BANDA ACEH, BKKBN – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)  bekerjasama dengan Unicef melaksanakan Assemen Implementasi Layanan Bina Keluarga Balita (BKB) untuk menyusun Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku di Kelas Pengasuhan di dua desa di Kota Banda Aceh. 

Dua desa yang dilakukan assesmen yaitu Gampong Lamlagang, Kecamatan Banda Raya, dan Gampong Pande, Kecamatan Kutaraja. Focus Grup Discussion (FGD)  diadakan dan digelar dari 14 hingga 15 November 2023. Tujuanya untuk mengetahui komunikasi yang tepat dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. 

Turut hadir Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak (Balnak) BKKBN RI, dr. Irma Ardiana, MAPS;  Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Safrina Salim, SKM, M.Kes; Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Prof. Dr. Dra, Evi Martha, M.Kes.

Juga hadir Penata KKB Ahli Madya dan Penata KKB Ahli Muda Perwakilan BKKBN Aceh, Faridah, SE, MM dan dr. Mohd Jabari MSi; Penata KKB Ahli Muda BKKBN RI, Muslicha, S.Sos, MSi; Kabid P2KB P3AP2KB Kota Banda Aceh, Intan Indriani, SKM; Camat Banda Raya, Keuchik Lamlagang;dan kader BKB.

 

Strategi Komunikasi

Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Safrina Salim dalam sambutannya mengatakan, Assemen Implementasi Layanan Bina Keluarga Balita dilakukan untuk menyusun Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku di Kelas Pengasuhan. 

Bertujuan untuk memperoleh data terkait penyelenggaraan kelas pengasuhan BKB dari wilayah kawasan dengan kategori yang ditentukan . Termasuk  menganalisa hasil data dan mengidentifikasi variabel prioritas yang menjadi dasar acuan penyusunan rancangan strategi. 

“Saya berharap selesai dilakukan assasemen di Gampong Lamlagang dan Gampong Pande di Kota Banda Aceh, dapat diimplementasi strategi komunikasi perubahan perilaku di kelas pengasuhan,” ujar Kaper Safrina.  

“Nantinya,” lanjut Safrina, “diharapkan kader BKB kita dapat meningkatkan pelayanan wawasan kepada masyarakat bagaimana pola asuh di dalam keluarga yang memiliki balita dan anak.”

 

Penyelenggaraan kelas pengasuhan dalam percepatan penurunan stunting sesuai dengan Perpres Nomor 72 Tahun 2021. Dalam konteks ini, jelasnya, presentase desa dan atau kelurahan yang melaksanakan Kelas BKB tentang pengasuhan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)  meningkat 90 persen pada 2024. 

 

Menurutnya, kelas pengasuhan memiliki peran yang sangat menentukan dalam upaya percepatan penurunan stunting. Peran dan pelibatan orangtua dalam pengasuhan 1.000  HPK sangat penting untuk dilaksanakan melalui pemberian layanan pemenuhan kebutuhan esensial anak usia 0-23 bulan di BKB Holistik Integratif Unggulan (BKB HIU). 

 

“Orangtua akan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dari para kader BKB terlatih agar mampu menerapkan kelas pengasuhan yang berkesinambungan di rumah,” tuturnya.

 

BKB Holistik Integratif Unggulan  merupakan wujud nyata implementasi penyelenggaraan kelas pengasuhan orangtua yang dapat mendukung program percepatan penurunan stunting melalui program penyediaan data, seperti ibu hamil, keluarga yang memiliki anak usia 0-23 bulan, dan lainnya. 

 

Data ini terintegrasi dengan desa/kelurahan, tata kelola penyelenggaraan BKB HIU dan  layanan holistik integratif  yang berkesinambungan dan bermutu dalam menunjang proses penyelenggaran kelas pengasuhan baik di tingkat desa.

 

Terkait  program percepatan penurunan stunting, Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN, dr Irma Ardiana, menjelaskan  kader BKB harus memastikan seperti apa perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di dalam keluarga. 

 

Semua, lanjutnya, ada di dalam modul BKB Emas, modul masalah anak stunting.  Bagi keluarga dengan batuta dan balita yang hasil pengukuran dengan menggunakan antropometri dinyatakan stunting, BKB adalah program yang tepat untuk  pola asuh  dalam memberikan simulasi kepada keluarga karena BKB memastikan hak-hak anak terpenuhi. 

 

“Mulai hak sipil, pendidikan, kesehatan, dan hak mendapatkan kasih sayang,” kata dr. Irma, Selasa (14/11/2023), di Banda Aceh.

 

Kearifan lokal

 

Sementara Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Prof. Evi Martha, mengatakan banyak permasalahan yang melatar belakangi komunikasi kelas pengasuhan  ditemukan. 

 

Untuk membentuk komunikasi yang ideal antara kedua belah pihak, lanjutnya, komunikasi yang dibangun harus sesuai dengan budaya atau kearifan lokal Aceh. Karena setiap budaya memiliki komunikasi tersendiri. “Artinya, perlu pendekatan komunikasi kelas pengasuhan yang berbasis budaya,” ujarnya. 

 

Menurut Prof. Evi,  pemilihan Aceh sebagai assesmen terkait tingginya kasus stunting dan juga merupakan salah satuh provinsi lokus stunting di Indonesia. Assesmen Implementasi Layanan BKB  juga digelar di Jawa Timur. 

 

Penulis: Yora Munira

Editor : Santjojo Rahardjo

 

Tanggal Rilis: Rabu, 15

November 2023

 

Media Center BKKBN

mediacenter@bkkbn.go.id

0812-3888-8840

Jl. Permata nomor 1

Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

 

Tentang BKKBN

 

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009  tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

 

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.