SIARAN PERS BKKBN
Nomor: 1256/M.C/X/2023
Kepala BKKBN Paparkan Strategi Turunkan Stunting kepada Lurah dan Kepala Desa
JAKARTA, BKKBN— Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.O.G (K) memaparkan strategi percepatan penurunan stunting kepada para lurah dan kepala desa
Paparan strategi tersebut disampaikan Dokter Hasto dalam Webinar Praktik Baik Desa/Kelurahan Bebas Stunting (De’Best) pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Seri 6 yang diselenggarakan secara virtual dan ditayangkan Live melalui Youtube Channel @BKKBN Official, Selasa (24/10/2023).
“Kalau satu desa, katakan penduduknya 1.000 paling banyak yang hamil adalah 22. Sehingga per bulan bisa dilihat paling banyak 2 karena kalau 2 sebulan kalau setahun berarti 24, sehingga saya yakin kalo sebulan yang lahir 2 itu rata-rata yang nikah itu cuma 1 kalau penduduknya 1.000. Sementara Tim Pendamping Keluarga (TPK) membantu kepala desa ini ada tiga orang, ada satu bidan, satu PKK, satu Penyuluh KB. sehingga kalau penduduknya 1.000 pun itu masih terjangkau. Jumlah baduta itu hanya 2 saja, jumlah balita sekitar 110 sehingga kalau yg stunting 20% kira kira 20 balita. Begitu juga kalau penduduknya 2000 tinggal di kalikan 2 saja,” kata Dokter Hasto.
Menurut Dokter Hasto, keberhasilan percepatan penurunan stunting sangat tergantung dari langkah-langkah yang dilakukan aparatur desa.
“Sangat ditentukan oleh desa oleh karena itu saya mengimbau kepada seluruh desa tentunya bisa mengikuti program Bina Keluarga Balita (BKB) dan juga menghidupkan kembali posyandu yang tentu di dalamnya ada kegiatan BKB dan juga selalu menjalankan program secara holistik dan terintegrasi, inovasi inovasi yang ada itu sangat di butuhkan dan penting sekali, kita tau bahwa sebetulnya tugas kepala desa itu adalah mengurus warga menyejahterakan rakyat dan juga memperhatikan kualitas SDM,” ujar dr. Hasto.
Dokter Hasto berpesan agar komitmen-komitmen dibangun dari Pusat agar kepala desa, lurah semangat untuk melakukan kegiatan terbaik dalam rangka percepatan penurunan stunting.
“Kemudian juga bagaimana Air Susu Ibu (ASI) ekslusif harus di perhatikan betul pada balita terutama pada bayi umur 6 bulan dan juga makanan tambahan atau makanan pendamping asi dan tambahan makanan untuk ibu hamil itu hal hal yg penting yg harus di perhatikan,” jelas dr. Hasto.
Sementara itu anggota Komisi IX DPR RI Dr. Hj Kurniasih Mufidayati, M.Si mengatakan pentingnya membentuk desa bebas stunting.
“Kita melihat sebentar dan mengingatkan kembali juga kepada kita semua tujuan dari desa bebas stunting adalah mengharapkan adanya penurunan angka stunting secara signifikan karenanya peran dari kepala desa sungguh sangat penting dan sangat luar biasa,” kata Kurniasih.
“Penurunan angka stunting secara signifikan di setiap desa, maka akan melahirkan satu capaian prestasi penurunan angka stunting secara nasional, dan tentu saja ini perlu dukungan dari berbagai pihak dan kementerian kementerian ataupun badan lain karena memang penanganan angka stunting ini tidak hanya di lakukan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, tetapi BKKBN sebagai koordinator bisa mengkodinir semuanya secara baik karenanya inovasi-inovasi bisa di lakukan oleh seluruh kepala desa dalam pembangunan di desa dan kelurahan walaupun banyak tantangan dan tentu tidak mudah, tapi Insyaallah bisa,” ungkap Kurniasih.
Kurniasih menyampaikan bahwa memenuhi kebutuhan esensial adalah merupakan hal yg menjadi fitrah bagi kita semua, perlu di pastikan agar setiap keluarga yang memiliki baduta ini bisa memenuhi Hak Asasi manusia (HAM) tumbuh kembang anak-anak baduta yang ada dalam keluarga.
Inovasi Desa Bebas Stunting
Sementara itu hadir juga narasumber dari para Kepala Desa yang memaparkan inovasi-inovasi yang telah dilakukan di desanya masing-masing dalam upaya percepatan penurunan stunting.
Kepala Desa Voa’a, Yuniman Kantohe menjelaskan beberapa inovasi yang telah dilakukan di desanya Voa’a antara lain; AYAH JAGAI BUNDA (AJAIB) yang merupakan inovasi bagaimana seorang suami selalu siaga kepada istrinya, memberikan pendampingan pengasuhan mulai dari rumah menyiapkan susu, menyiapkan keperluan mandi, mengantarkan ke posyandu dan membawa ke puskesmas.
Inovasi selanjutnya adalah Kepala Dusun memberikan penyuluhan yang merupakan suatu pelaksanaan edukasi dilaksanakan oleh Kepala Dusun Desa Voa’a salah satunya adalah pelaksanaan sosialisasi 1000 HPK kerjasama dengan kader dan PLKB desa.
Kemudian inovasi Jumat pagi bersihkan lingkungan anda (JUMPA BERLIAN) merupakan upaya yang dilakukan oleh masyarakat desa Voa’a dalam membersihkan lingkungan.
Inovasi beri dua ribu cegah stunting (BERBUAT) adalah untuk mengumpulkan dana dari keikhlasan pemerintah desa dan pelaku usaha serta ASN, yang nantinya dana terkumpul akan digunakan (1) untuk mencegah ibu hamil (2) untuk mencegah bayi lahir stunting (3) untuk menambah biaya persalinan di luar tanggungan BPJS.
Inovasi lainnya adalah Mari Atasi Stunting dengan Pangan Lokal (MARI SMOKOL) kegiatan ini untuk memberdayakan dan melaksanakan edukasi kepada masyarakat untuk menggunakan atau mengkonsumsi pangan lokal, tujuannya untuk perbaikan gizi seimbang pada ibu hamil.
Narasumber selanjutnya adalah Kepala Kampung Mawokauw Jaya Edyson Rafra yang memaparkan beberapa inovasi yang telah dilakukan di wilayahnya Inovasi untuk pencegahan dan percepatan penurunan stunting (1) penguatan dan peningkatan kapasitas kader, (2) penyediaan sarana pendukung (3) pemberian makan tambahan dan vitamin (4) pemberian makanan tambahan.
Kemudian Kepala Desa Boitan, Dahlan Lambause yang memaparkan beberapa inovasi dalam upaya percepatan penurunan stunting di wilayahnya adalah (1) Mompotau stunting merupakan inovasi penurunan stunting melalui pengintegrasian program kegiatan perangkat daerah dengan melibatkan pemerintah desa; (2) Posyandu prakonsepsi; (3) Ayah/bunda asuh anak stunting; (4) Pergi subuh lewat posyandu pra konsepsi; (5) Ambulans dering ibu hamil; (6) Satu juta satu pekarangan bidang TPHP, perikanan, peternakan dan ketahanan, pangan; (7) JAMIL BERSAMA DWI (Jaringan Ibu Hamil Bersama Dasa Wisma). n
Penulis : Tri Wulandari Henny Astuti
Editor: Kristianto
Tanggal Rilis: Selasa, 24 Oktober 2023
Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur
Tentang BKKBN
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.