SIARAN PERS BKKBN
Nomor: 503/M.C/XI/2022
Melalui Gong Ceting, Perguruan Tinggi di Jawa Tengah Terlibat Percepatan Penurunan Stunting
KLATEN — Sejumlah Perguruan Tinggi di Kabupaten Klaten mendeklarasikan dukungannya dalam upaya percepatan penurunan stunting di Jawa Tengah demi terciptanya generasi yang unggul.
Gong Ceting adalah kegiatan kolaborasi pendampingan penurunan stunting di Jawa Tengah oleh perguruan tinggi dalam bentuk KKN Tematik. Melibatkan 140 dosen dan 800 mahasiswa dari 18 perguruan tinggi, gerakan ini diluncurkan 9 Oktober 2022 lalu di Balkondes Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Sebelumnya telah dilaksanakan antara lain peluncuran Gong Ceting di Boyolali bersama Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga di Omah Brem Boyolali, tanggal 21 Oktober 2022. Kemudian bersama Universitas Alma Ata Yogyakarta kegiatan Penyajian Serentak Menu Sehat Cegah Stunting Melalui Gong Ceting di Kabupaten Magelang tanggal 27 November 2022. Pada kegiatan yang berjalan secara hybrid (daring dan luring) di 140 desa di 14 kabupaten/kota di Jawa Tengah, dibagikan secara keseluruhan14.000 piring yang berisi nasi, sayuran, dan protein berupa tempe dan telur.
Kali ini Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Institut Teknologi Sains dan Kesehatan PKU Muhammadiyah Surakarta, selaku koordinator Perguruan Tinggi pendamping percepatan penurunan stunting untuk Kabupaten Klaten ambil bagian dalam program Gotong Royong Cegah Stunting (Gong Ceting), Rabu (30/11/2022).
Bupati Klaten Hj. Sri Mulyani, SM secara simbolik membuka kegiatan tersebut dengan pemukulan gong sebagai tanda peluncuran kegiatan Gong Ceting secara resmi untuk wilayah kabupaten Klaten yang didampingi perwakilan akademisi Muhammadiyah Surakarta Pramudya Kurnia, S.TP., M.AGR, dan Forkopimda Kabupaten Klaten serta Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah drg. Widwiono, Mkes.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah drg. Widwiono, M.Kes dalam sambutan mengapresiasi Kabupaten Klaten yang telah berhasil menurunkan prevalensi stunting dari 15,8% ke 10,7%.
“Namun jika dibandingkan dengan penduduk Klaten diabsolutkan dengan balita stunting masih relatif tinggi. Kalau bisa tidak ada lagi stunting di Klaten, asal kita semua komitmen dan memiliki gerak langkah yang sama,” kata Widwiono.
Widwiono merinci, ada 26 Kecamatan dan 401 desa dengan asumsi 8.000 kasus stunting di seluruh Kabupaten Klaten. Artinya, kata dia, ada 300 kasus stunting di setiap Kecamatan atau 20 kasus di setiap desa.
“Saya kira jumlah ini termasuk kecil, saya yakin dapat menghilangkan kasus stunting. Kuncinya yaitu bagaimana dapat melakukan gerak langkah yang sama,” tegasnya.
Widwiono menjelaskan, data by name by address keluarga berisiko stunting telah dimiliki oleh Dinkes dan Dinsos P3AP2KB. Tidak hanya itu, terkait anggaran penanganan stunting juga telah masuk hingga Anggaran Belanja Desa (ABD) sehingga memudahkan untuk melalukan intervensi.
“Sudah diperbolehkan Menteri untuk intervensi stunting, hanya dengan Rp15 ribu untuk mencukupi makanan tambahan untuk stunting. Utamakan makan telur karena mudah didapat dan mempunyai protein serta gizi yang bagus,” ucapnya.
Widwiono melanjutkan, Presiden Joko Widodo berharap pada 2045 Indonesia akan memiliki generasi emas. Oleh karena itu masalah stunting harus segera diselesaikan. Dia pun meminta seluruh pihak untuk mendukung program tersebut termasuk perempuan untuk mendukung program Keluarga Berencana.
“Terutama KB Pasca Persalinan dengan (metode) KB MKJP. Biaya sudah ada, alat kontrasepsi juga sudah kami sediakan. Kontrol dapat ke bidan atau dokter dimana dilayani KB secara gratis. Karena kaitan KB dengan stunting itu sangat erat. Dimana KB adalah cara untuk menghindari 4T yang berdampak pada stunting. Mari bersama – sama berkomitmen, bekerjasama dan bergerak dalam langkah yang sama untuk penanganan stunting,” ujarnya.
Sementara itu Bupati Klaten Sri Mulyani optimis target angka stunting 14% di tahun 2024 akan dapat dicapai oleh Kabupaten Klaten. Dia pun mengajak seluruh stake holder untuk gotong royong dalam upaya menurunkan stunting di Klaten menjadi 5%.
“Dengan komitmen dan kerjasama kita bersama, saya yakin bisa mencapai target tersebut. Dan juga dapat menghilangkan angka kemiskinan ekstrim di 5 kecamatan di Klaten.” Kata Sri Mulyani yang juga dikukuhkan menjadi Bunda Asus Anak Stunting (BAAS) Kabupaten Klaten pada kegiatan tersebut.
Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, kata dia, stunting di Kabupaten Klaten yakni 15.8%. Sementara menurut hasil penimbangan serentak yang dilaksanakan bulan Agustus lalu, tercatat angka stunting Kabupaten Klaten turun menjadi 10.7%.
Peluncuran program Gong Ceting hari ini, sambung Sri, adalah bentuk komitmen pengentasan stunting dan kemiskinan ekstrim dari Pemkab Klaten, bersama pemangku kepentingan dengan mengedepankan platform pendidikan.
Dalam kegiatan ini juga dilakukan pelatihan kepada remaja, sosialisasi pangan kepada ibu hamil, ibu menyususi dan ibu baduta di 10 desa di 10 kecamatan, di wilayah Kabupaten Klaten yang diprakarsai Universitas Alma Ata Yogyakarta bersama BKKBN, didukung FRI (Forum Rektor Indonesia) dan 17 universitas lain di Jawa Tengah.
Gong Ceting adalah kegiatan kolaborasi pendampingan penurunan stunting di Jawa Tengah oleh perguruan tinggi dalam bentuk KKN Tematik. Melibatkan 140 dosen dan 800 mahasiswa dari 18 perguruan tinggi, gerakan ini diluncurkan 9 Oktober 2022 lalu di Balkondes Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Telah dilaksanakan antara lain peluncuran Gong Ceting di Boyolali bersama Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga di Omah Brem Boyolali, tanggal 21 Oktober 2022. Kemudian bersama Universitas Alma Ata Yogyakarta kegiatan Penyajian Serentak Menu Sehat Cegah Stunting Melalui Gong Ceting di Kabupaten Magelang tanggal 27 November 2022. Pada kegiatan yang berjalan secara hybrid (daring dan luring) di 140 desa di 14 kabupaten/kota di Jawa Tengah, dibagikan secara keseluruhan14.000 piring yang berisi nasi, sayuran, dan protein berupa tempe dan telur.
Menu yang disiapkan oleh ibu – ibu relawan Dashat (Dapur Sehat Atasi Stunting) disajikan kepada calon pengantin (catin) dan ibu hamil yang beresiko stunting pada lokus masing – masing. Jumlah menu tersebut juga dicatatkan pada Museum Rekor Indonesia.
Pramudya Kurnia, S.TP., M.AGR perwakilan dari Universitas Muhammadiyah Surakarta menyampaikan, Kemenristekdikti saat ini juga terlibat aktif dalam upaya percepatan penurunan stunting. Di antaranya bersama pengusaha dan pemerintah melalui Kedaireka atau Kerja Sama Dunia Usaha dan Kreasi Reka.
Pramudya menjelaskan, Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Institut Teknologi Sains dan Kesehatan PKU Muhammadiyah Surakarta ditunjuk bekerja sama dengan Pemkab Klaten untuk menangani 10 lokus stunting yang ada di Kabupaten Klaten.
Kegiatan yang direncanakan yaitu pelatihan keterampilan PKK dalam pencegahan stunting. Pendampingan pendataan lapangan dan pelaksanaan audit kasus stunting. Komunikasi Edukasi Infomasi (KIE) memanfaatkan WA dengan sasaran calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu balita. Kemudian penyediaan spanduk dan flyer serta memaksimalkan dukungan Duta GenRe dengan menekankan upaya pencegahan stunting.
“(Pelatihan) Bapak Kawal Air dan Sanitasi Layak. Bapak – bapak berperan besar dalam pencegahan, dengan memberikan pendidikan bagaimana memberikan air dan sanitasi layak bagi keluarga. Juga dilaksanakan Dashat dan membagi 14.000 porsi se-Jawa Tengah, yang diberikan dan telah tercatat dalam Muri,” kata Pramudya.
Penyuluhan pangan lestari dalam bentuk budidaya ikan lele dan pemberian makan bergizi skala mikro turut menjadi program Gong Ceting di Kabupaten Klaten. Pramudya pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak terkait dan berharap kolaborasi dan kerja sama pemberantasan stunting dapat terus diupayakan untuk Indonesia lebih baik, maju dan sejahtera.
Pada kegiatan ini juga diserahkan secara simbolis santunan BAAS kepada 10 anak stunting sebesar Rp450.000/bulan selama 3 bulan, dan paket peningkatan gizi untuk 100 anak stunting berupa kornet, telur, kacang hijau, biskuit dan vitamin anak, masing – masing. Juga pemberian penghargaan untuk Duta Remaja Cegah Stunting terpilih, serta Penyerahan Sertifikat Pelatihan Kawal Air dan Sanitasi Layak kepada 10 desa lokus stunting.
Turut hadir pada kegiatan hari ini Ketua TP PKK Kabupaten Klaten, Kepala Dinsos P3AP2KB Kabupaten Klaten, Sekretaris Daerah (Sekda) dan Asisten Sekda Kabupaten Klaten, Forkopimda Kabupaten Klaten, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Klaten, Ketua Pengadilan Agama Kabupaten Klaten, Baznas Kabupaten Klaten serta seluruh Camat di Kabupaten Klaten. n
Penulis: Bayu Prasetyo
Editor: FBA
Tanggal Rilis: Rabu, 30 November 2022
Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur
Tentang BKKBN
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunanan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.