SEIRING berjalannya waktu, sering kali tanpa disadari, perjalanan meniti karier sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) pada akhirnya sampai di pengujung jalan.
Purna Tugas merupakan suatu keniscayaan yang akan dialami oleh setiap ASN. Segala rutinitas pekerjaan yang biasa dilalui, asam manis kehidupan di lingkungan kerja, serta tantangan maupun tugas yang diemban pun terhenti saat tiba waktunya pensiun.
Hal tersebut dialami Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Eni Gustina, M.P.H.
Pada Kamis (31/8/2023) merupakan hari terakhir dr. Eni berstatus sebagai Pimpinan Tinggi Madya di BKKBN dengan masa jabatan 3 tahun 20 hari.
Wanita kelahiran Baturaja, Palembang tersebut telah mengabdikan diri kepada negara sebagai ASN selama 29 tahun lamanya.
Diawali dengan berkarir di sebuah Puskesmas di Kabupaten Karawang, karirnya melesat naik menduduki jabatan-jabatan penting di Kementerian Kesehatan.
Berdasarkan riwayat jabatannya di Kemenkes, pada tahun 2015, dr. Eni menjabat sebagai Kepala Pusat Promosi Kesehatan, kemudian pada 2016 menduduki jabatan sebagai Direktur Kesehatan Keluarga, lalu pada 2019 naik pada jabatan Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat.
Kemudian dengan segudang pengalaman dan kiprahnya di bidang kesehatan reproduksi, dr. Eni dipercaya untuk diangkat menjadi Deputi bidang KBKR yang dilantik oleh Kepala BKKBN pada 10 Agustus 2020.
Kepala BKKBN Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.O.G(K) mewakili segenap pimpinan dan para pegawai menyatakan selamat memasuki masa purna tugas diiringi rasa terima kasih kepada dr. Eni yang selama ini telah bekerja keras mengabdikan diri khususnya di bidang Keluarga Berencana (KB).
“Meskipun sekarang sudah memasuki usia purna tetapi masih bisa lari 10 kilometer. Itu luar biasa makanya sehat dan masih awet muda. Kami atas nama BKKBN dan seluruh jajaran mohon maaf apabila ada hal-hal yang kurang berkenan selama kita bekerja sama. Tentu, tidak ada sama sekali sebiji sawi pun kita tidak ada pemikiran yang negatif terhadap Ibu (dr. Eni). Karena kita bekerja sangat antusias sekali, tidak jarang menimbulkan pergesekan. Gesekan ini positif ibarat gesekan padi yang ditumbuk menjadi beras. Kita berterimakasih sebesar-besarnya atas jasa Ibu Eni di BKKBN,” kata Hasto.
Selain ucapan terima kasih, Hasto juga mengapresiasi prestasi-prestasi yang ditorehkan Eni di BKKBN.
“Begitu banyak hal catatan prestasi yang tidak bisa kita uraikan satu per satu. Terakhir, kita semua mendoakan semoga Bu Eni diberikan Kesehatan, panjang umur, dan cukup mampu untuk mengasuh anak cucunya,” kata Hasto.
Hasto pun sempat membacakan pantun bernada KB yang dikhususkan untuk Eni, yang berbunyi:
IUD dipasang di mana-mana.
IUD dipasang pada pasien pasangan usia muda.
Bu Eni sudah memasuki purna.
Tetapi Bu Eni masih sangat kelihatan muda.
Pantun itu pun sontak disambut teriakan “cakep”.
Sekretaris Utama BKKBN Drs. Tavip Agus Rayanto, M.Si., turut memberikan ucapan pelepasan kepada Eni Gustina.
“DI pengujung waktu, yang berpisah ini hanyalah hubungan pekerjaan formal. Tetapi persaudaraan dan hubungan kekeluargaan saya kira masih tetap berlanjut,” harap Tavip.
“Oleh karena itu, kami atas nama instansi maupun pribadi, kita berinteraksi tentu banyak hal yang mungkin membuat Ibu tidak berkenan, mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tentu juga ada doa dan harapan, karena saya tahu Bu Eni sebelum pensiun ini juga sudah menyiapkan bisnisnya di bidang kesehatan, dengan membuka klinik di beberapa titik. Semoga sukses dan tetap memberikan pelayanannya kepada masyarakat,” ucap Tavip.
Rasa Kekeluargaan Tinggi
Eni Gustina memohon pamit karena telah selesai masa kerjanya di BKKBN,
“Sebelumnya saya menyebut ini bukan perpisahan, melainkan wisuda purnabakti. Per 1 September saya sudah tidak lagi sebagai Deputi, tetapi saya masih sebagai pengabdi negara,” ujar Eni.
Eni juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh komponen di BKKBN.
“Saya menghaturkan terima kasih kepada Bapak Kepala (Hasto Wardoyo) yang telah memberi kepercayaan dan bimbingan. Dan terimakasih juga kepada rekan-rekan PTM lain yang sudah seperti keluarga sendiri, seluruh PTP di pusat dan perwakilan, seluruh staf termasuk security dan para officeboy yang telah sepenuh hati membantu saya selama ini,” kata Eni.
“Saya sadar betul selama bertugas banyak sekali kekurangan sehingga belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Saya bersyukur berkesempatan untuk bergabung dengan BKKBN, saya belajar banyak di sini, serta mendapatkan masukan. Yang saya rasakan di BKKBN adalah orang-orang dengan motivasi yang kuat, sangat berjuang, dan rasa kekeluargaan yang tinggi sampai terbentuk Juang Kencana,” ucap Eni.
Lebih lanjut, Eni berharap jajaran BKKBN untuk terus semangat membawa Program Bangga Kencana agar semakin maju, sukses dalam mengemban tugas menurunkan angka stunting sehingga BKKBN semakin berjaya.n
Penulis: Fitri Aminatul Azizah
Editor: Kristianto
Tanggal Rilis: Kamis, 31 Agustus 2023
Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur
Tentang BKKBN
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunanan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.