BKKBN — Tantangan yang dihadapi ke depan menjadi tugas yang tidak mudah bagi para pendidik untuk membentengi para siswa dari berbagai dampak negatif di era digital saat ini.

Karenanya, kehadiran BKKBN melalui program Pendidikan Kependudukan, Kesehatan Reproduksi dan Generasi Berencana sangat relevan dengan kondisi dan permasalahan remaja saat ini.

Berharap intervensi BKKBN, Nengah Suwirya, S.Pd. Gr selaku Wakil Kepala Sekolah SMA Fransiskus Bandar Lampung menilai perlunya remaja dibekali soft skill dan karakter yang kuat agar menjadi generasi tangguh dan berjiwa besar.

Selanjutnya, disampaikan juga tentang sepuluh dimensi kesiapan berkeluarga bagi generasi muda, dan lima transisi kehidupan, yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), melanjutkan pendidikan, menciptakan/mencari pekerjaan, menjadi anggota masyarakat dan memulai kehidupan berkeluarga.

Dijelaskan oleh Duta Genre Lampung 2023, Muhammad Gilang F, bahwa generasi muda yang memiliki perencanaan dalam mempersiapkan lima transisi kehidupan akan mampu melangsungkan jejang pendidikan secara terencana, berkarir dalam pekerjaan secara terencana dan menikah dengan penuh perencanaan sesuai fase reproduksi sehat.

Sederet pernyataan itu mengemuka saat berlangsungnya pemberian informasi, pembelajaran bahkan penyadaran tentang seksualitas kepada siswa SMA Fransiskus Bandar Lampung dalam Diskusi Asik Pendidikan Kependudukan dengan tema “Loving and Caring Our Body”.

Gelaran yang berlangsung di aula sekolah tersebut diikuti siswa kelas XII sebanyak 215 siswa, berlangsung beberapa hari lalu. Diharapkan, setelah siswa mendapatkan edukasi ini, mereka akan memiliki pengetahuan yang benar dan mampu berlaku tepat dalam menjaga keselamatan diri dan kesehatan tubuh sedari dini.

Sekolah merupakan tempat terjadinya proses pembelajaran. Artinya, di sekolah anak menerima semua materi pembelajaran oleh guru. Termasuk juga materi pendidikan seks. Namun materi mengenai pendidikan seks saat ini sangat sensitif untuk dibicarakan di depan siswa.

“Hal ini mengakibatkan siswa tidak memiliki pemahaman yang benar mengenai seksual karena kekeliruan persepsi antara orangtua maupun guru,” ujar Nengah Suwirya.

Jika melihat kekerasan seksual terhadap anak merupakan kasus tertinggi di Indonesia saat ini, kondisi ini menunjukkan bahwa diperlukan program pencegahan terhadap kekerasan seksual. Salah satunya melalui pendidikan seks.

Kekerasan maupun pelecehan seksual pada anak dapat terjadi dimanapun, oleh siapapun baik itu teman, keluarga bahkan guru sekalipun. Kerapkali anak tidak menyadari tindakan-tindakan yang dilakukan itu termasuk pelecehan atau tidak.

Dalam siklus sosial, anak merupakan kelompok yang rentan menjadi korban kekerasan. Posisi anak cenderung lemah, baik secara fisik maupun kemampuan melindungi diri. Akibatnya, mereka ditempatkan sebagai objek berbagai kekerasan.

Kegiatan yang menghadirkan narasumber dr. Wira Setyo Andini, MKM selaku Ketua Tim Kerja Kesehatan Reproduksi, dan Ketua Tim Kerja Pembinaan Pendidikan Kependudukan, Susanto, M.Pd, serta Tim Duta Generasi Berencana BKKBN Lampung, Nengah Suwirya
menggarisbawahi bahwa penyiapan generasi muda merupakan kerja bersama, baik keluarga, sekolah, maupun pemerintah. n

Penulis : Satya Utama Nugraha
Editor: Santjojo Rahardjo
Tanggal Rilis : Sabtu, 02/09/2023

Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Tentang BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunanan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.