SIARAN PERS BKKBN
Nomor: 682/M.C/II/2023
BKKBN Bali Gelar Pelatihan, Tim Pendamping Keluarga Ditarget Dampingi 21 Sasaran Stunting Per Bulan
DENPASAR—Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus melatih Fasilitator dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) di seluruh Indonesia untuk mengejar target percepatan penurunan stunting.
Dalam pelatihan TPK yang digelar BKKBN Perwakilan Provinsi Bali yang digelar di Kota Denpasar, Rabu (22/02/2023), Fasilitator menargetkan satu TPK yang terdiri dari tiga orang untuk memberi pendampingan kepada 21 sasaran keluarga berisiko stunting.
Salah satu fasilitator TPK yang membawahi wilayah Desa Penatih, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, I Kadek Dwi Prisaadi mengatakan pihaknya memaksimalkan pelaksanaan pendampingan keluarga selama dua bulan, yakni Januari dan Februari 2023.
“Fasilitator menyusun strategi dengan memberikan target masing-masing TPK untuk melakukan pendampingan kepada minimal 21 sasaran keluarga berisiko stunting. Di wilayah kami terdapat tujuh Tim Pendamping Keluarga. Ini dimaksimalkan dengan memberikan tugas kepada masing-masing TPK agar dapat melakukan pendampingan ke minimal 21 sasaran setiap bulannya,” kata Kadek yang sedang mengikuti Pelatihan Bagi Fasilitator TPK tingkat Kabupaten/Kota Se-Bali Angkatan I Tahun 2023 di Swiss Bell Resort Watu Jimbar, Rabu (22/02/2023).
Kadek yang menjadi Fasilitator TPK sejak tahun lalu itu menyebutkan, strategi ini juga menjadi salah satu upaya yang mendukung hasil prevalensi percepatan penurunan Stunting di Kota Denpasar menjadi terendah se-Bali yaitu 5,5 persen berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022.
Provinsi Bali sendiri memiliki 3.327 Tim Pendamping Keluarga(TPK) dengan 9.981 anggota TPK yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten dan Kota.
Dalam pelaksanaannya, TPK bertugas memberikan fasilitasi penyuluhan, pelayanan rujukan dan fasilitasi pemberian bantuan sosial serta melakukan surveilans kepada sasaran keluarga berisiko stunting.
Provinsi Bali berhasil menurunkan prevalensi stunting 2,9 persen dari angka 10,9 persen (SSGI 2021) menjadi 8 persen (SSGI 2022). Prevalensi stunting di Provinsi Bali merupakan terendah di Indonesia yang rata-rata nasional tahun 2022 berada pada angka 21,6 persen.
Sementara itu, Sekretaris BKKBN Provinsi Bali I Made Arnawa mengatakan perlunya menguatkan kembali komitmen para Fasilitator dan TPK untuk percepatan penurunan stunting.
“Kita berhasil menurunkan 2,9 persen namun jangan berpuas diri kita tetap harus meningkatkan kinerja apalagi bagi tim pendamping keluarga yang bertemu langsung dengan masyarakat,” kata Made yang mewakili Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali.
Ditambahkan oleh I Made Arnawa secara tegas bahwa para peserta pelatihan yang terdiri dari 40 fasilitator TPK dapat mengikuti pelatihan dengan sungguh-sungguh dan dapat menyebarluaskan ke tim pendamping keluarga di masing-masing wilayah.
“Mari kita jaga komitmen dan kerjasama yang sudah terbangun ini sehingga kita bersama dapat menyukseskan Program Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia umumnya, dan di Bali pada khususnya,” ujarnya.
Pelatihan ini dibagi menjadi dua angkatan, di mana Angkatan I dilaksanakan pada 22 sampai 23 Februari 2023, dan 24 sampai 25 Februari 2023 untuk Angkatan II secara Klasikal. n
Penulis: Nur Octavia Dian Rahayuningsih (Bali)
Editor: Kristianto
Tanggal Rilis: Rabu, 22 Februari 2023
Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur
Tentang BKKBN
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunanan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.