hamil akan mempengaruhi kemampuan darah dalam mendistribusikan oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Termasuk kepada janin yang dikandung. 

Pemerintah Kabupaten Sleman sangat memperhatikan hal tersebut dan telah sejak 2012 menerapkan Perda Kawasan Tanpa Rokok (KTR), tambah Daroji.

Kepala Perwakilan BKKBN DIY Dra. Andi Ritamariani mengingatkan Ibu-ibu Fatayat NU dan Muslimat NU  tentang pentingnya memberikan ASI Eksklusif pada bayi untuk menghindarkan stunting. 

ASI merupakan asupan dengan kandungan nutrisi terlengkap dan terbaik bagi bayi sampai usia enam bulan (pemberian ASI Eksklusif) dan setelahnya diberikan makanan pendamping sampai bayi berumur dua tahun.  

Setelah itu pemberian ASI dapat dihentikan karena sudah tidak mencukupi kebutuhan nutrisi bagi tumbuh kembang anak yang semakin besar.

Ritamariani meyakinkan para ibu yang hadir bahwa ASI merupakan asupan paling cocok bagi bayi, murah karena tidak harus beli, bersih tanpa harus disterilkan, dan praktis karena mudah dibawa ke mana-mana, serta tidak akan basi.

Dari BKKBN Pusat hadir Widyaiswara Achmad Sopian  yang secara runtut menguraikan peran lembaganya dalam pendampingan keseluruhan siklus kehidupan melalui program Tribina, yaitu program pembinaan keluarga dengan balita (BKB/ Bina Keluarga Balita), Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Bina Keluarga Lansia (BKL).

  1. Sukamto, anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKB yang duduk di DPR RI dari Daerah Pemilihan DIY ini mengajak untuk menyikapi stunting bukan sebagai sebuah stigma yang memalukan sampai harus menolak intervensi karena merasa direndahkan oleh stempel atau stigmatisasi stunting. 

Mantan anggota Polri berusia 78 tahun ini menceritakan pengalamannya berjumpa teman lama yang merawat anaknya. Karena tumbuh kembangnya terganggu, maka tidak hanya badannya pendek namun juga perkembangan mental anak tersebut terganggu. 

“Anak tersebut sudah beranjak dewasa nanum tidak bisa mandiri secara mental emosional,” ujar Sukamto. n 

Penulis: FX Danarto SY

Editor: Santjojo Rahardjo 

Tanggal Rilis: Jumat, 17

November 2023

Media Center BKKBN

mediacenter@bkkbn.go.id

0812-3888-8840

Jl. Permata nomor 1

Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Tentang BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009  tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.