SURABAYA —- Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), DR. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), menyebut mahasiswa sebagai calon orang tua dan sebagai pemberi edukasi kepada masyarakat berperan sangat penting untuk mencegah stunting. 

“Menyiapkan Indonesia Emas tahun 2045 lebih berat. Untuk itu perlu meningkatkan kualitas SDM, salah satunya melalui pencegahan stunting. Karena itu mahasiswa perlu literasi secara menyeluruh terkait pencegahan stunting,” ujar Dokter Hasto

Dokter Hasto mengingatkan pentingnya prekonsepsi sebelum menikah dibandingkan menggelar acara “pre-wedding” guna meningkatkan kesehatan keluarga khususnya para ibu.

Prakonsepsi merupakan langkah perawatan sebelum terjadi kehamilan dengan rentang waktu tiga bulan sebagai bentuk upaya mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan pada saat kehamilan, seperti janin tumbuh dalam kondisi yang lambat juga membantu untuk mencegah anak lahir dalam keadaan stunting yang dapat menyebabkan tumbuh kembang anak menjadi tidak maksimal, terganggunya intelektual anak serta rentan terkena penyakit saat menginjak usia dewasa.

“Untuk laki-laki 75 hari sebelum menikah hindari rokok serta konsumsi vitamin C guna meningkatkan kualitas sperma, karena proses pembentukan sperma terjadi selama 73 sampai 75 hari. Sedangkan untuk wanita 3 bulan sebelum menikah perlu mengukur lingkar lengan atas dan Hb. Lingkar lengan atas minimal 23,5 cm. Jika Hb rendah konsumsi penambah darah dan perbaiki asupan gizi agar tidak anemi,” ujarnya.

Dokter Hasto juga menerangkan resiko menikah di usia terlalu muda. Diameter kepala bayi tidak pernah kurang dari 9,7 cm. Wanita dibawah 16 tahun diameter panggulnya belum mencapai 10 cm. Sehingga akan berbahaya sekali jika hamil dan melahirkan, bisa terjadi resiko perdarahan saat melahirkan yang mengakibatkan resiko kematian ibu dan bayinya cukup tinggi serta resiko kanker mulut rahim ketika melakukan hubungan suami istri di usia terlalu muda.

Hal tersebut diungkapkan dalam acara Dialog Nasional dengan Tema Peran Mahasiswa Penting dalam Pencegahan Stunting yang dibuka secara resmi oleh Bupati Sumenep, di Universitas Bahaudin Mudhary dengan diikuti 1000 mahasiswa dari Universitas Bahaudin Mudhary, Institut Keislaman (Instika) Annuqayah dan Universitas Wiraraja Sumenep, Selasa (13/09/2022). 

Hadir sebagai narasumber juga Anggota III BPK RI Prof. Dr. Achsanul Qosasi, CSFA, CFra yang memaparkan Peran BPK RI dalam Pencegahan Stunting Menuju Indonesia Tangguh.

Sebelumnya, dalam kesempatan yang sama dilaksanakan Penandatanganan MoU antara Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB Sumenep dan dan Rektor Universitas Bahaudin Mudhary Madura terkait pelaksanaan program Perguruan Tinggi Peduli Kependudukan di Universitas Bahaudin Mudhary Madura.

Turut hadir dalam Dialog Nasional tersebut antara lain Inspektur Utama BKKBN,  Deputi ADPIN BKKBN, Direktur KIE BKKBN, Inspektur Wilayah I BKKBN, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Rektor Universitas Bahaudin Mudhary dan lintas sektor terkait. (DVI)

 

Media Center BKKBN

mediacenter@bkkbn.go.id

0812-3888-8840

Jl. Permata nomor 1 

Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Tentang BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunanan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009  tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.