BANDUNG — Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Dr., (H.C.), dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG., (K) terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai berbagai macam faktor yang dapat menyebabkan anak gagal tumbuh dan berkembang atau yang sering disebut dengan stunting.

Hal tersebut disampikan Dokter Hasto saat menjadi salah satu narasumber kunci pada Live Talkshow bertajuk Adhikarya Parlement yang digagas DPRD Provinsi Jawa Barat bersama Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pangandaran, Hj. Ida Nurlaela Wiradinata serta Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat. Hj. Ijah hartini dengan tema Menuju Indonesia Bebas Stunting di Bandung TV, Selasa, 27 September 2022.

Talkshow ini digelar agar berbagai pihak dapat mengambil peran dalam upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia, khususnya di Jawa Barat. Dokter Hasto menjelaskan, ada dua faktor yang menyebabkan anak tumbuh stunting.

“Yang pertama istilahnya sub optimal nutrition atau kekurangan asupan makanan dengan nutrisi seimbang tentunya. Kemudian yang kedua adalah sub optimal health dalam arti dia mungkin bayinya sering sakit-sakitan, imunisasinya tidak lengkap, itu menjadi penyebab stunting,” kata Dokter Hasto.

Tidak hanya dua faktor tersebut, pola asuh orangtua yang salah juga dapat membuat anak menjadi stunting. Dokter Hasto mencontohkan jika anak tidak bahagia maka nafsu makannya akan kurang anak tersebut agal tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya.

“Dia tidak bisa tinggi, dalam arti pendek. Jadi stunting pasti pendek, namun yang pendek belum tentu stunting. Dan juga dia pasti kemampuan intelektualnya di bawah rata-rata, jadi untuk bersaing secara akademik menjadi lebih sulit,” ujarnya.

Senada dengan Hasto, Ida Nurlaela Wiradinata juga sepakat apa yang disampaikan Kepaa BKKBN tersebut. Ida pun memaparkan berbagai gerakan dan inovasi yang telah digagas di Jawa Barat seperti Gerakan “Gemalur” atau Gemar Makan Telur, “Hatinya PKK” halaman indah tertib dan aman, dimana di dalamnya secara rutin PKK bergerak mengedukasi masyarakat akan pentingnya ketahanan pangan dimulai dari keluarga.

“Dengan menanam sayuran di pekarangan rumah, juga berbagai tumbuhan yang sangat bermanfaat, seperti daun kelor, juga pemberian bibit ikan lele kepada masyarakat. Para kader PKK di berbagai level wilayah juga gencar melakukan sosialisasi pentingnya pencegahan stunting pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK),” kata Ida.

Sementara itu, Hj. Ijah hartini menuturkan bahwa pihaknya telah membuat kebijakan-kebijakan yang mendukung misi “Jawa Barat Zero New Stunting”, bersama masyarakat dari sisi komunitas mengagendakan berbagai kegiatan promotif. Seperti melalui lomba inovasi menu berbasis pangan lokal.

Menutup sesi acara tersebut, semua pembicara sepakat bahwa peran pencegahan stunting merupakan tanggung jawab bersama. “Agar tujuan pembangunan yang tercermin dalam nawacita bisa terimplementasikan dengan baik dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” tutur Ijah. n

Penulis: IHQ
Editor: FBA
Tanggal Rilis: Rabu 28 September 2022

Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Tentang BKKBN
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunanan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.