SIARAN PERS BKKBN
Nomor: 826/M.C/VI/2023
Melalui Dapur Sehat Atasi Stunting, BKKBN Genjot Penurunan Stunting di Daerah
JAKARTA – Salah satu penyebab utama stunting adalah kurangnya asupan gizi dalam waktu lama, khususnya pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Untuk itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meluncurkan satu program terobosan bergenre Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat).
Program ini ditujukan sebagai salah satu upaya penurunan stunting melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat. Artinya, masyarakat bergotong royong dalam melakukan pemenuhan gizi seimbang Keluarga Risiko Stunting. Terutama keluarga kurang mampu.
Dashat memanfaatkan sumberdaya lokal.
Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Banten memang mengalami penurunan ñ 4,5 persen, dari sebelumnya 24,5 persen menjadi 20 persen.
Namun untuk mencapai target 14 persen di tahun 2024 diperlukan upaya percepatan penurunan stunting yang mempunyai daya ungkit tinggi. Salah satunya dengan melakukan penguatan pengelolaan Dashat di Kampung KB (Keluarga Berkualitas).
Saat ini di Banten sudah terbentuk 667 Kampung KB. Namun baru terbentuk 110 Tim Dashat.
Berdasarkan hal tersebut BKKBN menggelar kegiatan penguatan pengelolaan Dashat di Kampung KB. Kegiatan ini akan dilakukan di delapan Kabupaten dan Kota se-Provinsi Banten.
Di Pandeglang, penguatan pengelolaan DASHAT di Kampung KB dihadiri Koordinator Pengendalian Dampak Kependudukan dan Keluarga di Tingkat Desa BKKBN, Alifah Nuranti, S.Psi, MPH dan tim, Tim Pokja Kampung KB Perwakilan BKKBN Provinsi Banten, dan jajaran perangkat daerah seperti camat, kepala desa, kepala puskesmas, kader Dashat, dan berbagai lintas sektor di wilayah Kecamatan Cimanuk, pada Kamis, 15 Juni 2023.
Alifah menyampaikan bahwa salah satu intervensi dalam penanganan stunting di Kampung KB adalah melalui program Dashat. Program tersebut adalah pemberian makanan bergizi kepada keluarga risiko stunting guna memenuhi gizi keluarga risiko stunting.
Namun, program ini memerlukan dukungan lintas sektor. Oleh karena itu, pentingnya melakukan koordinasi dengan berbagai lintas sektor.
“Sebagai kelompok kegiatan di Kampung KB, semua bantuan untuk keluarga risiko stunting di Kampung KB dapat dikelola melalui Dashat. Segala bantuan harus dimonitor agar bantuan tersebut tepat sasaran kepada anak risiko stunting,” ungkap Alifah.
Program Dashat memiliki daya ungkit tinggi terhadap penurunan stunting. “Dampaknya juga terlihat signifikan bagi keluarga risiko stunting yang diberikan bantuan, karena terpantau selama enam bulan tumbuh kembangnya,” ungkap Plh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Banten, Yuda Ganda Putra.
Yuda menambahkan, BKKBN Banten terus berkolaborasi dengan mitra kerja untuk meningkatkan pengelolaan Dashat agar lebih bergeliat dan bergerak dalam percepatan penurunan stunting.
“Ini sebagai bukti bentuk kolaborasi pentahelix di setiap tingkatan wilayah.”
Pada kegiatan ini juga diserahkan 15 Paket Telur melalui “Dulur Penting* yang akan dibagikan kepada keluarga berisiko stunting di wilayah Desa Cimanuk.
Para peserta juga berkesempatan melihat demo masak untuk keluarga risiko stunting yang dilakukan oleh kader Dashat.
Peluncuran di Bener Meriah
Dapur Sehat Atasi Stunting juga diluncurkan di Bener Meriah. Tepatnya di Kampung KB Rembele, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah, Aceh, pada Kamis (15/6/2023).
Hadir, Sekdakab Bener Meriah yang diwakili, Plt. Asisten Asisten Administrasi Umum, Samusi Purnawira Dade, SIP, M.SI; Sekban Perwakilan BKKBN Aceh, Ihya, SE, MM; dan Kepala OPD KB, Edi Jaswin, SKM, MSi.
Plt. Asisten Administrasi Umum, Samusi Purnawira Dade, dalam sambutannya mengatakan pemerintah pusat telah menetapkan target 14 persen prevalensi stunting pada 2024.
Mengingat pendeknya waktu intervensi, monitoring dan evaluasi kasus stunting merupakan salah satu kegiatan prioritas sesuai peraturan Kepala BKKBN Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia.
“Salah satu tujuan strategis nasional percepatan penurunan stunting, sifatnya adalah pencegahan dimulai dari keluarga. Maka, yang menjadi target pemerintah kabupaten dalam rangka mendukung strategi nasional tersebut ialah seluruh keluarga yang ada pada 232 kampung dan 10 kecamatan di Bener Meriah,” jelasnya.
Dia mengatakan, pemerintah kabupaten memprioritaskan penurunan prevalensi stunting sebagai target yang harus dicapai. Agar terlaksana cepat dibutuhkan gotong royong dan sinergitas antara semua pihak.
Sekretaris Badan Perwakilan BKKBN Aceh Ihya dalam sambutannya mengatakan, Kampung Keluarga Berkualitas memiliki peran penting yang didalamnya terdapat kegiatan Dapur Sehat Atasi Stunting.
Program Dashat, kata Ihya, merupakan satu program yang dicanangkan BKKBN sebagai salah satu bentuk upaya penurunan stunting.
Sebut Sekban, terdapat tiga kegiatan yang dirancang dalam program Dashat, yakni pemberdayaan masyarakat untuk penyediaan makanan padat gizi dengan bahan lokal berupa pembagian makanan gratis untuk kelompok sasaran (ibu hamil, ibu menyusui, dan anak baduta).
Kegiatan lainnya adalah pemberdayaan masyarakat terkait penyediaan makanan padat gizi dengan bahan lokal yang diperuntukan bagi pemenuhan gizi kelompok sasaran dan masyarakat umum dengan metode penjualan. Selain juga pemberdayaan masyarakat untuk penyediaan makanan padat gizi dengan bahan lokal yang diperuntukkan bagi masyarakat umum dengan metode penjualan dan penguatan KIE tentang makanan sehat.
Keberhasilan Program DASHAT merupakan tanggung jawab bersama. Bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, maupun provinsi dan daerah saja. Tetapi perlu keterlibatan partisipasi masyarakat sebagai pendorong utama dalam percepatan penurunan stunting.
“Saya yakin dengan sinergitas lintas sektor, Bener Meriah bisa menurunkan stunting hingga angka 14 persen, sebagaimana target yang telah ditentukan nasional,” kata Ihya.
Kepala OPD KB Bener Meriah Edi Jaswin menyebutkan dengan diluncurkan Dashat di Kampung KB Rembele, Kecamatan Bukit, Bener Meriah telah memiliki tiga Dashat di tiga Kampung KB. Dua lagi berada di Kampung KB Bumiayu dan Timang Gajah.
“Untuk 2023 ini, kegiatan Dashat dari anggaran Dana BOKB, ditambah empat Kampung KB. Dengan demikian, Dashat telah ada di 19 Kampung KB. Jumlah Kampung KB di Kabupaten Bener Meriah sendiri saat ini sebanyak 21 Kampung KB yang tersebar di 10 kecamatan dan 232 Kampung,” sebut Edi.
Lanjutnya, tujuan dari Kampung KB adalah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung melalui program Bangga Kencana, serta pembangunan sekitar lainnya dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas.
“Keberadaan Dashat di Kampung KB, saya akui yakin akan mempercepat penurunan stunting di tingkat kampung. Jika kita bergerak bersama, bersinergitas, tidak saja 14 persen akan kita capai, zero persen pun bisa tercapai. Insyaa Allah,” pungkas Edi.
Penyerahan Bantuan
Empat ibu hamil dan enam anak berisiko stunting di Kampung KB Rembele, menerima bantuan intervensi asuhan prioritas gizi spesifik dari Bapak Asuh Anak Stunting binaan BKKBN.
Bantuan ini diserahkan langsung oleh Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Husni Thamrin, SE, MM.
Salah seorang ibu hamil yang menerima bantuan mengatakan, bantuan ini sangat bermanfaat bagi dia dan janin di kandungan. Untuk itu dia sangat berterimakasih kepada bapak asuh yang telah memberikan bantuan.
“Terimakasih Bapak Asuh yang telah memberikan bantuan ini kepada kami. Semoga akan ada bapak asuh lainnya, yang mengambil peran ini,” tuturnya penuh haru. n
Penulis: Siefa Fauzia (Aceh) dan Chathiyana Fafilaya (Banten)
Editor: Santjojo Rahardjo
Tanggal Rilis: Kamis, 15 Juni 2023
Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur
Tentang BKKBN
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.