SIARAN PERS BKKBN

Nomor : 1142/M.C/IX/2023-AP

Duet Rahmad Handoyo dan Eka Promosikan Stunting di Daerah

SEMARANG, BKKBN – Tak ada henti dan lelahnya BKKBN beserta mitra untuk terus mempromosikan percepatan penurunan stunting di Indonesia. Jawa Tengah dengan angka prevalensi stunting 20.8 persen terus berupaya menyeru dan melakukan tindakan langsung di lapangan agar kasus stunting semakin menurun dan mencapai target nasional 14 persen di tahun 2024.

Bermitra dengan anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo, Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah melakukan Promosi & KIE Percepatan Penurunan Stunting di tiga kabupaten dan satu kota, yakni Sukoharjo, Klaten, Boyolali, dan Solo.

“Stunting itu prinsipnya adalah gagal pertumbuhan. Padahal masa depan bangsa ini adalah dari anak-anak saat ini. Kalau stunting, ya mau seperti apa masa depan bangsa kita nanti,” kata Rahmad Handoyo di Sukoharjo,  Minggu (03/09/2023).

Kepada ratusan peserta kegiatan tersebut Rahmad Handoyo menyampaikan penyebab dan juga dampak dari stunting. Sehingga mencegah maupun menangggulangi stunting adalah sebuah keharusan. 

Ia juga mengingatkan para orang tua agar  remaja putrinya  minum tablet tambah darah. Juga kepada mereka yang akan segera menikah, agar memperhatikan betul prakonsepsi nikah, bukan heboh ‘prewedding’nya saja.

“Jangan semangat kawin aja, tapi juga siap mental, ilmu tentang keluarga juga siap,” tegas Rahmad Handoyo.

Mencegah stunting dari hulu ke hilir, artinya sudah mempersiapkan dari masa remaja dengan pola hidup sehat. Begitupun tablet tambah darah untuk remaja perempuan. Memeriksakan kesehatan tiga bulan sebelum menikah, juga menjadi metode yang bisa dilakukan oleh calon pengantin dalam upaya mencegah terjadinya stunting.

Di lain kesempatan Rahmad Handoyo juga menekankan pentingnya asupan gizi yang optimal di masa 1000 hari pertama kehidupan, juga memeriksakan kandungan minimal enam kali selama masa kehamilan. 

“Di usia 1000 HPK itu harus bener-bener dirawat. Karena kalo sudah di atas 1000 hari, itu sulit. Sembuhnya sulit. Makanya ayo antisipasi, jangan sampe kena stunting,” kata anggota Komisi IX DPR RI ketika berkunjung ke Kota Solo, Sabtu (02/09/2023).

Stunting menjadi Program Perencanaan Nasional, dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo memberikan amanat melalui Peraturan Presiden Nomor: 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Dan BKKBN menjadi tombak pergerakan dalam pengentasan stunting tersebut.

Eka Sulistia Ediningsih, Kepala Perwakilan BKKBN  Jawa Tengah menyambut baik keseriusan dan komitmen Rahmad Handoyo dalam menekan angka stunting di Jawa Tengah. Menurutnya, ini adalah kerjasama yang harus dipertahankan, karena melalui kegiatan ini interaksi langsung dengan warga bisa terlaksana dengan baik dan tertib.

Bersama Rahmad Handoyo, Eka juga menekankan pentingnya ASI eksklusif, “Kampanye BKKBN dengan mengatur jarak mininmal dua tahun agar mendapatkan ASI ekslusif, harapannya ibu pasca salin dapat merencanakan kehamilan, dan fokus pada gizi anak. Sehingga risiko stunting bisa lebih dihindari,” kata Eka.

Kunci optimalisasi tumbuh kembang anak ada di masa kini. Kualitas otak anak bisa terbangun dengan nutrisi dari protein hewani, asam amino, dan stimulasi, seperti halnya kasih sayang. Keberlangsungan bangsa akan bergantung pada bagaimana merawat tumbuh kembang anak saat ini.

“Ayo menyiapkan calon ibu yang berkualitas, pastikan saat hamil minimal enam kali cek kesehatan, saat bersalin pastikan anak bayi lahir mendapatkan IMD (Inisiasi Menyusu Dini). Berikan ASI eksklusif selama enam bulan, dan jangan lupa untuk gunakan KB pasca persalinan,” ajak Eka.

Dalam upaya menangggulangi stunting, Rahmad Handoyo berpesan agar tidak terlalu berorientasi pada produk yang berharga mahal saja. Menurutnya, ada produk-produk lokal yang memiliki nilai gizi tinggi, dan mampu memberikan perbaikan gizi pada anak stunting.

“Penyebab stunting bisa terjadi mulai dari masa hamil, kurang gizi yang optimal. Padahal gizi ini tidak harus mahal, tapi dengan mengerti sumber gizi yang baik. Gunakan produk lokal, telur, tempe, tahu, lele,” kata Rahmad Handoyo.

Pemanfaatan produk lokal memang digalakkan juga oleh BKKBN, di antaranya dengan mengkonsumsi dua butir telur per hari, dan ikan lele. Produk lokal ini dinilai memiliki harga beli yang murah, dan sangat terjangkau untuk masyarakat. Pemberian tambahan makanan juga dilakukan BKKBN untuk ibu hamil maupun balita berisiko stunting, dengan satu dua di antaranya berisi telur dan ikan lele.

Rahmad Handoyo dan Eka terus bergerak melakukan penekanan untuk tidak terjadi lagi ‘new stunting, di daerah. Sehingga fokus mengentaskan stunting benar bisa berhasil, bukan untuk target 14 persen di tahun 2024 saja. Namun lebih dari itu, anak sehat cerdas bebas dari stunting menjadi ciri dari anak-anak Indonesia. n

Penulis: Dadang

Editor: Santjojo Rahardjo

Rilis : Minggu, 24 September 2023

Media Center BKKBN

mediacenter@bkkbn.go.id

0812-3888-8840

Jl. Permata nomor 1 

Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Tentang BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009  tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.