SIARAN PERS BKKBN

Nomor:  1076/M.C/VIII/2023

“Gotong Royong Tangani Stunting di Blora, Kepala BKKBN Ikut Pasang Alat Kontrasepsi”

SEMARANG—Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo memasangkan langsung alat kontrasepsi kepada akseptor dalam Gotong Royong Penanganan Stunting di Puskesmas Jepon I, Kelurahan Jepon, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Minggu (10/09/2023).

Dua dari 22 akseptor yang beruntung dipasangkan langsung alat kontrasepsi implan oleh Dokter Hasto itu yakni Yanti (44) dan Nurajizah (33).

Yanti mengatakan memiliki satu anak. Sedangkan Nurajizah punya 3 anak.

Selesai memasang implan, Dokter Hasto berdialog dengan para akseptor yang sedang mengantri.

“Ibu anaknya sudah 2, usia sudah mau 35 tahun juga. Masih ada rencana tambah anak lagi atau engga ?” tanya Dikter Hasto.

Konsep “Dua Anak Lebih Sehat” kini digaungkan oleh BKKBN setelah sebelumnya dengan konsep “2 anak Cukup” dan “2 anak lebih baik”.

Konsep “Dua anak lebih sehat” yang berdasarkan dari bukti dan analisis ilmiah. Angka kematian bayi dari ibu yang memiliki 1-2 anak, dibandingkan kehamilan tiga anak, atau yang melahirkan lebih dari 5 anak, menunjukkan perbedaan signifikan.

“Usia maksimal kehamilan itu di 35 tahun. Kalau sudah diatas usia 35 tahun itu jadinya berisiko tinggi. Bisa terjadi kamatian pada ibu, bayi, ataupun munculnya stunting,” kata Dokter Hasto.

Alat kontrasepsi mampu mengurangi terjadinya stunting baru ataupun adanya kematian ibu dan bayi saat melahirkan. Disamping itu, dengan ber-KB maka ada jeda bagi Ibu untuk melakukan recovery pada tubuhnya dan kembali siap untuk hamil dan melahirkan.

Dalam pemasangan alat kontrasepsi itu Dokter Hasto terkadang melontarkan guyonan kepada para akseptor sehingga berdampak mengurangi kegugupan dan para akseptor tampak lebih santai.

Program Gotong Royong Penanganan Stunting di Kabupaten Blora diinisiasi oleh anggota Komisi IX DPR Edy Wuryanto bersama Wakil Bupati Blora Tri Yuli Setyowati, Camat Jepon Bukhri, dan Kepala Puskesmas Jepon I Umi Tresnawati.

Ikut mendampingi dalam kegiatan itu Deputi Adpin BKKBN Sukaryo Teguh Santoso, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah Eka Sulistia Ediningsih, Plt. Direktur KIE BKKBN Dadi Roswandi.

Selain memasang alat kontrasepsi, Dokter Hasto juga meninjau pelayanan KB di Puskesmas tersebut berlangsung. Dimulai dengan mengecek ruang pemasangan IUD, Ruang Nifas, juga berdialog dengan Tim Penggerak Keluarga yang turut hadir di Puskesmas tersebut.

“Tim Peggerak Keluarga ini hebat-hebat. Tetap dikawal terus ibu-ibu hamil nya ya, Jogo Tonggone. Jangan sampai tetangga sebelahan hamil aja engga tau,” kata Dokter Hasto kepada para TPK.

Didapat sebanyak 22 akseptor KB di Puskesmas Jepon, dengan IUD sebanyak 9 akseptor, dan Implan 13 akseptor.

Kunjungan Dokter Hasto itu karena prevalensi stunting yang masih tinggi di Blora dibanding kabupaten/kota yang lain di Jawa Tengah. 

Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi stuntibg di Blora berada pada angka 25,8 persen di atas angka Jawa Tengah 20 persen, dan nasional 21,6 persen.

Penulis: Dadang

Editor: Kristianto

Hari, Tanggal Rilis: Minggu, 10 September 2023

Media Center BKKBN

mediacenter@bkkbn.go.id

0812-3888-8840

Jl. Permata nomor 1 

Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Tentang BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009  tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.