Rahmad Handoyo, Dari Senayan Berjuang Atasi Stunting

Semarang — Rahmad Handoyo, S.Pi, MM menjadi salah satu dari sekian banyak mitra Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang turut aktif di lapangan dalam mengentaskan stunting. 

Anggota Komisi IX DPR RI dapil Sukoharjo, Boyolali, Klaten, dan Kota Solo ini semakin aktif terjun di masyarakat memonitoring dan mengedukasi bagaimana percepatan penurunan stunting berlangsung.

Satu diantaranya melalui Promosi dan KIE Program Percepatan Penurunan Stunting di Kota Solo, Sabtu (02/09/2023). Di hadapan ratusan warga, ia dengan lantang mengajak dan mengingatkan pentingnya mencegah stunting untuk masa depan bangsa yang lebih baik.

“Ayo kita berantas stunting, kita antisipasi, kita edukasi masyarakat. Karena ketika ini sudah menjadi gerakan, apa itu stunting, dampak risiko. Saya yakin kita bisa mengurangi angka stunting.”

“Dan ke depannya ketika stunting jadi rendah, maka masa depan anak menjadi lebih terjamin, masa depan bangsa juga otomatis akan lebih baik,” kata Rahmad Handoyo.

Putra daerah yang berjuang menjadi suara rakyat di Senayan itu berkomitmen penuh untuk percepatan penurunan stunting. Karena menurutnya stunting adalah masalah serius yang harus diselesaikan. Dampak dari stunting pun tidak main-main, karena berkaitan dengan anak-anak yang  kelak akan jadi masa depan bangsa.

“Bermitra dengan BKKBN, saya berkomitmen dan bersama-sama bergotong royong agar stunting  kita turunkan, kita perangi. Sehingga target arahan presiden menjadi 14 persen di 2024 bisa tercapai,” tegas Rahmad Handoyo.

Stunting tidak hanya berdampak pada tinggi pendeknya anak saja, namun jauh kedalamnya berkaitan dengan kecerdasan dan daya tahan tubuh anak. Maka, anak  stunting cenderung tidak lebih pintar daripada seusianya, dan dalam jangka panjang anak stunting juga lebih mudah sakit.

Menghadapi hal semacam itu, politikus alumni Trisakti ini sangat memahami bahwa untuk mencegah stunting, memberantas stunting tidak bisa gerakan meletup begitu saja. Tapi harus sistematik, lintas masyarakat dari pemerintah pusat sampai RT/RW. Belum lagi masalah ekonomi, sanitasi, pola asuh, yang itu juga berkaitan pada munculnya anak stunting.

“Mencegah stunting tidak melulu harus mahal, ada kearifan lokal, yang murah tapi bergizi. Sayuran yang ada di daerah, itu dimasak dengan tepat bisa jadi asupan yang bergizi,”

“Tapi harus diingat juga jangan salah masak, karena kelamaan masak juga dapat merusak gizi sayurannya,” ungkapnya.

 

Ia menekankan pemanfaatan produk lokal untuk asupan gizi yang lebih baik. Sayuran di daerah tersebut, tahu, tempe, termasuk telur dan lele adalah produk lokal yang mudah didapat di sekitar masyarakat dan juga murah.

Mencegah lebih baik daripada mengobati, namun bukan berarti yang sudah terjadi kemudian tidak bisa ditanggulangi. Harus tetap ada upaya dan usaha untuk memperbaiki. Pencegahan menjadi pilihan yang lebih tepat untuk menghentikan adanya new stunting. Apalagi dengan sisa waktu untuk mencapai target 14 persen di tahun 2024, maka sudah seharusnya new stunting tidak terjadi lagi.

Angka prevalensi stunting secara nasional tahun 2022 berada di angka 21,6 persen  dan ditargetkan menurun lagi di tahun 2023. Maka, upaya kerjasama dilakukan pemerintah, tidak hanya menggandeng sesama instansi pemerintahan saja, tapi juga swasta, termasuk tokoh masyarakat, tokoh agama, ataupun tokoh publik yang mampu memberikan bantuan dan menginfluence masyarakat untuk mengatasi stunting.

“Adanya Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) ini bagus, jadi sistem kerja kroyokan. Designnya kroyokan, bapak asuh stunting, bunda asuh, lembaga asuh, pejabat asuh, kemudian ketika maenemukan adanya anak stunting kenapa tidak kita kroyok bareng-bareng. Jadi, ini langkah yang positif,” ungkapnya.

Peran BAAS memang menjadi sebuah nilai gotong royong di masyarakat.  Melalui BAAS upaya pemerintah untuk menghalau stunting menjadi lebih cepat dan efisien. 

Rahmad Handoyo selalu berpesan dan mengajak, bahwa gerakan kepedulian stunting bukan tanggung jawab seorang saja. Dan gotong royong menjadi nilai luhur bangsa Indonesia yang harus bisa diterapkan dalam melaksanakan percepatan penurunan stunting. n

 

Penulis: Dadang

Editor: Santjojo Rahardjo

Tanggal Rilis : Rabu, 06/09/2023

 

Media Center BKKBN

mediacenter@bkkbn.go.id

0812-3888-8840

Jl. Permata nomor 1

Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Tentang BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunanan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009  tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.