SEMARANG, BKKBN — Plh. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Sekretaris Utama Drs. Tavip Agus Rayanto, M.Si menekankan pemanfaatan Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Hamil) untuk melakukan pencegahan terjadinya stunting baru.
Hal ini ia sampaikan pada Pencanangan Kesatuan Gerak PKK Bangga Kencana Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, di Kabupaten Pati, Senin (06/11/2023).
“Izin untuk penangangan stunting ke depan, kita harus sudah melakukan pendekatan mikro. ‘By name by address’. Karena kita punya datanya di Elsimil. Ada semua data nya di situ,” kata Tavip.
Penanganan stunting dari hulu ke hilir, menurutnya, akan menjadi hal yang efektif dalam menekan terjadinya stunting baru. Yang mana hal itu akan sangat berdampak pada percepatan penurunan stunting secara keseluruhan, mengingat target 14 persen pada 2024 tersisa beberapa minggu saja.
Ia mengajak seluruh lini masyarakat untuk mengoptimalkan seluruh ‘tools’ yang saat ini dimiliki, termasuk Elsimil.
Melalui data “by name by address“ yang tersedia di Elsimil, memudahkan proses intervensi karena bantuan akan tepat sasaran diberikan.
Termasuk pemetaan calon pengantin, ibu hamil ataupun mereka yang sedang menunda kehamilan bisa dipetakan.
“Saya kira kalau kita fokuskan di situ, maka energi kita akan lebih produktif, anggaran juga lebih tepat sasaran,” paparnya.
Lebih lanjut, Tavip mengingatkan kembali kondisi stunting saat ini secara nasional. Dengan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022, diketahui prevalensi stunting nasional berada di angka 21,6 persen. Ia meyakini bahwa di tahun 2023 akan mengalami penurunan yang signifikan.
Bukan spekulasi saja, tapi berdasarkan proses yang telah dilakukan. Dengan adanya anggaran khusus untuk stunting, adanya Tim Pendamping Keluarga (TPK) di masyarakat, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) di setiap daerah, termasuk aktifnya peran PKK di masyarakat, Tavip yakin di tahun ini penurunan stunting akan signifikan, dan 14 persen pada 2024 bisa terwujud.
“Saya yakin komitmen pimpinan kepala daerah akan menekan angka stunting, dan turun 14 persen tahun 2024 bisa kita wujudkan,” tegasnya.
Pencanangan Kesatuan Gerak PKK Bangga Kencana Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, yang berlangsung di Pendopo Kabupaten Pati, menghadirkan lebih dari 800 undangan. Termasuk di dalamnya adalah perwakilan TP PKK dari 35 kabupaten/kota se Jawa Tengah.
Secara simbolis pencanangan dilakukan dengan memukul kentongan bersama-sama. Diawali oleh Pj Ketua TP PKK Provinsi Jawa Tengah Shinta Nana Sudjana, diikuti seluruh peserta kegiatan tersebut.
Pj Gubernur Jawa Tengah, Drs. Nana Sudjana A.S, M.M mengapresiasi upaya dan kinerja kader PKK di setiap kabupaten/kota yang telah berupaya maksimal dalam menjalankan tugasnya. Kolaborasi kepala daerah yang didukung oleh PKK menjadikan percepatan
penurunan stunting lebih cepat dan tepat.
Begitupun TNI, Polri, dan Pemerintah Kabupaten/Kota, Nana mengajak agar kolaborasi dan gotong royong bersama masyarakat bisa terus dilakukan.
“Nantinya saya akan intervensi bupati walikota untuk bisa bersama-sama komitmen menurunkan stunting. Termasuk TNI Polri harus bekerja sama. Kita harapkan di 2023 adanya penurunan, namun kita tetap antisipasi adanya kenaikan karena target kita 2024 adalah 14 persen,” papar Pj Gubernur Jawa Tengah.
Nana meyakini jika selama ada kemauan, percepatan penurunan stunting dengan target saat ini bisa dicapai. Ia mencontohkan Kota Semarang yang pada tahun 2021 angka prevalensi stuntingnya 21,3 persen mengalami penurunan menjadi 10,4 persen pada 2022.
Melihat hal tersebut, sebagai Pj Gubernur Jawa Tengah Nana mengingatkan kembali pentingnya mengoptimalkan fasilitas – fasiltas yang tersedia. Baik itu sumber daya, maupun anggaran yang telah disediakan agar segera diserap, dan kembali ke masyarakat.
“Realisasi BOKB baru 64% masih banyak dana yang belum dimanfaatkan padahal waktu tinggal 1,5 bulan, saya minta betul betul dimanfaatkan,” kata Nana.
Sinergi lintas sektor menjadi ajakan yang diserukan oleh Pj Gubernur Jawa Tengah. Begitupun fasilitas dan sumber daya manusia dari para kader harus terus ditingkatkan. “Pastikan seluruh posyandu aktif, memiliki alat ukur antropometri dan USG, supaya balita rutin melakukan penimbangan pengukuran ke Posyandu,” jelas Nana.
Pada pencanangan gerak PKK di Kabupaten Pati, dilakukan pula pemberian bantuan oleh Bank Jateng senilai Rp 200 juta untuk penanganan stunting di Kabupaten Pati. Pemberian makanan tambahan bagi keluarga, ataupun balita yang memiliki risiko stunting. Tidak lupa, gelaran produk UPPKA menjadikan kegiatan ini lebih semarak, dan mengundang masa lebih banyak dari biasanya. n
Penulis : Dadang
Editor: Santjojo Rahardjo
Tanggal Rilis: Selasa, 7 November 2023
Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur
Tentang BKKBN
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.