SIARAN PERS BKKBN

Nomor:  1072/M.C/VIII/2023

BKKBN Sebut Penurunan Stunting Tidak Bisa Lepas dari Program KB

SEMARANG—Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebut Percepatan penurunan stunting tidak bisa dilepaskan dari program Keluarga Berencana (KB). Stunting ada karena ada bayi yang lahir.

“Stunting itu karena ada bayi yang lahir. Tanpa ada bayi (lahir) ya, tidak ada stunting. Karena itu, percepatan penurunan stunting tidak bisa dilepaskan dari program Bangga Kencana. Di sini peran penting para penyuluh KB mensosialisasikan program KB sekaligus mencegah bayi-bayi lahir dalam kondisi stunting ,” kata Deputi Advokasi, Penggerakan, dan Informasi (Adpin) BKKBN Sukaryo Teguh Santoso pada Sabtu (9/9/2023).

Pernyataan Teguh itu disampaikan saat menutup kegiatan Peningkatan Kapasitas bagi Pelaksana Program Percepatan Penurunan Stunting di  Griya Persada Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Pelatihan digelar selama dua hari pada 8-9 September 2023 yang diikuti puluhan peserta terdiri dari ketua dan sekretaris Tim Kelompok Kerja (Pokja) di BKKBN Perwakilan Provinsi Jawa Tengah.

Karena itu Teguh mengingatkan kepada para peserta pelatihan untuk terus menyosialisasikan program KB dan terus meningkatkan jumlah akseptor KB. Melalui progam KB, Teguh menyebut hal tersebut bisa mencegah lahirnya bayi stunting.

“Para penyuluh KB jangan sampai terlena. Turunkan stunting dan juga program KB diperkuat,” ujar Teguh didampingi Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah Eka Sulistia Ediningsih.

Selanjutnya Teguh mengapresiasi pelaksanaan pelatihan peningkatan kapasitas bagi pelaksana program percepatan penurunan stunting.

“Kami menyambut baik kegiatan pelatihan ini karena hal ini menjawab tantangan yang dihadapi BKKBN dalam upaya menurunkan stunting. Pencapaian target prevalensi stunting 14 persen pada tahun 2024 harus kita sukseskan. Target 14 persen ini bukan sekedar angka namun untuk mewujudkan generasi Indonesia yang berkualitas di masa mendatang,” jelas Teguh.

Sementara itu para peserta mengikuti dengan antusias pelatihan yang menghadirkan narasumber yakni seorang pelatih dan motivator serta bergelar guru besar Sri Hartono. 

Salah satu materi pelatihan yang disampaikan yakni bagaimana bekerja dengan pemilik masalah dan menggerakkan para pemangku kepentingan untuk program percepatan penurunan stunting melalui komunikasi perubahan perilaku.  Selama dua hari, peserta diajakan untuk mengidentifikasi masalah dan solusi yang diberikan.

“Penurunan stunting tidak bisa dilepaskan hanya dengan seremonial. Tetapi intervensi langsung kepada sasaran, yakni bayi-bayi stunting, ibu-ibu hamil, pasangan calon pengantin, dan keluarga berisiko stunting,” kata Sri Hartono.

Selanjutnya Sri Hartono mengatakan perlunya perubahan mindset atau pola pikir masyarakat sehingga mampu mengubah perilaku pengasuhan, pola hidup, dan pola memberi asupan makanan. Perilaku yang baik dan sehat akan membuat anak-anak di Indonesia menjadi generasi yang berkualitas dan bebas stunting di masa mendatang. 

Penulis: Kristianto

Editor: Annisa H

Hari, Tanggal Rilis: Sabtu, 09 September 2023

Media Center BKKBN

mediacenter@bkkbn.go.id

0812-3888-8840

Jl. Permata nomor 1 

Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Tentang BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009  tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.