SIARAN PERS BKKBN

No. 1152/M.C/IX/2023

BKKBN Integrasikan Program Percepatan Penurunan Stunting di Kampung KB

JAKARTA—Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengintegrasikan program percepatan penurunan stunting di Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB). Program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat), Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS), dan pendampingan keluarga berisiko stunting oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) dari BKKBN diintegrasikan dengan program desa/kelurahan. 

Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto, S.Si, M.Eng saat membuka Kegiatan Diseminasi Studi Kasus Praktik Baik Percepatan Penurunan Stunting di Kampung KB secara virtual. Kegiatan ini diselenggarakan secara hybrid di Jakarta melalui zoom dan Live Streaming di Youtube Channel @BKKBN Official, pada Selasa (26/09/2023). 

Boni mengatakan intervensi gizi terhadap anak-anak stunting atau yang berisiko stunting memberikan dampak yang cukup cepat terhadap upaya penurunan stunting. 

“Karena itu adanya kegiatan penulisan studi kasus dan policy brief terkait Praktik Baik PPS dapat memberikan gambaran bagaimana praktek baik dan inovasi intervensi gizi sensitif dan gizi spesifik program stunting di Kampung Keluarga Berkualitas pada sasaran program, sehingga bisa dijadikan model Intervensi yang bisa diterapkan di Kampung Keluarga Berkualitas lainnya di Indonesia,” kata Boni.

“Bapak Presiden melihat yang Pertama, Kampung KB yang dicanangkan oleh Pak Presiden itu sudah berhasil. Kita sama-sama tahu data dari long form sensus penduduk. Total Fertility Rate kita di angka 2,18 persen artinya bahwa rata-rata ibu melahirkan 2-3 anak. Artinya pengendalian penduduk yang dikaitkan dengan program keluarga berencana sudah berhasil,” tambah Boni.

Menurut Boni, jumlah Kampung KB sudah semakin meningkat . “Memang baru separuhnya (dari 85 ribu desa/kelurhan) yang menjadi kampung KB. Tapi kalau kita mengacu kepada kesejahteraan rakyat maka program ini salah satunya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat juga, melalui peningkatan SDM di keluarga yang lebih berkualitas,” jelas Boni.

Boni mengatakan salah satu indikator yang menjadi kunci keberhasilan kampung KB yakni angka stunting yang rendah atau tidak ada anak stunting di desa itu. 

“Di sini kita mencoba melihat kampung KB ini kalau memang sudah berjalan dengan baik dan lancar maka ada unsur kolaborasi dari semua pihak. Tapi kolaborasi pentahelix ini terjadi di kampung KB, dimana yang menjalankan masyarakatnya, yang juga menjadi bagian penting”, tutup Boni.

Pada acara yang sama, Direktur Analisis Dampak Kependudukan BKKBN Dr. Faharuddin, SST., M.Si. menyampaikan Intervensi gizi spesifik yang dilakukan secara bersamaan dengan intervensi sensitif itu akan membuat percepatan penurunan stunting itu terjadi lebih cepat dan juga lebih permanen.

“Perubahan perilaku masyarakat juga merupakan kunci penurunan stunting yang lebih permanen, berdasarkan penelitian perilaku masyarakat sangat mendukung terjadinya percepatan penurunan stunting di Kampung KB,” jelas Faharuddin. n

Penulis : Tri Wulandari Henny Astuti

Editor: Kristianto

Tanggal Rilis  Selasa, 26 September 2023

Media Center BKKBN

mediacenter@bkkbn.go.id

0812-3888-8840

Jl. Permata nomor 1

Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Tentang BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009  tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.