SERANG—Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meluncurkan 4 inovasi terkait program kependudukan dan percepatan penurunan stunting.
Keempat inovasi program yakni Mobil Cinta Keluarga Peduli Stunting (Mocuga Penting), Tim Pendamping Keluarga (TPK) Super Hebat, Satyagatra Terintegrasi, dan New Morena diluncurkan di Desa Sangiang Tanjung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, pada Selasa (07/11/2023).
Deputi bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (Adpin) BKKBN Sukaryo Teguh Santoso dalam peluncuran itu mengatakan Indonesia saat ini dihadapkan pada tantangan yang dahsyat yakni usia penduduk yang semakin menua dan prevalensi stunting yang berpengaruh besar terhadap kualitas sumber daya manusia.
“Kalau sudah di atas 10 persen (penduduk usia tua) maka Indonesia dihadapkan pada situasi yang sama seperti negara maju. Jumlah kaum muda yang produktif berkurang dan jumlah penduduk usia tua yang terus bertambah. Tantangan berikutnya adalah prevalensi stunting, di mana saat ini seperlima (21,6 persen) bayi menderita stunting yang berdampak kepada kualitas sumber daya manusia,” kata Teguh.
Karena itu, Teguh menyebutkan peluncuran inovasi program terkait kependudukan dan percepatan penurunan stunting adalah sumbangan yang luar biasa.
“Empat inovasi ini adalah terobosan reformasi yang berdampak kepada masyarakat dalam mewujudkan SDM yang unggul dan berkualitas serta memiliki daya saing untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045,” ujar Teguh.
Peluncuran inovasi program yang disertai pemberian bantuan 200 kilogram telur bagi 100 keluarga berisiko stunting itu dihadiri Kepala Dinas DP3APKB Kabupaten Lebak Abdurrachman yang mewakili Pj Bupati Iwan Kurniawan, Ketua Dewan Pembina Apdesi Provinsi Banten Ade Sumardi, dan perwakilan dari Korem 064/Maulana Yusuf dan Polda Banten.
Kepala DP3AP2KB Kabupaten Lebak Abdurrachman saat membacakan sambutan Pj. Bupati Lebak mengatakan bangga Kabupaten Lebak dijadikan tuan rumah peluncuran inovasi program.
“Inovasi ini ada dampak, khususnya untuk Lebak dalam menurunksn stunting,” kata Abdurrachman.
Menurut dia, stunting turun berdasarkan SSGI. EEPGBM angka stunting jauh lebih rendah.
“Berdasarkan EEPGBM ada 15 anak yang stunting di kecamatan Karanganyar ini.
Sedangkan di Lebak ada tiga ribu lebih. Berdasafkan EEPGBM stunting hanya 3,4 persen. Ada by name by address,” kata Abdurrachman.
Sementara itu, empat inovasi pgogram itu dibuat oleh Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan BKKBN I Made Yudistira Dwipayama, Kepala Biro Keuangan dan Barang Milik Negara BKKBN Soetriningsih, Kepala Perwakilan BKKBN Banten Rusman Effendi, Direktur Bina Keluarga Lansia dan Rentan dr. Ni Luh Gede Sukardiasih.
Terkait intervensi di hulu, mencegah stunting merupakan prioritas.
Tidak populis karena dampaknya tidak kelihatan saat ini, tetapi nanti.
Kerja bersama, tidak bisa sendiri-sendiri. Manajemen dan dukungan anggaran diperlukan.
Cegah Stunting
Upaya cegah stunting maka peran TPK jadi penting. Dan hal itu diwujudkan dengan inovasi TPK Super Hebat yang digagas I Made Yudhistira.
Menurunkan stunting tidak hanya mengandalkan program bantuan tetapi juga edukasi dan pemahaman yang baik.
Dengan pemahaman yang baik maka keluarga bisa memberikan asupan gizi yang cukup.
Karena itu Rusman Effendi menggagas program Mobil Cinta Keluarga cegah stuntung (Mocuga Penting). Mobil Cinta Keluarga
Untuk mendukung ini semua maka pusat pelayanan keluarga Satyagatra Terintegrasi, digital pusat.
Aplikasi di android, bidan, psikolog, tokoh agama.
Aplikasi ini digagas dr. Ni Nuh.
Namun serapan masih di bawah 50 persen. Karena itu Soetriningsih mengatakan Morena BKKBN merupaksn
Dashboard akses informasi.
Penulis: Kristianto
Editor: Fimela A
Tanggal Rilis: Selasa, 7 November 2023
Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur
Tentang BKKBN
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.