SIARAN PERS BKKBN
Nomor: 748/M.C/III/2023

Target Turunkan Stunting dengan Melatih Garda Terdepan di Bulan Ramadhan

TIM Pendamping Keluarga (TPK) merupakan garda terdepan dalam upaya percepatan penurunan stunting.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah membentuk 200 ribu TPK di seluruh Indonesia dengan anggota mencapai hampir 600 ribu orang.

Satu TPK, yang terdiri dari seorang bidan, seorang kader KB, dan seorang kader PKK ini punya peran penting dalam aspek preventif dan promotif serta memberikan rujukan akses pelayanan kesehatan untuk keluarga berisiko stunting yang mereka dampingi.

Selama Ramadan, BKKBN terus memberi orientasi dan pelatihan bagi para anggota TPK ini.

Seperti yang dilakukan Perwakilan BKKBN Provinsi Banten yang telah memberi orientasi dan pelatihan sejak 2021.

Namun pada 2023, khusus Kabupaten Tangerang pelaksanaan orientasi TPK sedikit berbeda dengan pelaksanaan tahun-tahun sebelumnya karena bertepatan dengan bulan Ramadhan dalam kondisi mayoritas peserta kegiatan menjalankan ibadah puasa selama pelatihan TPK berlangsung dari pagi hingga sore hari.

Salah satu fasilitator orientasi TPK Ibnu Malik mengungkapkan mengajar ibu-ibu kader di bulan puasa ini harus lebih kreatif, banyak interaksi agar peserta orientasi tidak bosan.

“Ibu-Ibu kalau sudah sore dikit suka hilang fokus, Bawaannya ingin cepat selesai orientasinya katanya mau menyiapkan bukaan untuk keluarganya,” ujar Ibnu, Kamis (30/03/2023).

Menurut Ibnu, sebagai fasilitator orientasi pada bulan puasa ini, dituntut harus bisa mengelola rasa mengantuk diiringi dengan rasa haus dan lapar yang melanda sehingga peserta akan mudah kehilangan fokus dan mengikuti materi.

Tantangan terbesar dalam menjadi fasilitator dalam mengajar adalah bagaimana mengemas metode pembelajaran yang tidak membuat kantuk dan tetap membuat focus peserta.

“Untuk menjaga fokus peserta, saya biasanya menggunakan simulasi atau menonton video edukasi serta senam kecil agar tidak merasa jenuh selama pelatihan dari pagi sampai sore hari,” kata Ibnu.

“Pelatihan dibulan puasa agak berat, karena harus menahan lapar, ngantuk sama susah konsentrasinya karena keingetan terus sama makanan bukaan puasa. Tapi untung selama bulan puasa ini lebih belajarnya lebih banyak main dan nonton videonya jadi lumayan buat melek dan semangat,” kata Ningrum, kader KB dari Kecamatan Jambe.

Secara umum pelaksanaan kegiatan orientasi yang berlangsung selama Ramadan berjalan lancar dan kondusif.

Peserta dapat hadir dan mengikuti kegiatan dengan baik serta dipenuhi dengan keceriaan dikala menjalani ibadah puasa Ramadhan di 2023.

Setiap ruangan kelas selalu terisi penuh selama kegiatan berlangsung dan berjalan hingga selesai sesuai dengan jadwal serta respon peserta cukup antusias terlebih setelah mengenal aplikasi Elektronik Siap Nikah Siap Hamil (Elsimil).

TPK yang banyak mendapatkan perubahan sehingga mudah dalam digunakan dalam pencatatan dan pelaporan sasaran calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca salin, dan balita.

Selama bulan Ramadan ini peserta diberikan konsumsi dalam bentuk bingkisan makanan dan minuman kemasan

12.291 Selesai Dilatih
Sementara itu, BKKBN Perwakilan Nusa Tenggara Barat telah melatih seluruh TPK untuk Percepatan Penurunan Stunting.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTB Samsul Anam pada Kamis (30/03/2023) mengatakan sebanyak 12.291 anggota TPK telah mengikuti orientasi dan pelatihan.

“Sebanyak 12.291 TPK, dari 10 Kabupaten/Kota sudah
diorientasi,” kata Samsul Anam di Mataram.

Lebih lanjut, Samsul Anam menjelaskan, dari 12.291, Lombok Timur sebanyak, 3093 TPK, Lombok Tengah, 2391 TPK, Lombok Barat, 1668 TPK, Kabupaten Bima, 1188 TPK, Sumbawa, 1176 TPK, Kota Mataram, 993 TPK, Lombok Utara, 570 TPK, Dompu, 546 TPK, Kota Bima, 360 TPK dan Sumbawa Barat, 336 TPK.

Samsul, mengungkapkan bahwa TPK melakukan pendampingan kepada sasaran prioritas pendampingan keluarga yang meliputi penyuluhan, fasilitasi pelayanan rujukan, dan fasilitasi bantuan sosial serta surveilans/pengawasan untuk mendeteksi dini faktor risiko stunting

“Ini sesuai dengan Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia Tahun 2021- 2024, BKKBN telah membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK).

Sementara itu, Setya Budi Irianta, Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Pelatihan dan Pengembangan Perwakilan BKKBN Provinsi NTB, menyampaikan, orientasi ini Sebagai upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan secara berkesinambungan bagi TPK dalam melaksanakan pendampingan kepada keluarga berisiko stunting,

Hal ini karena terdapat beberapa regulasi serta materi baru yang harus disesuaikan agar pelaksanaan pengembangan kompetensi bagi TPK dapat berjalan sesuai dengan target.

Materi pada pelaksanaan orientasi TPK tahun ini, jelas Budi, terdiri atas Konsep Dasar Stunting dan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), Mekanisme Kerja Tim Pendamping Keluarga, Penggunaan Aplikasi ELSIMIL, Peran Strategis Kampung Keluarga Berkualitas, Komunikasi Antar Pribadi dalam Pendampingan Keluarga.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, materi penggunaan Aplikasi Elsimil kembali disampaikan pada Orientasi TPK tahun 2023, tambahnya, hal ini disampaikan sehubungan dengan adanya pemutakhiran pada Aplikasi Elsimil dengan adanya fitur pendampingan bagi Calon Pengantin, Pasangan Usia Subur (PUS), Ibu Hamil, Ibu Pasca persalinan serta Keluarga Berisiko Stunting dengan Balita 0 – 59 Bulan.

Sementara itu, tugas TPK, tambah Budi, melaksanakan pendampingan kepada sasaran prioritas pendampingan keluarga yang meliputi penyuluhan, fasilitasi pelayanan rujukan dan fasilitasi penerimaan program bantuan sosial serta surveilans/pengamatan berkelanjutan untuk mendeteksi dini faktor risiko stunting.

Mulai dari, skrining 3 (tiga) bulan kepada catin, memberikan edukasi serta memfasilitasi catin yang memiliki faktor risiko stunting mengatasi faktor tersebut, melakukan pendampingan kepada semua ibu hamil dengan pemeriksaan kehamilan/pemantauan secara berkala sampai Persalinan.

Bidan menolong persalinan normal, melakukan deteksi dini faktor risiko, mendampingi dan merujuk persalinan dengan risiko pada fasyankes tingkat rujukan, melakukan asuhan dan pendampingan pasca salin dengan promosi, KIE KB pasca salin, ibu pasca salin menggunakan KBPP MKJP dan melakukan deteksi dini kategori resiko dan komplikasi masa nifas, serta memfasilitasi rujukan jika diperlukan.

Melakukan asuhan bayi baru lahir dan pendampingan pengasuhan dan tumbuh kembang anak dibawah 5 tahun (balita) dengan melakukan skrining penilaian faktor risiko stunting, memfasilitasi bayi mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan, dan pemberian MPASI pada bayi diatas usia 6 bulan dengan gizi cukup dan imunisasi dasar lengkap sesuai jadwal serta memfasilitasi keluarga mendapatkan bantuan sosial. n

Penulis:
Chathiyana Fafilaya (Banten)
Yudi (Nusa Tenggara Barat)

Editor: Kristianto

Tanggal Rilis: Sabtu, 1 April 2023

Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Tentang BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.