Siaran Pers BKKBN

Nomor : 1074/M.C/IX/2023

Siap Jadi Pilot Project Percepatan Penurunan Stunting, Lebak Turunkan 1.500 Kader TPK DI Apel Siaga TPK Bergerak

SERANG, BKKBN — Pemerintah Provinsi Banten mencatatkan prestasi  dalam program percepatan penurunan stunting, di mana angkanya berada di bawah angka stunting nasional 21,6 persen. 

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting Banten turun 4,5 persen, dari 24,5 persen di  2021  menjadi 20 persen di 2022.

 Sementara berdasarkan  hasil penimbangan bulan Februari 2023, dengan sasaran 919.680 anak dan jumlah yang diukur  809.483 anak, terdapat jumlah anak stunting sebanyak 28.770 anak atau 3,6 persen. 

Data tersebut berdasarkan  Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi berbasis Masyarakat (E-PPGBM) dengan cakupan penimbangan sebanyak 88 persen. 

Pemerintah Indonesia menargetkan penurunan prevalensi stunting 14 persen di tahun 2024. Maka, untuk mencapai target tersebut diperlukan penurunan sebanyak 3 persen di setiap tahun. 

Di sisi lain, pendampingan kelompok sasaran berisiko merupakan salah satu upaya penanganan kasus stunting yang perlu diprioritaskan yaitu remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak berusia 0-59 bulan. 

Berdasarkan hasil Pendataan Keluarga tahun 2023 (PK23),  jumlah keluarga risiko stunting yang tercatat sebanyak 532,580 keluarga. Dari hasil penapisan, sebanyak 63.700 keluarga tidak punya sumber air minum layak,  240.402 keluarga tidak memiliki jamban  layak.

Selain itu, sebanyak 810.842 keluarga di Banten dikategorikan sebagai keluarga risiko stunting berdasarkan penapisan Pasangan Usia Subur (PUS) 4Terlalu. Yakni Terlalu muda melahirkan, Terlalu tua melahirkan, Terlalu dekat jarak kelahiran, dan Terlalu banyak anak. 

Maka, salah satu strategi percepatan penurunan stunting yang diyakini ampuh adalah dengan pendekatan keluarga melalui pendampingan keluarga berisiko stunting. 

Tim Pendamping Keluarga (TPK) adalah aktor penting dalam melaksanakan pendampingan keluarga.  Salah satunya memberikan edukasi kepada keluarga berisiko stunting tentang pengasuhan tumbuh kembang anak sejak dalam kandungan, pemberian makanan bergizi termasuk menyusui, akses air bersih dan sanitasi.

Tak kalah penting adalah menfasilitasi keluarga berisiko stunting yang miskin untuk mendapatkan berbagai program perlindungan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau kartu sembako, dan Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). 

Tentunya, TPK harus berkoordinasi dengan fasilitator atau tenaga profesional yang ada di desa, puskesmas dan dinas sosial.

Melihat begitu besarnya peran Tim Pendamping Keluarga, BKKBN Banten berkolaborasi dengan mitra mengadakan  Apel Siaga Tim Pendamping Keluarga Bergerak, di Gedung Sakinah Rangkasbitung, beberapa hari lalu. TPK beranggotakan bidan, kader PKK dan kader KB. 

Adapun mitra kerja yang terlibat dalam kegiatan tersebut adalah program CSR PT. Catur Dalwah Crane Farmasi, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Banten beserta IBI Lebak, 

Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten  Lebak, TP PKK Kabupaten Lebak, Baznas, dan Tribun Banten. 

Dihadiri 1.500 orang yang terdiri dari kader KB, kader PKK dan bidan dari 13 kecamatan di Kabupaten Lebak,  kegiatan tersebut diawali dengan makan telur bersama, sebagai gerakan ajak cegah stunting dengan protein hewani.

Deputi Adpin BKKBN RI,  Ketua IBI Nasional, Staf Ahli Gubernur Banten, Wakil Bupati Lebak, Kepala OPDKB Kabupaten/Kota, Ketua PD IBI Provinsi Banten, Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Lebak, Ketua TP PKK Kabupaten Lebak, dan Forkompimda Kabupaten Lebak turut hadir dalam acara tersebut.

Rusman Efendi, Kepala BKKBN Banten mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan semangat, terutama bagi Tim Pendamping Keluarga, dalam upaya menurunkan prevalensi stunting di Banten.

Kegiatan itu juga untuk meningkatkan silaturahmi kemitraan dalam meningkatkan komitmen bersama untuk menurunkan stunting di Banten.

Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN) BKKBN RI, Sukaryo Teguh Santoso, menyampaikan apresiasi kepada TPK yang telah berjuang keras dalam upaya menurunkan angka stunting di daerah ini. 

“Ini adalah bentuk apresiasi bagi pemerintah daerah Lebak dan para tim pendamping keluarga. Semoga ini dapat lebih meningkatkan motivasi mereka dalam mendampingi keluarga untuk mencegah stunting. Ini merupakan dukungan nyata terhadap kebijakan percepatan penurunan stunting,” ujarnya. 

Wakil Bupati Lebak, Ade Sumardi, berharap pemerintah pusat akan menjadikan Lebak sebagai pilot project penanganan stunting di Banten, bahkan nasional.  Ade menyadari tantangan yang dihadapi  wilayahnya karena begitu   luas dengan jumlah penduduk mencapai 1,2 juta jiwa, sementara jumlah TPK hanya 3.204 orang kader. 

Karena itu, ia menggarisbawahi pentingnya peran semua pihak, termasuk ibu-ibu PKK, posyandu, bidan, dan pendamping lainnya dalam mengatasi stunting.

Ade juga berpesan kepada semua lembaga dan masyarakat untuk turut serta menurunkan angka stunting di Kabupaten Lebak dan Banten. “Kalo kita ingin menurunkan stunting, kita tidak bisa hanya segelintir orang.  Harus semuanya,” ucapnya. 

Sementara itu, Ketua IBI Nasional, Emi Nurjasmi merasa terharu dan bahagia karena pada kesempatan tersebut diberikan kejutan tumpeng dalam rangka HUT IBI ke-72 oleh BKKBN Banten. Emi mengungkapkan perempuan bersama bidan punya peran penting dalam pencegahan stunting.

“Perempuan dengan bidan, bermitra. Jadi, kami punya tagline bidan sahabat perempuan. Karena memang di Indonesia bidan itu semuanya perempuan. Jadi, memiliki hubungan erat dengan perempuan, mulai  pendampingan dari siklus reproduksi, sebelum kehamilan, saat hamil, melahirkan hingga pelayanan kontrasepsi, termasuk bayi dan balita. 

Umiyati, salah satu kader KB dari Desa Banjar Sari, Kecamatan Warung Gunung, merasa senang dapat hadir pada kegiatan Apel Siaga TPK ini, karena ia berhasil membawa pulang satu unit sepeda lisrik dari undian doorprize di akhir acara. 

“Tadi pagi saya berangkat dari rumah jam setengah tujuh naik motor, sampe gedung Sakinah di Lebak, ehh udah penuh padet banget sampai ngantri panjang buat isi daftar hadir. Tapi saya senang, soalnya selain dapat  banyak ilmu, pengalaman, eh pulang dapat hadiah sepeda listrik,” celotehnya. 

Katanya, sepeda listrik ini akan sangat membantu pekerjaannya sebagai kader KB. “ Ga bingung lagi kalau mau keliling-keling desa buat kunjungan,” ungkapnya. 

Diketahui bahwa pada kegiatan tersebut panitia menyediakan doorprize yang diundi dari kupon yang dibagikan kepada peserta dan hadiah utamanya adalah 1 unit sepeda listrik. 

  • Rangkaian kegiatan 

Kegiatan Apel Siaga TPK Bergerak Turunkan Stunting tersebut semakin marak dengan dilakukan pengukuhan Bapak/Bunda  Asuh Anak Stunting atas keenam pimpinan aparat penegak hukum di Kabupaten Lebak, yakni  Kepala Kejaksaan Negeri Lebak, Mayasari, SH, MH; Kepala Kepolisian Resor Lebak, AKBP Suyono, S.IK.

Selain itu, Ketua Pengadilan Negeri Kelas II Rangkasbitung, Iriaty Khairul Ummah, SH; Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Rangkasbitung, Suriyanta Leonardo Situmorang, Amd. IP, SH, MH; Ketua Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) Kabupaten Lebak, John Heri Azmi, SH, Sp.N, MH; dan Ketua Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) DPC Rangkasbitung, Jimi Siregar, SH, MH.

Acara ditandai pula  dengan penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara BKKBN dengan Fakultas Kedokteran studi Gizi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, ditandatangani  Ir. Rusman Efendi, MM selaku Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Banten dan Dr. dr. Siti Farida, M.Kes, Ph.D selaku Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

PKS ini sebagai bentuk komitmen yang diwujudkan dengan aksi nyata peningkatan gizi masyarakat sebagai pencegahan stunting di Banten melalui program  Tri Dharma Perguruan Tinggi. 

Selain itu juga ada pembagian bantuan makanan tambahan bergizi  dari Baznas Provinsi Banten sejumlah 150 paket kepada keluarga risiko stunting dari Kecamatan Rangkasbitung dan Kecamatan Cibadak. 

Kegiatan Apel Siaga TPK Bergerak  semakin semarak dengan ditampilkan stand-stand miniatur program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana (Bangga Kencana), seperti stand Posyandu terintegrasi dengan BKB (Bina Keluarga Balita); Mobil Curhat Keluarga ( MoCuGa).

Digelar juga Gelar Dagang UPPKA (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor), Charity Butik Antik, dan stand Kampung KB (Keluarga Berkualitas) yang di dalamnya mempresentasikan Rumah Data Kependudukan dan menu Dashat (Dapur Sehat Atasi Stunting). 

Kegiatan tersebut juga tak luput dari adanya pelayanan KB MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) yang terdiri pelayanan KB implan 100 akseptor dan pelayanan KB IUD sekaligus IVA test sebanyak 10 akseptor.

IVA test  dilakukan untuk mendeteksi dini kanker rahim. Sebelum pemasangan IUD, akseptor di tes IVA terlebih dahulu. 

Penulis : Chathiyana Fafilaya

Editor: Santjojo Rahardjo

Tanggal Rilis : Minggu, 10/09/2023

Media Center BKKBN

mediacenter@bkkbn.go.id

0812-3888-8840

Jl. Permata nomor 1

Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Tentang BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009  tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.