SEMARANG (BKKBN)—Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.O.G(K) hadir dalam Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Ikatan Penyuluh KB (IPeKB) se-Jawa Tengah yang digelar di Gor Tri Sanjaya Slawi, Kabupaten Tegal, Rabu (26/07/2023) sore.

Dalam perhelatan dua tahunan yang diikuti sekitar 1.600 penyuluh KB dari kabupaten/kota se – Jawa Tengah itu Gubernur Ganjar Pranowo dalam sambutan penutupan Porseni menyampaikan pujian dan kekaguman kepada para penyuluh KB dalam upaya percepatan penurunan stunting.

“Pak Hasto (Kepala BKKBN), Bapak, Ibu dan teman-teman penyuluh. Saya kalau kunjungan, pertanyaan saya pasti paket. Ada berapa yang stunting. Ini jadi test case, saya tes kades-nya (kepala desa), kadang-kadang tidak hafal. Tapi kalau bidan, penyuluh KB itu pasti tas tes, sat set (cepat dan tanggap),” kata Ganjar Pranowo yang disambut riuh tepuk tangan para penyuluh KB. 

Ganjar juga menyebutkan bahwa kolaborasi para pemangku kepentingan di tingkat lini lapangan menjadi bagian yang sangat penting dalam upaya penanganan stunting, salah satunya peran para penyuluh KB yang kembali ia puji lagi. 

“Tadi saya melihat penanganan balita, ibu hamil, termasuk yang stunting, waktu di Banyumas, saya tanya ada ga yang stunting, (jawabnya) tidak ada, itu berarti semangatnya terjadi, ada aksinya (kolaborasi), konkret, pasti penyuluhnya juga rajin,” ujar Ganjar.

Selain itu, ia juga menuturkan bahwa pemerintah Jawa Tengah selalu fokus dan terus bekerja  dalam upaya penanganan stunting tanpa perlu memperdebatkan sumber data yang digunakan sebagai rujukan.

“Banyak yang nesu (marah). Pak Ganjar ini nggak enak kalau kita kayak gini, nanti dikira kita tidak bekerja. Ra sah emosi, tenang wae (jangan emosi, tenang saja). Justru sekarang bekerja kita jadi harus lebih keras agar nanti dalam survei di SSGI, kita bisa mencatat angka yang mendekati,” ujar Bapak satu anak tersebut. 

Sebagai informasi, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022, prevalensi stunting di Jawa Tengah berada di angka 20,8% sedang menurut data E – PPGBM (Elektronik – Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2022 prevalensi stunting sebesar 11,9%. 

Meskipun mengalami perbedaan, selama kurun waktu lima tahun ke belakang, masing – masing pengukuran tersebut menunjukkan tren penurunan yang cukup signifikan.

Kepala BKKBN Apresiasi Program Jo Kawin Bocah

Sementara itu Kepala BKKBN, Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) dalam sambutannya memberi apresiasi kepada para Penyuluh KB di Jawa Tengah. 

“Ini (porseni) merupakan murni inisiasi dari para Penyuluh di Jawa Tengah. Kreatif sekali. Penyuluh KB itu biasanya kalau ketemu itu lombanya ya penyuluhan.Tapi baru kali ini, penyuluh KB kumpul, yang diawali di Jawa Tengah, lombanya adalah olahraga dan seni. Ini luar biasa,” kata Hasto. 

Hasto juga menyampaikan apresiasi kepada penyuluh KB di Jawa Tengah karena kegiatan porseni ini dapat diselenggarakan dengan sukses meskipun berada di tengah – tengah gempuran tugas dan kewajiban para penyuluh KB yang begitu banyak dan padat. 

Selain itu, ia juga meminta seluruh penyuluh KB untuk selalu mendukung program – program pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam upaya penanganan stunting, salah satunya program “Jo Kawin Bocah”.

“Tugas penyuluh itu, mulai dari yang mau nikah, yang hamil sampai yang melahirkan, sampai yang mau KB. Semua menjadi tanggungjawab penyuluh KB dengan pasukannya, Tim Pendamping Keluarga, termasuk juga programnya pak Ganjar Jo Kawin Bocah”, jelas dokter spesialis kebidanan itu. 

Menurut Hasto, program “Jo Kawin Bocah” yang digagas Gubernur Jawa Tengah merupakan program yang memiliki makna sederhana namun memiliki aksi dan gerak yang luar biasa. 

Program Jo Kawin Bocah merupakan gerakan yang lahir dari kesadaran masyarakat sebagai upaya pencegahan pernikahan anak dengan melibatkan seluruh unsur pentahelix, mulai dari pemerintah, akademisi, dunia usaha, media massa dan komunitas. 

Hasto mengatakan dirinya tidak pernah ragu untuk menyampaikan program Jo Kawin Bocah tersebut di forum – forum nasional dan juga di setiap daerah dimana ia melakukan kunjungan kerja sebagai upaya untuk memberikan contoh gerakan yang mampu memberikan dampak terhadap penurunan stunting.

Dalam gelaran tersebut, hadir Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi jawa Tengah Siti Atikoh Ganjar Pranowo, Bupati Tegal Dra. Hj. Umi Azizah, Deputi Advokasi, Penggerakan dan Infromasi BKKBN, Drs. Sukaryo Teguh Santoso, MM, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah Eka Sulistia Ediningsih, SH, Kepala Dinas PPPA Provinsi Jawa Tengah, Dra. Retno Sudewi, Apt, M.Si, MM serta seluruh Kepala Dinas Pengelola Program KB Kabupaten/Kota se – Jawa Tengah. 

Pada penutupan gelaran porseni tersebut, juga dibacakan ikrar “Gerakan 2 Telur Tiap Penyuluh KB bagi Keluarga Stunting” dari para penyuluh KB se – Jawa Tengah yang diwakilkan oleh para pengurus IPeKB Jawa Tengah. Ikrar tersebut merupakan wujud komitmen dan dukungan seluruh penyuluh KB se – Jawa Tengah sebagai Bapak dan Bunda Asuh Stunting dalam upaya percepatan penurunan stunting di Jawa Tengah. 

Porseni Penyuluh KB itu telah selesai menyelenggarakan berbagai cabang lomba, diantaranya futsal, tenis meja, gobak sodor, bakiak, karaoke, band dan senam. n

 

Penulis: Aulia F.D (BKKBN Jawa Tengah)

Editor: Kristianto

Hari, Tanggal Rilis: Kamis, 27 Juli 2023

Media Center BKKBN

mediacenter@bkkbn.go.id

0812-3888-8840

Jl. Permata nomor 1 

Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Tentang BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunanan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009  tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.