SIARAN PERS BKKBN
Nomor: 1188/M.C/IX/2023
Kepala BKKBN Optimistis Penurunan Stunting Capai Target 14 Persen pada 2024
JAKARTA—Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) optimistis upaya menurunkan stunting bisa mencapai target 14 persen pada 2024.
“Saya optimistis prevalensi stunting kita bisa mencapai 14 persen di tahun 2024,” kata Dokter Hasto pada Rapat Koordinasi Teknis Percepatan Penurunan Stunting yang dilaksanakan di Kemayoran, Jakarta, Kamis (5/10/23).
“Untuk akhir tahun 2023 ini target prevalensi stunting, harapannya itu mencapai 17,8 perseb. Prevalensi stunting hari ini angkanya di 21,6,” tambah Dokter Hasto.
Menurut Dokter Hasto, optimisme ini berangkat dari data stunting yang terus menurun sejak 2013 hingga 2023.
Berdasarkan data Riskesdas dari tahun 2013-2018 rata-rata penurunan stunting sebesar 1,3 per tahun per tahun.
Data SSGBI, prevalensi stunting 2019 juga mengalami penurunan sebesar 1,3 persen.
Menurut SSGI, tahun 2021-2022 penurunan prevalensi stunting menurun hingga 2,8.peraen pertahun.
Dan untuk mencapai 14.persen dibutuhkan penurunan sebesar 3,8 persen per tahun.
Dokter Hasto mengatakan hal teraebut tidak mustahil.
“Dua tahun terakhir di masa pandemi tahun 2020-2021 prevalensi stunting kita turun 1,65% dan 2021-2022 turun 2,8% padahal waktu itu Perpres 72 Tahun 2021 belum dilaksanakan dengan baik dan konsekuen, belum disempurnakan dengan RAN Pasti (Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting), pilar-pilar dan lain sebagainya, itu belum sempurna,” ujar Dokter Hasto.
Sedangkan pada 2023 ini, Dokter Hasto mengatakan pergerakannya massive, komitmen yang digerakan Wakil Presiden, Menko PMK dengan mengadakan roadshow yang luar biasa dan lain sebagainya.
Lebih jauh Dokter Hasto mengatakan untuk mencapai target tersebut dibutuhkan fokus konvergensi dengan dana desa sebesar10 persen, dana kelurahan, PKH untuk pembelian program makanan tambahan lokal, dukungan lintas sektor untuk penguatan pengisian Elsimil dan Siga/Pendataan Keluarga juga penambahan Provinsi Prioritas menjad 17 Provinsi.
Dokter Hasto menjelaskan beberapa provinsi masih ada masalah, meski angka secara nasional turun tetapi beberapa provinsi memiliki kenaikan seperti di NTT, Kalimantan Timur, Papua,
“Provinsi-provinsi ini digenjot betul percepatan penurunan stunting dan dijadikan provinsi prioritas,” tegasnya.
Sementara itu Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Setwapres, DR. Ir. Suprayoga Hadi, MSP mengatakan ada penambahan prioritas provinsi dalam.upaya percepatan penurunan stunting.
“Tujuh provinsi dengan prevalensi stunting tinggi seperti Aceh, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara, ditambah lima provinsi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa timur, Banten dan Sumatera Utara, itu 12 provinsi. Nanti kita rencanakan tambah ini ada empat usulan dari Kemenko PMK, yaitu Papua, Papua Barat, Sumatera Barat, Kalimantan Timur dan satu lagi Sulawesi Selatan sebagai provinsi luar Jawa terbesar setelah Sumatera Utara, jadi pasien nambah bukan 12 jadi mungkin sekitar 17, nanti akan dilaporkan tim pelaksana kepada pengarah besok di Rakornas yang akan dihadiri Bapak Wakil Presiden,” kata Suprayoga Hadi. n
Penulis : Fatimah
Editor: Kristianto
Tanggal Rilis: Kamis, 5 Oktober 2023
Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur
Tentang BKKBN
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.