SIARAN PERS BKKBN

Nomor:  659/M.C/II/2023

 

BKKBN Dorong Mewujudkan Lansia yang Bermakna dan Upaya Mengatasi Syndrome 14i

ANGKA harapan hidup orang Indonesia semakin panjang. Hal ini pun berdampak kepada semakin banyaknya jumlah penduduk lanjut usia (Lansia). Demikian juga di Jawa Tengah.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Jawa Tengah menggelar Orientasi Pendampingan Perawatan Jangka Panjang bagi Lansia tahun 2023. Tujuannya agar para fasilitator pendamping memiliki kemampuan untuk menjadikan para Lansia memiliki hidup lebih bermakna.

Melalui pelatihan orientasi tersebut, fasilitator Pendamping Jangka Panjang (PJP) diharapkan dapat menentukan pengelola, membentuk kelompok, melaksanakan proses belajar mengajar, hingga melaksanakan wisuda siswa sekolah Lansia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) angka harapan hidup penduduk di Jawa Tengah pada 2021 rata-rata usianya 74,47 tahun. Usia rata-rata laki-laki adalah 72,61 tahun dan perempuan usia 76,42 tahun. Saat ini, 13,8 persen penduduk Jawa Tengah atau sebanyak 5,04 juta orang adalah Lansia.

Dalam kegiatan orientasi yang digelar di Hotel Santika Premiere Semarang pekan lalu, Direktur Eksekutif pada Indonesia Ramah Lansia (IRL) Dwi Endah menegaskan pentingnya proses optimalisasi peluang kesehatan, partisipasi dan kesejahteraan untuk meningkatkan kualitas hidup sebagai manusia berusia lanjut.

Dalam paparannya, Dwi Endah merujuk hasil penelitian Robert Kane dan Joseph Ouslander terkait syndrome yang banyak dialami kalangan Lansia. Syndrome ini diberi nama Syndrome 14i karena semua permasalahan yang dihadapi para Lansia dalam Bahasa Inggris itu berawalan huruf “I”.

Peneliti menemukan 14i, sebagai gambaran permasalahan kesehatan dan sosial yang lazim dihadapi para Lansia, yaitu immobilisation (tidak bebas bergerak), instability (mudah jatuh), incontinance (beseran), impaction (sulit BAB), intelektual (daya ingat, pikun), infection (mudah infeksi), inanition (kurang gizi), dan impecunity (tidak punya uang).

Kemudian iatrogenesis (dampak dari konsumsi obat yang banyak), impairment of vision and hearing (gangguan penglihatan dan pendengaran), insomnia (sulit tidur), immune deficiency (penurunan daya tahan tubuh), dan impotensi (disfungsi ereksi).

Selain permasalahan penurunan fungsi dan metabolisme tubuh yang dialami lansia, usia lanjut juga menimbulkan masalah tersendiri bagi milenial, yaitu munculnya sandwich generation, atau generasi yang terjepit oleh beban tanggungan dari generasi diatas dan dibawahnya. Sehingga perlu diupayakan bagi pra lansia atau lansia untuk memiliki ketangguhan dalam aspek fisik, psikologi, spriritual selain tentunya finansial.

Pada kegiatan bertajuk Orientasi Pendampingan Perawatan Jangka Panjang Bagi Lansia Tahun 2023, Dwi Endah yang juga berprofesi sebagai Dosen Prodi Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UNRIYO melatih anggota Perkumpulan Juang Kencana (PJK) untuk dapat menjadi fasilitator Perawatan Jangka Panjang (PJP) yang akan menjadi relawan pada Sekolah Lansia di wilayah kabupaten/kota masing –masing. 

Relawan yang telah dilatih ini kemudian dapat ditugaskan sebagai Kepala Sekolah, Pengajar, Wali Kelas atau Ketua dan Wakil Ketua Kelas sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya.

Fasilitator Perawatan Jangka Panjang (PJP) adalah mereka yang memiliki keahlian untuk melaksanakan program pembelajaran dalam satu kelas sesuai kurikulum dan membimbing anggota untuk mencapai target pendidikan. 

Materi yang diberikan bagi fasilitator antara lain dasar kelanjutusiaan, kurikulum, sop dan panduan pelaksanaan serta pengelolaan sekolah lansia, teknik komunikasi lansia, dan konsep kemitraan. 

Melalui pelatihan orientasi tersebut, fasilitator PJP diharapkan dapat menentukan pengelola, membentuk kelompok, melaksanakan proses belajar mengajar, hingga melaksanakan wisuda siswa sekolah lansia.

Perkumpulan Juang Kencana (PJK) sendiri, atau lebih dikenal sebagai Juken atau Juang Kencana adalah organisasi beranggotakan pegawai purna bhakti BKKBN. Juang Kencana sebagai wadah yang mengedepankan upaya membina hubungan kekeluargaan purna bhakti BKKBN. Bersifat sosial namun diharapkan Juken ini dapat memberikan manfaat untuk diri anggota sendiri dan masyarakat. 

“Saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Ibu Juken yang berkenan hadir disini. Bapak Ibu sekalian adalah contoh nyata dari keberhasilan program Bangga Kencana, contoh nyata dari Lansia Tangguh. Wujud nyata Lansia yang SMART, Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif, dan Bermartabat.”, ungkap Harlis Is Ambarwati, Ketua Tim Pokja KSPK dalam sambutan mewakili Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, drg. Widwiono, M.Kes.

Kegiatan ini turut dihadiri Ketua PJK Pusat, Pristy Waluyo, Ketua PJK Jawa Tengah, Edi Prabowo, jajaran pokja KSPK Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, serta 70 orang anggota Juken dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah. 

Penulis : Bayu Prasetyo dan Reni Nuraeni

Editor : Muktiani Asrie

Tanggal Rilis: Minggu, 12 Februari 2023

Media Center BKKBN

mediacenter@bkkbn.go.id

0812-3888-8840

Jl. Permata nomor 1 

Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Tentang BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunanan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009  tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.