Siaran Pers BKKBN
Nomor : 1223/M.C/X/2023

Berantas Stunting Melalui Tokoh Agama dan Pesantren.

SEMARANG, BKKBN — Lapisan masyarakat beserta kelompoknya, masing masing memiliki karakter yang unik dan khas. Perlu pendekatan yang tepat, agar pesan bisa tersampaikan, sehingga energi dan usaha yang dilakukan tidak sia-sia.

Menyasar dunia pendidikan, pesantren menjadi salah satu yang patut dijadikan fokus dalam edukasi percepatan penurunan stunting.

KH. Nurul A’la, Lc, MSI, Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Roudlotus Saidiyyah, Kalialang, Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Melalui sambungan telepon mengungkapkan pentingnya mencegah stunting di pesantren.

Menurutnya, mengkonsumsi makanan bergizi sudah menjadi anjuran dari Allah swt, dan patut untuk dilaksanakan oleh pemeluk agama.

“Allah itu berfiiman, dan makanlah yang baik baik lagi halal. Karena sudah diberikan rezeki yang halal kepada kita. Ada di Qur’an Surat Al Mu’minun ayat 51,” ungkap Kyai yang sering disapa Gus A’la ini.

Pondok Pesantren Roudlotus Saidiyah dipimpin Kepala Pengasuh KH. M, Said Almasyhad, bersama Hj. Umfaizah Said. Selain Pendidikan Salaf, sekolah umum MI, SD, SMP, SMK, juga ada di sini. Maka, tepat saja jika edukasi pencegahan stunting dilakukan di pesantren tersebut.

Lebih lanjut Gus A’la memaparkan tentang adanya penyuluh yang datang memberikan edukasi ke pesantren, baik dari Puskesmas ataupun Penyuluh Keluarga Berencana.

Pihak pesantren juga berkesempatan mendapatkan undangan dari dinas terkait dalam hal sosialisasi percepatan penurunan stunting. Untuk kemudian dilakukan edukasi kepada santri, juga berdialog dengan para ustadz, yang akhirnya bisa disebar kembali kepada masyarakat sekitar pesantren.

“Sebagai tokoh masyarakat, tentu kita anjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang halallan toyyiban. Sesuai dengan firman Allah tadi itu, yang halal, yang baik. Yang berprotein, yang bisa memenuhi kebutuhan gizi, yang enak juga. Supaya dengan makan enak, tentunya ibadah kita juga akan lancar,” kata Gus A’la yang juga menjadi Wakil Katib Syuriyah PCNU Kota Semarang.

Menyikapi target presiden pada 2024 dengan angka prevalensi stunting 14 persen, Gus A’la mendukung hal tersebut. Di sisi lain, ia juga menekankan supaya program ini tidak hanya jadi slogan saja, namun bisa turun ke bawah baik berupa bantuan, ataupun edukasi yang saat ini tengah berlansgung.

“Sangat mendukung sekali, tetapi juga dalam penargetan ini perlu dukungan yang betul betul real. Kalau di pesantren ya jangan cuma memberikan edukasi dan target. Tapi juga dibantu untuk makanannya untuk santri santri. Jadi jangan diperintahkan saja. Biar target ini tidak jadi slogan saja,” pungka Gus A’la.

Ia juga berharap agar pesantren mendapatkan perhatian lebih dalam hal upaya peran percepatan penurunan stunting. n

Penulis : Dadang
Editor: Santjojo Rahardjo
Rilis : Sabtu, 14 Oktober 2023

Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Tentang BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.