Makassar, BKKBN – Pelaksanaan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menjadi alat untuk mengukur kinerja pemerintah dalam program penurunan stunting, apakah program dan kebijakan yang dilaksanakan sudah tepat dan berhasil atau tidak.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Gowa, Sofyan Daud, S.Sos, MM saat membuka kegiatan Rapat Koordinasi Persiapan Lapangan SKI 2023 di Ruang Rapat Kantor DPPKB Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Jumat (11/08/23).
Sofyan mengatakan Pemerintah Kabupaten Gowa siap menyukseskan pelaksanaan SKI 2023 yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan.
Survei Kesehatan Dasar atau lebih dikenal dengan nama Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2023 telah memasuki periode ke empat. SKI merupakan kegiatan survei berkala yang dilakukan untuk mengevaluasi hasil pembangunan kesehatan melalui berbagai indikator kesehatan masyarakat sebagaimana telah diamanahkan dalam RPJMN.
Selain itu, SKI juga memiliki fungsi sebagai dasar dalam perencanaan pembangunan kesehatan berikutnya. “Terbitnya Perpres 72 tentang Percepatan Penurunan Stunting dan Perban BKKBN No 12 Tahun 2021 tentang RAN PASTI telah mengamanatkan Kita untuk mempercepat penurunan Stunting,” ujar Sofyan.
Lebih lanjut, Sofyan Daud menyebutkan bentuk keseriusan Pemerintah Kabupaten Gowa itu ditandai dengan terbitnya Surat Edaran Sekretaris Daerah terkait dukungan pelaksanaan SKI, di mana surat edaran ini memuat himbauan kepada seluruh Camat, Kepala Desa dan Lurah untuk mempersiapkan lapangan dan melakukan pendampingan kepada tim survey.
“Pemerintah Daerah sangat serius mengawal pelaksanaan SKI ini. Peran kita adalah bagaimana memastikan semua keluarga yang menjadi sampling terdata dan ada di lokasi atau ada di rumah saat dilakukan survey, khususnya keluarga yang memiliki baduta (bayi di bawa usia dua tahun). Sehingga dapat diukur tinggi badan dan panjang badan bayi oleh tim survey.
Sofyan Daud mengatakan untuk memastikan seluruh keluarga menjadi sample terdata, pihaknya akan melibatkan seluruh Penyuluh KB dan kader KB yang menjadi lokus survey untuk melakukan pendampingan kepada para enumerator dengan melibatkan Babinsa dan Bhabinkamtibmas.
Dengan adanya pendampingan dari Penyuluh KB bersama Babinsa dan Bhabinkamtibmas, pelaksanaan SKI ini diharapkan dapat berjalan aman dan lancar tanpa kendala apapun.
“Untuk itu, saya berharap seluruh Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) sebelum pelaksanaan kegiatan agar mengatur strategi dan koordinasi dengan Camat dan Kepala Desa terus dijalin agar pelaksanaan SKI ini tanpa kendala,” ujar Sofyan Daud.
Sofyan Daud berharap hasil SKI ini bisa memberikan gambaran yang baik terhadap pelaksanaan pembangunan kesehatan di Gowa, Khususnya upaya percepatan penurunan stunting di mana ditargetkan tahun 2024 angka stunting turun menjadi 14 persen.
“Kita telah bekerja keras sesuai target, dengan adanya SKI kita berharap bisa menguji sejauh mana efektivitas kinerja kita, khususnya angka stunting yang saat ini masih stagnan 33 persen berdasarkan SSGI tahun 2022, berbeda dari data e-PPGBM dari Dinas Kesehatan yang menunjukkan angka 5,5 persen,” ujar Sofyan Daud.
Penanggung Jawab Teknis Lapangan Tim SKI 2023, Aidil mengatakan SKI merupakan program keberlanjutan dari program Riskesda yang dilaksanakan tahun 2022, di mana pada tahun ini diintegrasikan dengan pengukuran status kesehatan dan status gizi balita.
Pelaksanaannya dilakukan secara bersama dengan pemerintah daerah dengan pengawalan serta monitoring lintas kementerian dan lembaga.
Khusus di Kabupaten Gowa, yang menjadi lokus ada 73 Blok Sensus dengan enam Tim Enumerator, terdiri empat orang tiap tim yang melakukan pengumpulan data mulai dari 12 hingga 4 Oktober 2023.
Untuk 1 Blok Sensus ditarget selesai dalam empat hari di mana setiap satu tim memiliki sekitar 12 hingga 14 blok sensus, sebut Aidil
Lebih lanjut Aidil mengatakan survey akan dilakukan melalui kunjungan door to door melalui wawancara, observasi, pengukuran dan penimbangan serta pemeriksaan kesehatan dengan melibatkan tim enumerator yang terdiri tenaga kesehatan dari beberapa bidang disiplin ilmu.
“Instrumen yang digunakan terdiri dari kuesioner, formulir, pedoman dan lain-lain, dimana tim telah dilatih selama sembilan hari dengan teori dan praktek. Selain itu tim juga akan dilengkapi alat pengukuran Antropometri yang terstandar yang akan dikalibrasi setiap pindah lokasi,” sebut Aidil
Dalam kesempatan itu Aidil mengatakan dengan adanya pendampingan dari pemerintah daerah akan memudahkan tim enumerator menjangkau sasaran, khususnya wilayah-wilayah yang sulit.
Sebagai informasi, SKI-2023 akan menyasar 32 indikator Renstranas, 5 dari 17 indikator RPJMN, 47 indikator Global Burden Disease, 41 dari 169 indikator SDG’s dan 38 indikator program Kementerian Kesehatan. Indikator-indikator tersebut telah ditetapkan bersama lintas kementerian dan lembaga dan program Kementerian Kesehatan.
Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, Dr. Faizal Fahmi, SKM, M.Kes dalam arahannya mengatakan output dari SKI ini menjadi evaluasi terhadap pelaksanaan penurunan stunting di Indonesia khususnya di Kabupaten Gowa.
“Proses pendampingan yang dilakukan Kabupaten Gowa bukan untuk mengintervensi pelaksanaan SKI, namun bagaimana mengawal pelaksanaan SKI sehingga berjalan lancar, seluruh keluarga yang menjadi sample terdata dan hadir di lokasi saat dikunjungi, sehingga seluruh pihak puas terhadap hasil yang diperoleh,” ujar Faizal Fahmi.
Dalam kesempatan itu, Faizal Fahmi mengapresiasi respon cepat yang dilakukan Kabupaten Gowa dalam mengawal SKI 2023, karena daerah yang pertama bergerak di Sulawesi Selatan
“Kinerja kita akan dievaluasi, untuk itu saya berharap seluruh Penyuluh KB membantu mengawal pelaksanaan SKI ini dengan cara meminimalisir tim enumerator tidak bertemu dengan sasaran.
Seluruh kader Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) dan Sub-PPKBD serta TPK digerakkan membantu memfasilitasi tim di lapangan. Hal ini dilakukan karena kader dan Penyuluh KB memiliki kedekatan dengan masyarakat sehingga bisa membantu tim bertemu dengan masyarakat,” ujar Faizal Fahmi.
Faizal Fahmi optimis angka stunting di Kabupaten Gowa akan mengalami penurunan dengan adanya sinergi dan kolaborasi lintas sektor.
“Saya menilai Kabupaten Gowa merupakan salah satu kabupaten yang massif dalam intervensi penurunan stunting dan hal ini terlihat dari kolaborasi dan sinergitas yang terjalin lewat program Gassing Nganre yang dilakukan oleh Kabupaten Gowa,” sebut Faizal Fahmi.
Hadir dalam pertemuan ini, Kepala UPT Kecamatan, Penyuluh KB Lokus SKI 2023, Satgas Stunting dan Koordinator dan Tim Teknis Lapangan SKI 2023. n
Penulis: Andi Munandar Anwar
Editor: Santjojo Rahardjo
Hari, Tanggal Rilis: Jumat, 11 Agustus 2023
Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur
Tentang BKKBN
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.