Siaran Pers BKKBN
Nomor : 1268/M.C/X/2023

Dorong Warga Punya Lebih Banyak Anak, Negeri Pahang Pelajari Program Bangga Kencana Di DIY

YOGYAKARTA, BKKBN — Angka kelahiran di Malaysia mencapai yang terendah dalam 50 tahun terakhir. Tahun 2022 angka kelahiran atau Total Fertility Rate (TFR) negeri itu 1,6, turun dari tahun sebelumnya 1,7. Itu artinya setiap wanita usia subur rata-rata memiliki anak 1,6 orang atau kurang dari dua.

Pemerintah Malaysia saat ini berusaha mendorong warganya untuk punya lebih banyak anak agar pertumbuhan penduduk tidak minus dan kebutuhan tenaga produktif terpenuhi. Negara Bagian Pahang dengan program Pahang Pride Kids bahkan memberikan insentif sebesar RM300 atau setara satu rupiah bagi setiap kelahiran bayi di wilayahnya.

Hal tersebut terungkap dalam sambutan Dato’ Sabariah binti Saidan, Pejabat Exco Kebajikan Masyarakat, Pembangunan Wanita, dan Keluarga Negeri Pahang saat mengantarkan kunjungan
Lembaga Penduduk dan Pembangunan Keluarga Negara (LPPKN) Negeri Pahang ke Perwakilan BKKBN DIY, Sabtu (28/10/2023).

Tujuan lawatan ini untuk menguatkan hubungan baik yang telah terjalin selama ini antara LPPKN dengan BKKBN, dan saling tukar pengalaman serta mengetahui upaya BKKBN dalam mewujudkan keluarga yang harmonis dan sejahtera melalui program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana (Bangga Kencana).

Delegasi berjumlah 15 orang tersebut diterima Kepala Perwakilan BKKBN Dra. Andi Ritamariani beserta jajarannya di Ruang Kencana. DIY dipilih sebagai tujuan tukar pengalaman karena angka kelahiran di DIY sebesar 1,89 (Long Form SP2020) merupakan yang terendah kedua setelah DKI Jakarta, dinilai memiliki kemiripan dengan kondisi yang terjadi di Pahang dan negeri lain di Malaysia.

Andi Ritamariani menyambut tamu negeri serumpun ini dengan memaparkan strategi BKKBN DIY dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan ketahanan keluarga di wilayah kerjanya.

Ritamariani menyampaikan secara lengkap mulai dari upaya menyiapkan remaja merencanakan perkawinan, pengasuhan anak, remaja, dan lansia, sampai kepada penanganan stunting.

Dihadirkan pula perwakilan Penyuluh KB Nurwendah (PKB Bantul), Ketua Kelompok Bina Keluarga Remaja, pengurus PIK-R Kompak Yogyakarta, dan Kader Sekolah Orang Tua Hebat.

Dalam kesempatan dialog, Encik Jimbau Munggat yang mengetuai LPPKN Negeri Pahang menyampaikan ketertarikannya atas program bagi remaja, khususnya Program Genre yang melalui Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) mampu menghasilkan konselor sebaya dari kalangan remaja sendiri.

Mereka ingin tahu mengapa remaja bisa antusias menjadi anggota PIK-R dan menjadi konselor sebaya. Dari tanggapan pengurus PIK-R yang dilengkapi oleh Widyaiswara Mustikaningtyas, terungkap bahwa salah satu faktor antusiasme remaja berkegiatan dalam PIK-R adalah adanya pemilihan Duta Genre secara berjenjang sampai tingkat nasional tiap tahunnya. Duta Genre DIY telah beberapa kali menjadi yang terbaik satu sampai tiga tingkat nasional.

Anggota delegasi awalnya heran saat diinformasikan oleh Penyuluh KB Bantul Nurwendah bahwa peserta KB Pria yang menjalani vasektomi untuk mencegah punya anak lagi justru diberi reward satu juta rupiah oleh Pemerintah Kabupaten Bantul. Sementara Negeri Pahang memberikan insentif sejumlah yang sama (RM300) bagi setiap kelahiran di Pahang.

Vasektomi memang sangat kecil yang memilih menggunakannya, dan BKKBN mempromosikannya lebih kepada tujuan untuk menghindarkan kehamilan yang tidak diinginkan yang bisa membahayakan kesehatan ibu jika usianya sudah terlalu tua sekaligus potensial melahirkan anak stunting.

Karena sifatnya merupakan kontrasepsi permanen, maka syarat vasektomi cukup ketat, yaitu anak minimal dua dan sudah besar (tidak boleh dilakukan terhadap pria yang bersama pasangannya masih memiliki Balita), serta disetujui bersama pasangan suami istri. n

Penulis: FX Danarto SY
Editor : Santjojo Rahardjo

Tanggal Rilis: Minggu, 29 Oktober 2023

Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Tentang BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.