SEMARANG, BKKBN — Komitmen Anggota Komisi IX DPR-RI, Hj. Nur Nadlifah, S.Ag, MM dalam melakukan percepatan penurunan stunting bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bukanlah omong kosong belaka.
Dalam tiga minggu ini saja sampai hari ini, Selasa (08/08/2023), sudah dilakukan empat kali Promosi Percepatan Penurunan Stunting di empat titik kecamatan. Dua lokasi berada di Kabupaten Tegal, Kecamatan Jatinegara, Jumat (21/07/023), dan Kecamatan Kedungbanteng, Kamis (27/07/2023). Dua lokasi lainnya di Kabupaten Brebes, Kecamatan Jatibarang, Jumat (04/08/2023), dan Kecamatan Tanjung, Minggu (06/08/2023).
Di Kabupaten Tegal, Nur Nadlifah didampingi Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah, Eka Sulistia Ediningsih; Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Tegal, Ir.Khofifah MM; dan dr. Ratih Dewanti Sari selaku Sekretaris Tim Kerja KIE Program Bangga Kencana dan Penurunan Stunting.
“Stunting tidak hanya soal tinggi badan saja, tapi juga kecerdasan. Tidak bisa barometer tinggi orang barat, diterapkan ke orang Indonesia,” ungkap Nur Nadlifah di MTS NU Husnaba, Desa Kebandingan, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, Kamis (27/07/2023).
Ia menjelaskan bahwa orang Indonesia jika menggunakan standar tinggi badan orang Eropa, maka sudah pasti banyak yang stunting. Maka dari itu, perlu ditelaah lagi. Banyak masyarakat Indonesia yang tinggi badannya biasa saja, tapi pintar cerdas, bahkan berprestasi sampai ke kancah internasional.
Ia pun mengajak masyarakat untuk turut ambil peran dalam percepatan penurunan stunting. Karena hal ini bukan menjadi tanggung jawab BKKBN semata, atau Komisi IX saja, namun juga seluruh elemen masyarakat.
“Peran masyarakat, kyai, bu nyai, muslimat, fatayat, semua bergerak bareng-bareng untuk menyelamatkan generasi berkualitas. Untuk Generasi Emas 2045, mari kita jaga generasi anak-anak kita ‘njih’ bapak ibu,” kata Nur Nadlifah.
Termasuk perihal bagaimana investor yang masuk ke daerah Tegal bisa menjadi nilai lebih bagi warga di sini. Nur Nadlifah menyampaikan jangan sampai pabrik usahanya di Tegal, namun pekerjanya dari luar, dengan asumsi bahwa SDM dari luar daerah lebih baik kualitasnya.
“Maka, ini menjadi tugas bersama untuk menyiapkan seluruh sumber daya manusia kita, baik yang belum lahir maupun yang sudah lahir saat ini,” ujar Nur Nadlifah.
Nur Nadlifah mengajak keluarga melakukan pencegahan stunting dengan maksimal, mulai dari hulu hingga hilir. Karena, menurutnya, itu akan sangat berdampak pada minimnya bayi lahir stunting. Pencegahan ini bisa dimulai dari masa calon pengantin hingga masa hamil. Dan tidak hanya peran ibu hamil saja yang penting, sosok suami juga memiliki peran penting guna mengawal dan memastikan kesehatan ibu dan bayi.
“Peran bapak-bapak dalam menurunkan stunting itu gak main-main, loh. Bagaimana bisa anaknya, bayinya sehat kalau ibu nya engga disayang sama bapaknya. Yang ada si ibu, udah mual hamil, engga disayang suami, makin kurus deh,” kata Nur Nadlifah saat melakukan Promosi Percepatan Penurunan Stunting di Desa Cerih, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Jumat (21/07/023)
Begitupun saat melakukan edukasi di Kabupaten Brebes. Tak hentinya ia mengajak untuk bersama-sama menjaga, memastikan kondisi kesehatan ibu hamil, maupun keluarga yang berisiko stunting.
“Saya titip ya ibu-ibu, tuntaskan stunting di Kabupaten Brebes bersama-sama. Prevalensi 29,1 persen ini cukup menjadi PR untuk bisa mencapai target nasional di 14 persen,” kata Nur Nadlifah saat melakukan Promosi Percepatan Penurunan Stunting di Aula Dikpora Kecamatan Tanjung, Kabupaten Brebes, Minggu (06/08/2023).
Untuk menuntaskan stunting, menurutnya, di antaranya dapat dilakukan dengan mengawal calon-calon ibu agar terjaga asupan gizi, tidak anemia. Termasuk ibu hamil yang jarak kehamilannya dekat, kurang dari tiga tahun yang juga harus dikawal.
“Jangan kucilkan ibu hamil, ibu-ibu yang kehamilannya dekat ayo dikawal. Pastikan bayi-bayinya terpantau sehat, dan ajak pakai KB Pasca Persalinan (KBPP),” tegasnya.
Di Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes, tepatnya di Gedung Serba Guna Al Ittihad pada Jumat (04/08/2023), bersama Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3KB) Kabupaten Brebes Drs. Akhma Ma’mun, M.Si, Nur Nadlifah mengajak berbagai kalangan serempak kompak bekerjasama menuntaskan stunting. Khususnya kepada ratusan anggota PAC Fatayat NU Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes.
“Seluruh kegiatan ini, hari ini kita di sini, ada emak Eka, ada pak Ma’mun, ibu ibu fatayat, tidak lain adalah demi terwujudnya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Brebes,” kata Nur Nadlifah.
Dukungan BKKBN Jateng
Eka Sulistia Ediningsih, selaku Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah mendukung penuh atas apa yang disampaikan Nur Nadlifah. Ia menekankan pentingnya mencegah stunting sejak dari hulu, mulai dari masa remaja dengan membiasakan pola hidup sehat, disertai minum tablet tambah darah.
“Saya nitip, para remaja putri ini bisa dikawal betul kesehatannya, jangan sampai anemia. Termasuk para calon pengantin agar memeriksakan kesehatannya minimal tiga bulan sebelum menikah,” tegas Eka.
Eka pun menjelaskan bahwa stunting merupakan gagal tumbuh pada balita/anak. Penyebabnya bisa dari pola asuh maupun asupan gizi. Menurut Eka, 1000 hari pertama kehidupan sangat penting bagi tumbuh kembang bayi/baduta. Untuk itu, ibu hamil minimal enam bulan wajib cek kesehatannya. Adapun tugas suami menjadi suami Siaga (siap antar jaga) serta menjadi peserta KB.
Pola asuh juga menjadi penyebab anak stunting. Seperti sibuk bekerja hingga malas memperhatikan anak dengan berdalih “me time”.
Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Tegal, Ir. Khofifah, MM, menjelaskan perihal bagaimana kesiapan fisik seorang perempuan yang belum maksimal saat hamil dan melahirkan di usia belasan tahun. Sehingga banyak terjadi ibu meninggal, atau anak meninggal. Begitupun pola hidupnya, sangat berisiko untuk melahirkan anak stunting.
“Pola hidup juga berpengaruh. Jamban nya seperti apa. Apakah kamar kecil dengan dapur sangat dekat. Ventilasi udara bagus atau tidak. Bagaimana pola tidur anak. Dan usaha peternakan juga termasuk yang harus diusahakan jangan dekat dengan rumah penduduk,” kata Khofifah.
“Saat ibu hamil, jangan merokok dekat ibu hamil. Perokok, bagi ibu hamil sangat berpengaruh,” tegas Kepala DP3AP2KB Kabupaten Tegal itu.
Sementara itu, Ratih Dewanti Sari menjelaskan perihal usia pernikahan ideal 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki. Hal ini agar secara mental mereka sudah siap, di mana pengantin laki-laki sudah cukup mapan dan pengantin perempuan sudah kuat mental.
“Ukuran lingkar lengan dalam perempuan minimal 23,5 cm, minum tablet tambah darah rutin, karena ibu hamil berbagi darah juga dengan janin. Dan pastikan makanan bergizi. “Isi piringku” ada protein nya adalah ikan, daging, tahu, tempe. Ada seratnya yakni sayur dan buah. Karbohidrat ada di nasi, kentang. Dan susu sebagai pelengkapnya,” ungkap Ratih.
Tak lupa ia pun mengenalkan jenis-jenis alat dan metode kontrasepsi. Mulai dari pil KB, sampai vasektomi agar hidup lebih terencana, karena Berencana itu Keren. n
Penulis: Dadang
Editor: Santjojo Rahardjo
Tanggal Rilis : Selasa, 08/08/2023
Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur
Tentang BKKBN
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.