SIARAN PERS BKKBN

Nomor:  1086/M.C/IX/2023

Potensial Tangani Stunting, BKKBN Ikut Galakkan Kampanye Makan Ikan

JAKARTA, BKKBN – Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar. Salah satunya di bidang kelautan, dengan potensi hasil perikanan yang melimpah. Sektor tersebut dituntut untuk mampu memecahkan masalah utama bangsa, seperti pengangguran, kemiskinan, gizi buruk, termasuk  penanganan stunting.

Kampanye gemar makan ikan sebagai upaya percepatan penurunan stunting turut digalakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Menurut data Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), terdapat tujuh provinsi yang masih berada di bawah angka konsumsi gemar makan ikan nasional, yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, NTT, Kalimantan Barat, dan NTB. Provinsi-provinsi  tersebut memiliki potensi kelautan dan perikanan.

“Jadi, di daerah pesisir dan perbatasan, ikan itu banyak. Itu yang didorong, di samping juga ada ikan daratan seperti lele, lele murah dan mudah didapat”, ujar drg. Widwiono, M.Kes, Penyuluh KB Ahli Utama yang hadir mewakili Kepala BKKBN dalam Seminar Nasional dengan Tema “Pesisir Tangguh untuk Indonesia Maju” yang diselenggarakan Kemenko PMK, Rabu (13/9/2023).

Dirinya menyebutkan untuk menurunkan angka stunting, disamping memanfaatkan makanan pokok lokal, BKKBN juga mengutamakan protein hewani, seperti telur dan ikan. “Anak umur 2-5 tahun baiknya ditambahkan dua telur. Alangkah baiknya jika masyarakat di daerah pesisir atau laut mengonsumsi sepotong ikan,” ujarnya.

Widwiono mengatakan bahwa asupan protein hewani tersebut penting untuk dipenuhi pada anak mulai dari enam  sampai 24 bulan.

“Di daerah pesisir banyak ikan. Kalau bisa konsumsi satu ekor ikan itu malah lebih bagus banget,” ucap Widwiono. Ia optimis apabila masyarakat  membiasakan diri untuk mengonsumsi ikan, akan berdampak sangat besar bagi penurunan angka stunting.

Lebih lanjut, ia berharap dengan digalakannya kampanye gemar makan ikan, angka stunting 14 persen di tahun 2024 nanti akan sukses dicapai. “BKKBN terus menggenjot sosialisasi perubahan perilaku dan aksi nyata di daerah. Jika hal ini bisa digencarkan, stunting bisa turun,” pungkasnya.

Dalam seminar tersebut, hadir narasumber Dr. (HC) Susi Pudjiastuti, Menteri Perikanan 2014-2019, yang mengatakan pemerintah harus memberikan kesejahteraan untuk para nelayan. Susi yakin jika nelayan sejahtera (ada bantuan modal usaha), maka masyarakat di sekitar pesisir tidak lagi kekurangan ikan yang merupakan sumber utama protein untuk menurunkan angka stunting.

Susi menilai ikan di perairan Indonesia lebih banyak dijual ke negara lain, dibanding dikonsumsi  masyarakatnya sendiri, khususnya masyarakat pesisir. Hal ini disebabkan masih tidak sejahteranya taraf hidup nelayan di tanah air. Sehingga mereka lebih memilih untuk menjual hasil tangkapannya dibandingkan dikonsumsi sendiri. n

Penulis: Fitri Aminatul Azizah

Editor: Santjojo Rahardjo

Hari, Tanggal Rilis: Rabu, 13-09-2023

Media Center BKKBN

mediacenter@bkkbn.go.id

0812-3888-8840

Jl. Permata nomor 1 

Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Tentang BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009  tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.