SIARAN PERS BKKBN
Nomor:716/M.C/III/2023

Kepala BKKBN Puji Bupati Demak, Lewat Inovasi CME Angka Stunting Turun Signifikan

DEMAK—Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) memuji Bupati Demak dr. Hj. Eisti’anah karena mampu menurunkan angka stunting secara signifikan.

Melalui inovasi Cengkraman Mata Elang (CME) angka prevalensi stunting Demak yang berdasar hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2021 berada di angka 25,5 persen dan pada 2022 turun jadi 16,2 persen.

Inovasi CME merupakan penyesuaian dengan Program percepatan penurunan stunting oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yakni Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng Melalui inovasi CME, kini Demak prevalensi stunting berada pada posisi terendah keempat dari 2021 yang tertinggi keempat se-Jawa Tengah. Selain bertujuan untuk menurunkan stunting, inovasi ini juga bertujuan untuk mengurangi jumlah kematian ibu dan anak.

Inovasi yang mendapatkan penghargaan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika pada tahun 2021 kategori Dimensi Smart Society ini menekankan kepada sinergitas pemerintah desa, masyarakat, serta tenaga kesehatan melalui upaya pemberdayaan masyarakat yang terstruktur dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di tiap desa.

Hasto pun juga mengingatkan kepada seluruh hadirin di akhir sambutannya bahwa kendala utama dalam penanganan stunting adalah terkait habitual atau kebiasaan dan perilaku masyarakat. Ia mencontohkan perilaku atau kebiasaan konsumsi masyarakat yang menjadikan karbohidrat sebagai menu utama dalam makanan harian tanpa memperhatikan zat gizi lainnya, utamanya protein.

Menanggapi yang disampaikan Kepala BKKBN, Bupati Demak, dr. Hj. Eisti’anah, SE menjelaskan juga bahwa dirinya beserta jajaran sangat serius menangani persoalan stunting ini dengan menentukan lokus penggarapan di 6 kecamatan dan 22 desa yang banyak terdapat kasus stuntingnya.

“Kalau diamati secara geografis, lokus stunting yang kita tetapkan ini berada di daerah yang kerap terdampak banjir dan sanitasi menjadi persoalan dan pe-er kami,” ungkap wanita yang juga berprofesi sebagai dokter ini.

Menurutnya, intervensi spesifik dalam penanganan stunting tidak boleh hanya fokus kepada pemberian asupan gizi saja melainkan juga harus memperhatikan berbagai sisi, salah satunya sanitasi lingkungan.

“Kita tahu Demak itu terkenal dengan sungai yang mengalir di sepanjang pantura sebagai tempat buang air besar, tapi sekarang dengan usaha yang begitu lama akhirnya tahun 2022 kemarin Demak dinyatakan ODF (Open Defecation Free)”, terangnya.

Status tersebut menurutnya merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk menanggulangi stunting. Tak lupa, ia pun turut menyinggung soal ketepatan dan validitas data seputar stunting yang harus benar – benar dipastikan keakuratannya agar intervensi yang dilakukan bisa tepat sasaran. n

Penulis: Aulia Firdaus D.A
Editor: Annisa H

Tanggal Rilis: Kamis, 09 Maret 2023

Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Tentang BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.