SIARAN PERS BKKBN
Nomor:719/M.C/III/2023

Kunjungi Pelayanan KB Serentak di Semarang, Kepala BKKBN Puji Laju Pertumbuhan Penduduk Jawa Tengah

SEMARANG — Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar pelayanan KB serentak dan gratis di seluruh Indonesia selama empat hari, mulai Rabu (08/03/2023) hingga Sabtu (11/03/2023).

Di hari kedua Pelayanan KB serentak memperingati Hari Perempuan Internasional (Women International Day) itu Kepala BKKBN Dr..(HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) meninjau pelayanan KB di Rumah Sakit Tentara Bhakti Wira Tamtama, Kota Semarang, Kamis (09/03/2023) pagi.

Hasto Wardoyo memulai sambutan dengan memuji pertumbuhan penduduk di Jawa Tengah utamanya Kota Semarang. Dokter Hasto pun mengapresiasi komitmen dan dukungan yang selalu diberikan TNI dalam program pengendalian penduduk.

“Saat ini kuantitas jumlah anak sudah bagus. Tidak lebih dari dua, terutama di Kota Semarang. Sudah sangat terkendali. Kemudian yang paling penting kalau KB, untuk menjarangkan, supaya anak tidak terlalu dekat jaraknya. Jarak anak yang terlalu dekat akan banyak masalahnya. Kalau anak kalau belum umur dua tahun muncul adiknya itu kasihan sekali,” kata Hasto dalam kegiatan BKKBN bekerja sama dengan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB) Kota Semarang dan TNI menggelar pelayanan gratis KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).

Menurut Hasto, terlalu dekat atau terlalu rapat merupakan salah satu dari 4T. 4T yaitu Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu Banyak, dan Terlalu Rapat. 4T merupakan kendala yang acap ditemui dalam upaya pengendalian penduduk, yang kemudian dapat menjadi penyebab timbulnya banyak permasalahan kesehatan bagi ibu dan anak. Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau terlalu rapat juga dapat mengakibatkan kurangnya perhatian dari orang tua yang berpengaruh pada kualitas tumbuh kembang anak baik secara fisik maupun psikologis.

Di sela sambutan, Hasto menyempatkan menyapa dua akseptor yang hadir. Akseptor pertama Tiara (27 tahun), ibu dengan satu anak berumur satu bulan. Tiara merupakan peserta KB Pasca Persalinan (KB PP) metode implan. Menjawab pertanyaan dokter Hasto mengenai pilihan KB implan, Tiara ingin memberikan jarak antar persalinan yang cukup bagi anak – anaknya kelak.

Akseptor kedua atas nama Sulimah (35 th), ibu dengan tiga anak. Sulimah merupakan peserta KB susuk lanjutan. Ketika ditanyai dokter Hasto, mengapa di usia 35 tahun dan jumlah tiga anak, Sulimah belum memilih kontrasepsi mantap (kontap) steril atau MOW, ia menjawab jujur jika masih takut dan belum siap.

Kepala BKKBN kemudian menerangkan bahwa steril atau MOW tidak menakutkan, tidak sakit, dan aman karena tidak menggunakan hormon. Kontrasepsi tanpa hormon sering dianggap lebih aman karena tidak berpengaruh terhadap berat badan dan siklus menstruasi.

Dalam gelaran ini, dilayani 16 akseptor implan, lima akseptor IUD, tiga peserta MOW dan tiga peserta MOP. Dijelaskan kembali oleh dokter Hasto bahwa akseptor KB MOW dan MOP harus beristirahat setelah melalui prosedur. Namun pemerintah tidak menutup mata terhadap kemungkinan akseptor kehilangan pendapatan karena tidak bisa bekerja. BKKBN menyediakan uang istirahat sebagai pengganti pendapatan sebesar tiga ratus ribu rupiah bagi peserta MOW dan MOP. Khusus bagi laki – laki peserta MOP, Dinas Dalduk KB Kota Semarang memberikan tambahan sehingga uang istirahat menjadi satu juta per akseptor.

“Saya kira kerjasama dengan Rumah Sakit dan Dinas KB setempat, disupport penuh oleh BKKBN. Implan disediakan, IUD disediakan. Kalau perlu alat Laparoskopi juga bisa diusulkan. Ring untuk kontap sudah disediakan dalam jumlah banyak,” ujar Hasto.

Kegiatan Pelayanan KB Serentak dalam rangka Hari Perempuan Internasional di Jawa Tengah dipusatkan di Kabupaten Demak (8/3/2023) dan Kota Semarang (9/3/2023).

Turut hadir dalam Pelayanan KB Serentak hari ini Deputi KBKR BKKBN dr. Eni Gustina, MPH, Karumkit RST Bhakti Wira Tamtama, Letkol Anton Triprasetiyo, SpOG dan Wakakesdam Letkol Ckm (K) dr. Virni Sagita Ismayawati, M.A.R.S., Direktur Bina Kualitas Pelayanan Keluarga Berencana BKKBN Martin Suanta, SE, M.Si, Direktur Bina Kesehatan Reproduksi Safrina Salim, SKM, M.Kes, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Semarang dr. Lilik Faridah, MM, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah drg. Widwiono, MKes, dan Ketua Tim Kerja KBKR Perwakilan BKKBN Jawa Tengah Agoes Poedjianto, SH, M.Kes. n

Penulis : Bayu Prasetyo dan Reni Nuraeni
Editor: Annisa H

Tanggal Rilis: Kamis, 9 Maret 2023

Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Tentang BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.