SIARAN PERS BKKBN
Nomor: 839/M.C/VI/2023

Kaget Angka Stunting di Wilayah Kerja Perusahaan Tinggi, Edwin Suryajaya Dikukuhkan Sebagai Bapak Asuh Anak Stunting

Ketapang – Berawal dari sebuah bincang-bincang santai soal dana ‘Corporate Social Responsibility’ (CSR). Terbetiklah informasi tentang prevalensi stunting di sebuah kawasan. Terungkap, jumlah kasusnya cukup tinggi. “Kami pun kaget mendengar ini. Kami berbisnis di sini, namun terdapat stunting yang tinggi. Apalagi stunting menyasar anak-anak. Betul-betul melemahkan hati kami.”

Ungkapan itu disampaikan oleh Edwin Suryajaya, GM One Kalimantan PT Cargill, Selasa (20/6/2023), di lokasi tempatnya bekerja di Kecamatan Manis Mata, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Dari informasi yang diterima Edwin ketika itu, angka stunting di Kabupaten Ketapang sebesar 13 persen.

Maka, ketika diminta menjadi Bapak Asuh Anak Stunting oleh Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Barat, tanpa berpikir dua kali, Edwin Suryajaya menerimanya. Itu pun setelah mendapat dorongan dari beberapa anggota DPRD Kabupaten Ketapang yang sebelumnya sempat berbincang tentang hal itu dengan Edwin.

Terbanglah Direktur Bina Akses Pelayanan KB BKKBN pusat, Zamhir Setiawan, menuju Kabupaten Ketapang. Pada hari yang ditetapkan, Selasa itu, di GOR Kecubung PT Harapan Sawit Lestari, Zamhir secara resmi mengukuhkan Edwin Suryajaya sebagai Bapak Asuh Anak Stunting.

Menurut Edwin, Cargill berkomitmen membantu pemerintah setempat dalam program percepatan penurunan stunting di wilayah kerjanya. Dalam kerjasama ini, Cargill memanfaatkan anggaran CSR dan juga menggandeng salah satu NGO. “Dari informasi yang kami dapat, kasus stunting bukan hanya persoalan ekonomi saja. Salah satunya juga sanitasi yang buruk,” jelas Edwin.

Informasi itu didapat Edwin saat pihaknya melakukan rapat internal dengan Bappeda Ketapang dan seluruh kepala puskesmas di Ketapang. Dari situ Cargill mengetahui kebiasaan masyarakat setempat dan kondisi sanitasi permukiman yang belum memadai. “Dari hasil pertemuan itu didapatlah sasaran targetnya, sebagai bahan dasar untuk Cargill melakukan pergerakan. Salah satunya dimulai dengan menjadi Bapak Asuh Anak Stunting,” ujar Edwin Suryajaya.

Dalam sambutan saat mengukuhkan, Zamhir Setiawan mengatakan saat ini seluruh dunia tengah berupaya mencegah stunting. “Angka stunting nasional berada di 21,6 persen saat ini. Targetnya di 2024 bisa turun 14 persen. Pemerintah tidak bisa melakukannya sendiri. Oleh sebab itu butuh peran pihak swasta dalam menurunkan stunting,” ujar Zamhir. Salah satu upaya yang dilakukan BKKBN melalui program Bapak Asuh Anak Stunting.

Penulis: Muhammad Insani Qurniawan

Editor: Santjojo Rahardjo

Tanggal Rilis: Rabu, 21 Juni 2023

Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Tentang BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.