SIARAN PERS BKKBN

Nomor: 1174/M.C/IX/2023

Optimalkan PIK-R untuk Pencegahan HIV-AIDS di Kalangan Remaja

SEMARANG, BKKBN – Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)  Jawa Tengah mengoptimalkan peran PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja) untuk mencegah terjadinya HIV-AIDS di kalangan remaja. 

Hal ini dilakukan melalui kegiatan Workshop Kesehatan Reproduksi bagi Remaja pada Pusat PIK-R tingkat Kabupaten Brebes, beberapa waktu lalu.

“HIV bisa hidup, utamanya virus HIV hidup di dalam cairan tubuh manusia, baik itu darah, sperma, cairan vagina, air liur. Namun cairan yang paling berpotensi menularkan yakni melalui darah dan cairan sperma, vagina,” ungkap dr. Vivi Yustianingsih M.Biomed, petugas di Puskesmas Bumiayu sekaligus aktivis peduli HIV-AIDS di wilayah Brebes.

Kepada 50 peserta perwakilan dari 12 SMA/SMK/MA di sekitar wilayah Brebes Selatan, ia menjelaskan pentingnya mengetahui dan memahami kesehatan reproduksi, dan agar terhindar dari HIV-AIDS akibat dari pergaulan bebas remaja.

Aktivis peduli HIV-AIDS ini mengungkapkan bahwa penderita HIV-AIDS di Kabupaten Brebes didominasi oleh kaum LGBT terutama gay/LSL. Hal ini disebabkan oleh cara mereka yang buruk dalam melakukan hubungan seks. 

Selain itu, penyebaran HIV juga banyak terdapat di jalur Pantura, karena di jalur tersebut banyak sopir-sopir truk dan WTS yang beroperasi.

Disamping dampak mengerikan dari HIV-AIDS, lantas tidak menjadikan untuk tidak peduli pada mereka yang terlanjur mengidap HIV-AIDS. Ia memberikan paparan perihal penanganan bagi mereka yang terinfeksi virus HIV, melalui rutin mengkonsumsi obat anti retro viral (ARV).

“Seseorang yang terinfeksi HIV tidak langsung akan terkena AIDS. Ada jangka waktu sekitar 5 sampai 10 tahun sebelum keadaan mereka menjadi AIDS. Jika rutin mengkonsumsi obat ARV secara teratur, AIDS akan terhindar sehingga kualitas hidup lebih baik,” kata aktivis tersebut.

Bahkan ia juga menjelaskan dengan penanganan yang tepat dan terpadu, seorang ibu yang terinfeksi HIV bisa melahirkan anak dengan normal apabila rutin mengkonsumsi ARV, dan status virus tersebut sudah undetect sebelum memulai program kehamilan.

Kegiatan yang berlangsung bergiliran di dua lokasi, yakni Aula SMAN 1 Bumiayu dan Aula SMAN 1 Brebes ini mengangkat materi tentang “Kebijakan BKKBN dalam Program PIK-R dan Manfaatnya bagi Remaja” yang disampaikan oleh Sekretaris Pokja Remaja, Sri Winarti, S.Pd, MAPS. 

Ia mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini seharusnya bisa menikmati bonus demografi, dikarenakan jumlah penduduk usia produktif lebih banyak daripada penduduk yang tidak produktif. Namun bonus demografi ini belum tentu bisa dirasakan Indonesia apabila tidak pandai dalam mengolah SDM, terutama generasi mudanya.

“Bergabung menjadi PIK-R, maka remaja diharapkan bisa mengenal dirinya sendiri sehingga bisa memaksimalkan potensi yang mereka miliki. Terkait dengan kesehatan reproduksi, di Brebes menurut survey, banyak remaja yang melakukan VCS (Video Chat Seks) di mana hal tersebut sangat membahayakan masa depannya,” kata Sri Winarti.

Sri Winarti juga menjelaskan pentingnya memilah pergaulan. Menurutnya, teman-teman sebaya atau komunitas akan sangat berpengaruh kepada remaja. Oleh karena itu diharapkan remaja bisa memilah dan memilih teman sebayanya. Dalam hal ini BKKBN memiliki Program GenRe (Generasi Berencana) yang menyiapkan remaja agar siap merencanakan kehidupan ke depan.

PIK-R dibutuhkan di kalangan remaja untuk menjadi “Ruang Curhat”. Karena berdasarkan SDKI 2017, teman sebaya merupakan orang yang paling nyaman untuk tempat curhat, nomor dua ditempati oleh ibu. Dengan adanya ruang curhat ini,  kesehatan remaja tidak hanya soal kesehatan reproduksi saja, namun kesehatan mental pun menjadi lebih terjaga.

“Dalam kelompok PIK-R dibutuhkan peran remaja sebagai Konselor Sebaya dan Pendidik Sebaya. Konselor remaja itu harus siap menerima curhat dari rekan-rekannya. Bila konselornya tidak siap atau ilmunya belum sampai, bisa ditanyakan solusinya ke Guru BP maupun Penyuluh KB atau pihak yang berkompeten untuk memberikan solusi,” papar Sri Winarti.

Kegiatan menjadi lebih aktif dengan sesi diskusi. Remaja turut aktif dan bertanya perihal bagaimana menyiapkan kehidupan yang lebih baik, terhindar dari kenakalan remaja yang sampai berakibat tertularnya virus HIV. 

Pada kesempatan tersebut Pembina PIK-R SMA 1 Bumiayu juga menjelaskan tentang profil PIK-R selolah tersebut, prestasi dan kegiatannya selama ini. Salah satunya dalam lomba PIK-R Tahun 2022, SMA 1 Bumiayu mendapatkan status juara Provinsi.

PIK-R bisa menjadi media edukasi dari teman sebaya, baik dalam penanganan kesehatan reproduksi remaja, maupun dalam rangka mencegah terjadinya Stunting. 

Edukasi dari teman sebaya dinilai efektif dan efisien, daripada harus terus berorientasi pada edukasi yang bersifat kolosal, ataupun melalui kegiatan  kegiatan besar dari lembaga pemerintah. n

Penulis: Dadang/Faisal

Editor: Santjojo Rahardjo

Hari, Tanggal Rilis: Senin, 2 Oktober 2023

Media Center BKKBN

mediacenter@bkkbn.go.id

0812-3888-8840

Jl. Permata nomor 1 

Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Tentang BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009  tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.