SIARAN PERS BKKBN
Nomor: 768/M.C/IV/2023

Diresmikan di Rejang Lebong, Bengkulu Kini Punya Empat Sekolah Lansia

BENGKULU—Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) membangun empat sekolah untuk penduduk lanjut usia (Lansia) di Provinsi Bengkulu.

Sekolah Lansia keempat yang dibangun seiring bertambahnya populasi orang lanjut usia di tanah air ini dibangun di Kabupaten Rejang Lebong.

Tiga Sekolah Lansia di Bengkulu, sebelumnya telah dibangun di Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Bengkulu Utara dan di Kabupaten Seluma.

Peresmian sekolah lansia di Rejang Lebong digelar pada Kamis (13/04/2023) di Kampung KB Desa Dusun Sawah, Kecamatan Curup Utara, yang diresmikan oleh Bupati Rejang Lebong Syamsul Effendi yang mengapresiasi pembentukan Sekolah Lansia yang dibentuk pertama kali di Kabupaten Rejang Lebong ini.

“Melalui sekolah lansia diharapkan para lansia menjadi produktif mengisi hari tua. Kegiatan yang beragam diharapkan dapat terus memacu lansia untuk semakin berinovasi dan semangat dalam menjalani hari tua,” kata Syamsul Effendi.

Menurut Syamsul Effendi, melalui pembangunan Sekolah Lansia di Rejang Lebong ini diharapkan akan terus lahir sekolah-sekolah Lansia lain di kecamatan lain yang tentunya mampu membentuk lansia tangguh dan Smart.

Berdasarkan data BPS 2020, penduduk lansia di Indonesia sebesar 26,82 juta jiwa (9,92 persen) dari populasi penduduk Indonesia, sedangkan penduduk lansia Bengkulu sebesar 10,06% atau sebanyak 202.273 jiwa dari 2.010.670 jiwa penduduk Bengkulu.

Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia mendekati angka yang menuju era penduduk menua (aging population) karena jumlah penduduk lansia hampir menembus angka 10 persen akibat gencarnya pembangunan kesehatan dan sosial ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, sehingga usia harapan hidup penduduk Indonesia mengalami peningkatan.

Pelaksana tugas Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Drs. Zainin mengatakan berdasarkan data BPS 2020, penduduk lansia sebesar 26,82 juta jiwa (9,92 persen) dari populasi penduduk Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia mendekati angka yang menuju era penduduk menua (aging population) karena jumlah penduduk lansia hampir menembus angka 10 persen.

Dikatakan Zainin, pembentukan sekolah lansia merupakan upaya meningkatkan pengembangan program kelanjutusiaan melalui

pembentukan sekolah lansia di kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL). Program tersebut untuk mewujudkan lansia yang Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif, dan Bermartabat (Smart). Untuk mewujudkan lansia yang Smart maka lansia perlu terus diintervensi (stimulasi) pada aspek spiritual, intelektual, vokasional/hobi, sosial, fisik/kesehatan, emosional, dan lingkungan, ujarnya.

Menurut Zainin, program sekolah lansia untuk menjawab tantangan proses penuaan yang cepat. Pemerintah harus mampu mengantisipasi dan menempatkan proses penuaan sebagai tantangan khusus karena terjadi pada situasi tingkat pendapatan yang relatif rendah. Merujuk kondisi tersebut pemerintah mengembangkan berbagai kebijakan sebagai salah satu upaya komprehensif agar lansia tidak menjadi beban, baik dalam keluarga maupun masyarakat dan dapat menggali potensinya. n

Penulis : Rofadhila Azda
Editor: Kristianto

Tanggal Rilis: Kamis, 12
3 April 2023.

Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Tentang BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.