SIARAN PERS BKKBN

Nomor : 1173/M.C/X/2023

Belajar dari Praktik Baik Audit Kasus Stunting yang Kompleks di Kabupaten Solok dan Kabupaten Kendal

JAKARTA, BKKBN — Kabupaten Solok di Provinsi Sumatera Barat dan Kabupaten Kendal di Provinsi Jawa Tengah berbagi praktik baik Audit Kasus Stunting (AKS) yang terbukti berhasil meningkatkan kondisi kesehatan balita stunting dan ibu hamil dengan kasus kompleks pada acara Praktik Baik Audit Kasus Stunting Indonesia (Petik Aksi) III Tahun 2023 secara daring, Senin (02/09/2023).

Berdasarkan data SSGI tahun 2022 Kabupaten Solok mampu menurunkan stunting dari 40,1% pada 2021 menjadi 24,2% pada 2022. Sedangkan Kabupaten Kendal berhasil menurunkan stunting dari 21,3% pada 2021 menjadi 17,5% pada 2022.

“Praktik baik audit kasus stunting memberikan pembelajaran bagi kita semua bahwa salah satu upaya untuk menurunkan angka stunting adalah dengan memutus mata rantai, faktor risiko terjadinya stunting. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan identifikasi, risiko dan faktor risiko terjadinya stunting agar kasus serupa tidak berulang,” kata Kepala BKKBN Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) pada sambutannya yang dalam hal ini diwakili oleh Deputi KSPK BKKBN RI, Nopian Andusti SE, MT pada acara tersebut.

Program Manager Sekretariat Pelaksana PPS Pusat, DR. Dr. Lucy Widasari, M. Si juga menekankan hal yang sama. 

“Ini (Audit Kasus Stunting) adalah upaya pembelajaran identifikasi risiko dan penyebab risiko yang ada di masyarakat mulai dari upaya deteksi dini apakah itu melalui surveillance, pre-screening dan screening, diagnosis dini dan rekomendasi atau tatalaksana sehingga dapat memberikan dampak yang terbaik bagi auditee (sasaran),” Lucy.

Salah satu kasus ibu hamil yang berusia sangat muda yaitu 19 tahun di Solok dengan kondisi menikah siri, anemia, kurang gizi, perokok pasif dan psikologis sering menangis dan pingsan. Dikarenakan belum memiliki buku nikah menyebabkan ia tidak bisa membuat kartu keluarga dan BPJS. 

“Intervensi yang dilakukan dengan melibatkan berbagai sektor diantaranya pengurusan Isbat Nikah oleh Pengadilan Agama, pengurusan dokumen pernikahan di KUA,  dokumen Kependudukan dan Keluarga Sasaran oleh Disdukcapil, pemberian makanan tambahan oleh Baznas, inovasi Galeh Santiang (Gerakan Keluarga Hebat atasi Stunting) oleh DP2KBP3A, pengusulan DTKS-BPJS oleh Dinsos dan inovasi KASARO yaitu barter sampah dengan kebutuhan pokok untuk keluarga stunting,” sebut Kepala DPPKB P3A Kabupaten Solok dr. Maryati Marwazi, MARS pada paparannya.

Setelah adanya intervensi tersebut maka kenaikan kondisi kesehatan ibu berhasil ditingkatkan. 

Pada Mei 2023 Hb ibu tersebut 8,8 meningkat menjadi 11,3 pada September 2023. Kasus lainnya yang ditemukan di Solok yang ditemukan dalam Audit Kasus Stunting yaitu bayi yang lahir prematur dengan berat badan 1,8 kg karena ibu yang melahirkannya Kekurangan Energi Kronis dan anemia. 

Intervensi yang dilakukan hampir sama dengan kasus sebelumnya dan ditambah pemantauan dan pendampingan secara berkala oleh tim pakar AKS dan dokter spesialis anak serta pendampingan oleh Tim Pendamping Keluarga dalam KIE kepada ibu untuk melakukan perawatan metode kangguru (PMK) untuk penstabilan suhu.

Bupati Solok H. Epyardi Asda. M. mengatakan walaupun Kabupaten Solok adalah daerah nomor tiga termiskin di Sumatera Barat, tetapi berkat kebijakan yang diimplementasikan bersama seluruh sektor tapi mampu menurunkan angka stunting. Pihaknya juga menyadari bahwa gizi buruk disebabkan oleh rendahnya ekonomi keluarga. 

“Kalau ekonomi sudah bagus, infrastruktur untuk sanitasi dan air bersihnya bagus, dan kesadaran masyarakat juga meningkat, kami yakin panting insyaAllah akan habis di muka bumi ini, khususnya di kabupaten Solok yang kita cintai. Itulah secara singkat apa yang kami lakukan di kabupaten Solok. Tetapi secara friendship melalui 3 tadi, 3 poin yang kami lakukan untuk melakukan penurunan stunting di kabupaten Solok yang kami cintai,” kata Epyardi.

Intervensi Joko Ting Ting

Sementara itu di Kabupaten Kendal hasil Audit Kasus Stunting oleh tim pakar menetapkan sasaran sebanyak 20 baduta dan 6 ibu hamil. Terdapat 2 kasus kompleks yang penyelesaiannya dapat dijadikan praktik baik. 

“Kasus pertama adalah anak stunting dengan ayah meninggal karena TBC setelah di screening hasil mantoux test positif dan score TB>6 pada Juni 2023. Pemberian obat TB dilakukan secara teratur, pola asuh yang benar, imunisasi, edukasi gizi, pemeriksaan rutin di posyandu, dan perilaku hidup bersih dan sehat dalam rumah tangga. Kenaikan berat badan dan tinggi badan secara signifikan dari 5,9 kg /62 cm pada April 2023 menjadi 8kg/69cm di September 2023,” terang Koordinator Tim Pakar AKS Kabupaten Kendal Yulia Susanti, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.Kom. dalam paparannya.

Kasus selanjutnya yang dipaparkan yaitu baduta yang diasuh oleh ibu dan nenek. Dalam pembahasan AKS, Ibu baduta tersebut memiliki disabilitas intelektual, kemudian sejak usia 6 bulan hingga 14 bulan hanya diberi minum susu dan tidak diberikan MPASI dengan alasan anak muntah bila diberi MPASI. 

Intervensi yang dilakukan kepada baduta tersebut dilakukan melalui inovasi Joko Ting-Ting” (Jogo Tonggo Kasus Stunting yaitu pendampingan pengasuhan tetangga secara bergantian terhadap anak dengan kasus stunting yang tidak bisa diasuh oleh orang tua/keluarga. Kemudian penyisihan 1 porsi masakan rumahan lengkap siap saji selama 90 hari tanpa putus yang disalurkan melalui TPK desa program Bapak/Ibu Asuh Anak Stunting (BAAS). 

Setelah 90 hari baduta tersebut berhasil lolos stunting dengan berat badan naik dan tinggi badan meningkat dari 7,4 kg/72.1 cm menjadi 9kg/78,3cm.

Beberapa inovasi penanganan stunting yang telah dipasarkan di Kabupaten Kendal dijelaskan dengan gamblang oleh Bupati Kendal Dico Mahtado Ganinduto, B.Sc yang dalam acara ini diwakili oleh Kepala DP2KBP2PA Albertus Hendri Setyawan. Yang pertama akselerasi dan penguatan program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting.

“Kemudian ada inovasi yaitu sepunting, sedekah bulanan untuk penanganan stunting yang mana setiap bulan sedekah-sedekah ini kita himpun, kemudian kita salurkan khususnya kepada sasaran audit kasus stunting berupa bantuan makanan. Kemudian juga ada pemberian bantuan beras profit dari BKKBN, kelihatan sama dengan Bulog untuk keluarga dengan satu stunting. Kemudian juga ada program inovasi stunting, kelas balita stunting. Di sini kegiatannya adalah pemberian edukasi, penimbangan ulang kasus stunting, serta pemberian PMT bagi balita stunting.”

Kemudian juga ada inovasi program Joko Ting Ting yang merupakan akronim dari Joko Tonggo Kasus Stunting. Kita mengadopsi program Joko Tonggo Pandemi Covid-19 yang mana sasaran dari audit kasus stunting ini ada yang perlu didampingi, tutupnya. n

Penulis: Rizky Fauzia

Editor: Kristianto

Tanggal Rilis: Senin, 2 Oktober 2023

Media Center BKKBN

mediacenter@bkkbn.go.id

0812-3888-8840

Jl. Permata nomor 1

Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Tentang BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009  tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.