BANJARBARU—Gerakan masif untuk percepatan penurunan prevalensi stunting di Kalimantan Selatan terus digalakkan. Salah satu caranya dengan mengoptimalkan peran Kampung Keluarga Berkualitas atau Kampung KB.
Hal tersebut disampaikan Walikota Banjarbaru Muhammad Aditya Mufti Ariffin usai dikukuhkan sebagai Bapak Asuh Anak Stunting oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) di Kampung KB Gunung Kupang, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Selasa (06/09/2022).
Setelah dikukuhkan, Walikota Banjarbaru yang biasa dipanggil Aditya ini juga meresmikan enam Kampung KB di Kota Banjarbaru meliputi Kelurahan Bangkal, Palam, Landasan Ulin Timur, Sungai Ulin, Guntung Paikat, serta Landasan Ulin Tengah.
Sebagai langkah nyata upaya penurunan stunting, Aditya menjelaskan di setiap Kampung KB yang ada di Banjarbaru dicanangkan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat).
“Agar tidak sekedar jargon, di setiap Kampung KB dibuat aksi nyata. Salah satunya Dapur Sehat Atasi Stunting, yang akan menjadi pusat gizi dan pelayanan anak stunting. Tentunya dengan menyusun menu sehat lokal yang dipadu dengan kontribusi dari mitra lainnya,” kata Aditya.
Menurut Aditya, program Bapak Asuh Anak Stunting ini hampir sama dengan program orang tua asuh. “Konsep program Bapak Asuh Anak Stunting ini sama dengan program orang tua asuh kebanyakan, yakni menjadi donator untuk membantu keluarga asuhnya. Namun kali ini sasarannya adalah calon pengantin, ibu hamil dan anak-anak serta bayi umur dua tahun,” ujar Aditya.
Selain Walikota Banjarbaru, Dokter Hasto juga mengukuhkan sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Banjarbaru, sebagai Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).
Dokter Hasto yang didampingi Kepala Perwakilan BKKBN Kalsel, Ir Ramlan, MA, dalam sambutannya mengapresiasi langkah dan upaya yang dilakukan Walikota Banjarbaru untuk percepatan penurunan stunting. Dokter Hasto juga mengapresiasi Walikota Banjarbaru dan sejumlah pejabat di Pemkot Banjarbaru yang telah menjadi Bapak Asuh Anak Stunting.
“Kita mengukuhkan Bapak Anak Asuh Stunting, terima kasih kepada Pak Walikota (Banjarbaru) sudah menggerakkan,” kata Dokter Hasto.
Menurut Dokter Hasto, upaya Pemkot Banjarbaru mampu menekan prevalensi stunting di angka 19%.
“Banjarbaru merupakan Kota yang memiliki angka stunting yang rendah yakni 19% dan data terbaru berada di angka 10.4%. Ini bukti bahwa Kota Banjarbaru bisa terus turun hingga zero stunting. Untuk angka prevalensi stunting ditoleransi WHO, yaitu di bawah 20 persen. Jadi Banjarbaru bisa terus meningkatkan penurunan stunting,” kata Dokter Hasto.
Ia juga menyampaikan pentingnya bagi orangtua maupun pasangan yang akan menikah untuk lebih memperhatikan kesehatan terutama saat berencana memiliki anak. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi potensi anak terlahir stunting yang disebabkan oleh pernikahan dini, serta kurangnya asupan nutrisi bagi ibu hamil.
“Karena anak yang stunting ini memiliki permasalahan kesehatan yang cukup kompleks. Sehingga menghambat tumbuh kembang anak tersebut,” kata Dokter Hasto. n (RPT)
Media Center BKKBN
mediacenter@bkkbn.go.id
0812-3888-8840
Jl. Permata nomor 1
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur
Tentang BKKBN
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunanan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting