SIARAN PERS BKKBN

Nomor:  662/M.C/II/2023

 

Dampak Banjir Manado, BKKBN Beri Bantuan dan Edukasi Meminimalisasi Risiko Kenaikan Angka Stunting

MANADO—Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara memberikan bantuan kepada keluarga korban banjir yang terjadi di Kota Manado. Selain bantuan bahan kebutuhan pokok, BKKBN juga memberikan edukasi untuk meminimalisasi naiknya angka stunting akibat bencana yang telah merusak rumah, sanitasi, dan air bersih.

Bantuan itu diberikan bersama Mitra Kerja  Komisi IX DPR-RI, di lokasi Bencana  Banjir yang melanda Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, pada  jumat 27/1/2023. Sekaligus  memberikan  bantuan  bagi  keluarga  korban bencana banjir. 

Pemberian bantuan dan Sosialisasi KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) Program Bangga Kencana dihadiri oleh Kepala  Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Utara yang diwakili oleh Ketua  Pokja Advokasi  Penggerakan dan Informasi BKKBN Sulawesi Utara Ignasius P Worung, S.E., M.Si,  Ketua Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Provinsi Sulawesi Utara Drs. H Ulyas Toha, M.Pd, dan jajaran, Tenaga Ahli Ketua Komisi IX DPR-RI Faisal Pranoto serta para Koordinator Wilayah dampak bencana banjir.

Dalam paparanya di kegiatan pemberian bantuan, Jumat (10/02/2023), Ketua Pokja Advokasi, Penggerakan, dan Informasi BKKBN Sulut Ignasius P. Worung menyampaikan cara pencegahan stunting terhadap anak baduta dan balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Sebab, bencana banjir dan tanah longsor telah merusak rumah, sanitasi, dan air bersih sehingga meningkatkan risiko anak-anak baduta dan balita menjadi stunting.

Menurut Ignasius, di setiap desa telah dibentuk Tim Pendamping Keluarga yang terdiri dari tiga orang, yakni bidan atau tenaga kesehatan, kader PKK, dan Kader KB. Mereka akan mendampingi  keluarga dan calon pengantin (Catin) agar tidak melahirkan bayi stunting.

“Hindari  4 Terlalu, yaitu terlalu muda untuk  melahirkan, terlalu tua untuk hamil, telalu dekat  jarak  melahirkan, dan terlalu sering melahirkan. Hal ini harus dihindari karena akan menimbulkan risiko melahirkan bayi stunting,” kata Ignasius.

Tim Pendamping Keluarga, kata Ignasius mendampingi dan memberi informasi untuk pemeriksaan  kesehatan bagi calon pengatin, ibu hamil dan balita menjaga  kebersihan diri dan  lingkungan.   

Risiko stunting berikutnya, menurut Ignasius disebabkan sumber air yang digunakan, kemudian dari  sanitasi seperti tidak mempunyai jamban atau jamban yang tidak layak, dan kebersihan dari diri sendiri serta lingkungan.

“Dari unsur-unsur penyebab stunting jika dikaitkan dengan peristiwa alam yang dialami oleh masyarakat Kota  Manado pada beberapa waktu yang lalu, pasca banjir, rumah dan lingkungan sekitar tempat tinggal menjadi  kotor. Padahal sanitasi yang baik menjadi salah satu langkah pencegahan stunting,” jelas Ignasius.

Kondisi tersebut menurut Igansius membahayakan kesehatan anak-anak. Jika si anak sering sakit, energinya akan banyak terkuras untuk melawan infeksi dalam tubuh dan bukan untuk  pertumbuhan. Akibatnya anak-anak berisiko stunting.  

“Kesulitan air bersih akibat banjir menjadi masalah selanjutnya dan berdampak bagi kesehatan. Untuk  mengatasinya Posyandu rutin digelar dan edukasi serta bantuan untuk menekan angka anak stunting dilakukan,” ujarnya.

Bencana banjir Kota Manado yang terjadi Jumat (27/1/2023) telah merendam kurang lebih 400 rumah di 34 desa/kelurahan dan 9 kecamatan. Banjir dengan tinggi muka air yang berkisar antara 80-300 sentimeter itu telah berdampak pada 3.013 KK atau 9.382 jiwa dan merenggut satu korban jiwa.  

Sementara itu peristiwa tanah longsor telah berdampak pada 63 KK dan terbagi di beberapa titik di 22 desa/kelurahan dan 7 kecamatan. Petaka tersebut juga menelan empat korban jiwa, satu luka berat dan dua lainnya luka ringan. Rumah rusak ada sebanyak 53 unit termasuk 1 tempat ibadah.

Di samping itu, banjir dan longsor juga memaksa 1.021 jiwa mengungsi di beberapa titik. Adapun pengungsian di Kecamatan Tikala sebanyak 209 jiwa, Kecamatan Paal 2 ada 261 jiwa, Kecamatan Tuminting ada 50 jiwa, Kecamatan Singkil sebanyak 460 jiwa dan Kecamatan Wenang ada 41 jiwa.   

Komisi IX DPR-RI memberi paket bantuan kepada masyarakat dan makanan tambahan bagi balita dan ibu hamil, guna meminimalisasi angka stunting di Kota Manado agar ke depan menghasilkan generasi unggul dan berkualitas.

Sementara itu, Ketua Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Provinsi Sulawesi Utara Drs. H Ulyas Toha, M.Pd menyampaikan ucapan terima kasih kepada BKKBN dan Komisi IX DPR-RI atas bantuan yang diberikan.

Bantuan yang berikan berupa sembako bagi masyarakat dan makanan tambahan bagi ibu hamil dan anak balita korban bencana banjir. 

Penulis: Vin Mamarodia

Editor: Fimela Apriany

Tanggal Rilis: Senin, 13 Februari 2023

Media Center BKKBN

mediacenter@bkkbn.go.id

0812-3888-8840

Jl. Permata nomor 1 

Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Tentang BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunanan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009  tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.