SIARAN PERS BKKBN
Nomor: 705/M.C/III/2023

BKKBN Jawa Tengah Gencarkan Penurunan Stunting untuk Pertahankan Bonus Demografi

BADAN Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Jawa Tengah terus melakukan upaya percepatan penurunan stunting untuk mempertahankan Bonus Demografi.

Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah mengadakan kegiatan Forum Sinkronisasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting yang diikuti oleh Kepala OPD KB Kabupaten/Kota se-Provinsi Jawa Tengah, DP3AP2KB Provinsi Jawa Tengah, Satgas Stunting, serta Ketua Tim Pokja yang dilaksanakan selama 2 (dua) hari, tanggal 27-28 Februari 2023 di Hotel Chanti Semarang.

Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 ada 15 dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah mengalami penurunan angka prevalensi stunting.

“Kita harus berterimakasih kepada Kota Semarang, Kabupaten Demak, dan Kota Tegal yang penurunan angka stuntingnya bisa mengatrol penurunan angka stunting di Jawa Tengah. Hal ini karena 20 kabupaten kota lainnya justru mengalami kenaikan.” Kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah drg. Widwiono, M. Kes dalam sambutannya.

Menurut Widwiono, butuh waktu minimal 6 bulan untuk menangani secara cepat upaya penurunan stunting di Jawa Tengah pada 2023.

“Untuk menangani kasus stunting sendiri membutuhkan waktu selama 6 (enam) bulan. Kita bisa memulai pada bulan Februari ini, yang bertepatan dengan bulan penimbangan. Tentu saja data harus sesuai dengan by name by address. Apabila ada anak atau ibu hamil yang terindikasi stunting, maka selama 6 (enam) bulan ke depan, diberikan treatment pendampingan pemberian makanan bergizi. Diharapkan 6 (enam) bulan ke depan, anak atau ibu hamil bisa lepas dari indikasi stunting. Sehingga saat survei dilakukan bulan Oktober tahun 2023, angka stunting bisa turun,” kata Widwiono.

Karena itu, dalam sambutannya Widwiono juga menekankan Pemerintah Kabupaten dan Kota untuk bisa menyerap dengan baik anggaran Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) yang telah dikucurkan Pemerintah Pusat.

Forum Sinkronisasi Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting merupakan tindak lanjut dari Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Bangga Kencana Provinsi Jawa Tengah sudah diselenggarakan pada tanggal 13 Februari 2023. Kegiatan yang difokuskan pada peningkatan sinergitas dan kolaborasi para pemangku kepentingan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota di Jawa Tengah tersebut dibuka oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan dihadiri langsung Kepala BKKBN RI Dr (HC) dr. Hasto Wardoyo, SpOG (K).

Pada Rakerda itu, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyampaikan bahwa Jawa Tengah sedang memasuki masa Bonus Demografi. Masa tersebut berulang kembali setelah 25-30 tahun kemudian.

“Maka dari itu, Bonus Demografi Jawa Tengah tentu saja dapat dipertahankan. Salah satu cara adalah dengan mempersiapkan SDM sejak sekarang sebaik mungkin dan terhindar dari stunting. Stunting sendiri selalu berhubungan dengan KB, karena berkaitan dengan spacing jarak kelahiran anak. Jarak 3 tahun 9 bulan merupakan jarak yang terbaik. Karenanya, perlu dilakukan KB Pasca Persalinan bagi ibu yang melahirkan, dan KB MKJP tentunya,” ujar Widwiono seraya menyebut optimisme Jawa Tengah dalam mencapai target penurunan stunting 14 persen 2024.

Ditemui di tempat yang sama, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Semarang, dr. Lilik Faridah, MM, berbagi informasi kesuksesan Kota Semarang dalam menurunkan prevalensi angka stunting di angka 10 persen. Angka prevalensi stunting tersebut berada di bawah angka prevalensi stunting Jawa Tengah dan Nasional.

“Intinya adalah kolaborasi, kerjasama, sinergitas antara semua dinas terkait di Kota Semarang. Bergerak bersama mengatasi stunting sesuai dengan tupoksi masing-masing. Perlunya diagnosis penyebab terjadinya stunting. Bisa disebabkan karena rumah tidak ada jamban, tingkat pendidikan dan pendapatan keluarga. Bersama-sama setiap bulan mengadakan evaluasi dan tentu saja mencari solusi bersama untuk penanganan kasus stunting,” kata Lilik Faridah.

Dia juga mengamini target zero stunting Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah. “Jika tahun 2022 kita bisa menurunkan angka stunting sebesar 10,9%, maka tahun 2023 harapannya kita juga bisa menurunkan prevalensi angka stunting sebesar 10 persen, sehingga pada tahun 2024 bisa zero stunting,” ujarnya.

Salah satu bentuk konvergensi dan sinergitas Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah dengan OPD KB se-Jawa Tengah dan DP3AP2KB Provinsi Jawa Tengah juga diwujudkan dengan penandatangan perjanjian kerjasama pelaksanaan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting tahun 2023.

Pada kegiatan ini juga diberikan penghargaan bagi OPD KB Kabupaten/Kota dalam pencapaiannya Realisasi DAK Fisik tertinggi yang diraih oleh Kota Salatiga, Kota Tegal, dan Kabupaten Sukoharjo, untuk DAK Fisik dibawah 1 Milyar. Sedangkan Kabupaten Batang, Kabupaten Blora, dan Kabupaten Tegal meraih penghargaan realisasi DAK fisik tertinggi untuk anggaran diatas 1 Milyar.

Sementara Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Purbalingga, dan Kabupaten Blora meraih penghargaan realisasi tertinggi DAK non fisik BOKB se-Jawa Tengah. n

Penulis : Rahmitasari P dan Reni Nuraeni

Editor: Kristianto

Tanggal Rilis: Sabtu, 04 Maret 2023

Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Tentang BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.