SIARAN PERS BKKBN
Nomor: 833/M.C/VI/2023

Bidan Wulan, 21 Tahun Melawan Mitos KB

BADAN Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tak henti–hentinya berupaya mensosialisasikan kepada masyarakat agar “awas stunting”.

Untuk mencegah terjadinya stunting, pengawasan memang perlu dilakukan. Kepada siapa? Tentu saja kepada remaja, calon pengantin (catin), ibu mengandung, melahirkan, menyusui, termasuk di masa Golden Periode anak di 1000 hari pertama kehidupan (HPK).

Siapa yang melakukan pengawalan? Salah satunya adalah bidan. Para bidan inilah yang menjadi salah satu garda terdepan atau sentral dalam melakukan pengawalan.

Satu dari sekian banyak bidan yang turut berjuang di bumi Jawa Tengah untuk terjun di masyarakat mengawal percepatan penurunan stunting adalah Wulan.

Sosoknya sederhana. Tak hanya mengedepankan tugas saja. Dia juga turut menghadirkan jiwa empatinya di setiap pelayanan. Di antaranya melalui tata nilai yang selalu ia terapkan: “SEHATI”.

SEHATI merupakan kependekan dari:
• Senyum, artinya melayani konsumen dengan ramah (Senyum, Sapa, Salam)
• Empati, artinya melayani dengan sepenuh hati dan dari hati.
• Handal, artinya memiliki tenaga profesional yang terlatih dan handal
• Akurat, artinya memiliki ketepatan dan kecepatan dalam pelayanan
• Terampil, artinya mampu mengatasi permasalahan, keluhan konsumen dalam pelayanan dengan baik
• Ikhlas, memiliki arti melayani konsumen dengan sabar, tanpa membeda-bedakan dan setulus hati.

“Dua puluh satu tahun menjadi bidan, masih ditemukan mitos tentang KB di masyarakat. Maka dari itu, edukasi masih harus tetap dilakukan,” ungkap bidan Wulan.

Ia menjelaskan mitos itu di antaranya perihal KB hormonal, ketika sudah dihentikan sebenarnya tiga sampai enam bulan kemudian akan kembali lagi ke masa kesuburannya. Begitupun IUD, ketika sudah dilepas IUD nya sesungguhnya sudah jadi subur kembali. Bisa kembali hamil.

“Pada prinsipnya memang betul alat kontrasepsi ini mengganggu kesuburan, karena cara kerja nya memang membantu untuk mengatur masa kehamilan. Dan kami selalu mengedukasi para calon akseptor ini, bahwa jika nanti sudah di stop KB nya, pasti akan kembali ke subur,” papar Wulan.

Wulan sangat yakin betul bahwa program KB menjadi alat yang mampu mengawal terjadinya penurunan stunting. Melalui perencanaan berkeluarga yang baik, risiko terjadinya anak stunting menjadi lebih rendah.

Namun dia mengingatkan program percepatan penurunan stunting tak lantas dibebankan pada BKKBN semata, perlu adanya kerjasama dan sinergi lintas profesi, masyarakat, lembaga pemerintah maupun swasta.

Bidan Teladan
Bidan yang bernama lengkap Wulan Mardikaningtyas, A.Md. Keb. ini selain berhasil meraih Juara 1 Bidan Teladan tingkat Kabupaten Sukoharjo di tahun 2019, dia juga berhasil menjadi Juara 1 Bidan Delima Award tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2022.

Kini, di pertengahan 2023 bidan Wulan berhasil menyabet gelar baru sebagai Juara 1 TPMB (Tempat Praktik Mandiri Bidan) Role Model Tingkat Jawa Tengah.

Sebagai bidan yang terjun langsung di masyarakat, inovasi sudah menjadi keharusan. Melalui inovasi, edukasi dan pelayanan bisa benar-benar sampai di masyarakat.

Inovasi yang dikembangkan bidan Wilan di antaranya pelayanan “Happy ber KB dengan Hipnoterapi”. Metode hipnoterapi pemasangan KB membuat banyak akseptor KB suntik ataupun IUD dan implant tidak merasakan sakit saat diberikan pelayanan.

“Dengan inovasi ini diharapkan mereka memberikan informasi dan mengajak teman dan keluarga untuk tidak takut ber-KB khususnya dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).

“Banyak pasien yang takut ber-KB, terutama IUD dan implant. Nah, kami punya solusi dengan adanya program Happy ber-KB ini. Sehingga melalui hipnoterapi dalam ber-KB ini mereka tidak merasakan sakit. Malah mereka sampai bilang kenapa tidak dari sebelum-sebelumnya ber-KB,” kata Wulan.

Inovasi lainnya berupa Hypnobirthing, adalah Hipnoterapi untuk Persalinan dengan tujuan agar ibu merasa nyaman dan tidak mengalami trauma pasca persalinan. Metode ini merupakan inovasi dari TPMB Wulan Mardikaningtyas, dan merupakan satu-satunya Hypnobirth di Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.

“Harapan kami sebagai bidan kepada masyarakat, mari merencanakan kehamilan. Karena berencana itu keren. Jadi, kalo mau hamil ya harus terencana. Bagaimana terencananya, ya melalui ber-KB. Semoga semua pasangan usia subur u mau ber-KB, ya,” kata Wulan dengan nada mengajak.

Bagi Wulan, pengalaman sebagai bidan di Kabupaten Sukoharjo tak membuatnya menjadi bosan dan jenuh dengan profesi tersebut. Baginya, ini sudah menjadi tugas mulia, untuk turut membangun bangsa melalui jalur kebidanan. n

Penulis : Dadang
Editor: Santjojo Rahardjo

Tanggal Rilis: Minggu, 19 Juni 2023

Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Tentang BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunanan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.