JAKARTA —Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus melakukan berbagai upaya percepatan penurunan stunting. 

 

Salah satu upaya untuk mencapai target penurunan prevalensi stunting 14 persen pada 2024 itu yakni menjalin kerja sama dengan PT Telkomsel dalam upaya digitalisasi dan perluasan jangkauan telekomunikasi ke seluruh daerah terpencil dan wilayah perbatasan Indonesia.

 

Melalui acara webinar yang digelar secara hybrid dengan tema Cara Mudah Digitalisasi Penanganan Program Percepatan Penurunan Stunting, Rabu (20/07/2022), Telkomsel berkomiten untuk membantu BKKBN dalam upaya mempermudah jaringan komunikasi dan informasi serta program digitalisasi untuk masyarakat dan Organisasi Perangkat Daerah Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (OPD PPKB) di Kabupaten/Kota.

Acara dimulai dengan kesepakatan jalinan kerjasama antara Telkomsel dengan BKKBN dalam bentuk penandatangan nota kesepahaman (MoU) kolaborasi layanan, antara Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Nopian Andusti dengan Vice President Area Account Manager Telkomsel Samuel Pasaribu.

 

Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN) BKKBN Sukaryo Teguh Santoso dalam sambutannya yang mewakili Kepala BKKBN Dr (H.C) dr Hasto Wardoyo SP.OG (K) mengatakan, strategi BKKBN dalam upaya percepatan penurunan stunting adalah dengan mencegah dari hulu melalui pendampingan kepada keluarga berisiko stunting yang telah terpetakan by name by address melalui data keluarga BKKBN tahun 2021.

 

“Sekarang ini telah dibentuk 200 ribu tim pendamping keluarga yang terdiri dari bidan, kader KB, dan PKK. Kalau kita jumlahkan sebanyak 600 ribu personil,” kata pria yang akrab disapa Teguh ini.

 

Teguh menjelaskan, tim pendamping keluarga memiliki tugas salah satunya mendampingi calon pengantin. Dimana tiga bulan sebelum menikah, calon pengantin harus memeriksakan kesehatan pra nikah melalui Aplikasi Siap Nikah Siap Hamil atau Elsimil yang berbasis digital melalui gawai pintar.

 

Selain itu tim pendamping keluarga juga melakukan verifikasi dan validasi keluarga yang hasilnya dapat dilihat secara real time melalui jaringan internet. Data tersebut  sangat berguna bagi tim pendamping keluarga dalam melakukan pendampingan. 

 

“Dalam melakukan pendampingan keluarga ada berbagai kendala terjadi di lapangan termasuk kendala sinyal, server dan kendala teknis lainnya. Untuk itu sangat diperlukan jalan keluar agar pendampingan dapat berjalan dengan baik dan lancar terutama yang terkait dengan permasalahan Informasi teknologi atau IT,” ujarnya.

 

Kondisi geografis Indonesia yang terbentang luas dari Sabang hingga Merauke dengan ribuan pulau di dalamnya, kata Teguh, menjadi tantangan tersendiri bagi BKKBN dalam upaya percepatan penurunan stunting.

 

Oleh karena itu, jaringan komunikasi dan informasi menjadi hal penting yang diperlukan oleh seluruh tim pendamping keluarga, umumnya di daerah terpencil. Telkomsel sendiri, sambung Teguh, merupakan operator seluler dengan pelanggan terbanyak  yakni 174,5 juta dan memiliki 247 ribu menara BTS yang tersebar di seluruh Indonesia, dimana 60% nya adalah BTS 4G yang dapat menghubungkan seluruh wilayah hingga ke pelosok nusantara.

 

“Untuk itu kami berharap tantangan geografis dan kendala jaringan internet serta layanan telekomunikasi dapat dihadapi melalui kerjasama dengan Telkomsel,” katanya.

 

Menanggapi hal tersebut, Vice President Area Account Manager Telkomsel Samuel Pasaribu mengaku sangat senang dan bangga atas kerjasama Telkomsel dan BKKBN dalam upaya percepatan penurunan stunting, dengan mempermudah jaringan komunikasi dan informasi serta program digitalisasi.

 

Samuel menuturkan, Telkomsel ikut mendukung program Indonesia emas yang dicanangkan Presiden Joko Widodo pada tahun 2045 mendatang dengan menyiapkan generasi penerus unggul yang dimulai dari sekarang.

 

“Kami bangga bisa menjadi bagian dari itu semua untuk mempersiapkan Indonesia Emas bersama BKKBN,” ujar Samuel.

 

Menurut Samuel, Telkomsel dan BKKBN mempunyai kesamaan visi dan misi yaitu mengembangkan teknologi komunikasi berbasis digital. BKKBN sendiri, mendukung penuh program digital BKKBN yakni Elsimil dalam upaya percepatan penurunan stunting.

 

Oleh karena itu kerjasama ini merupakan langkah awal untuk membangun Indonesia yang lebih baik di masa depan.

 

“Elektronik Siap Nikah Siap Hamil (Elsimil) itu kan Telkomsel banget, elektronik, karena kita kan digital,” ujarnya.

 

Tak cukup sampai disitu, Samuel pun mendeklarasikan bahwa pihaknya bersedia menjadi agen perubahan dengan memberikan edukasi kepada seluruh karyawannya terkait pentingnya pemeriksaan pra nikah untuk mencegah lahirnya anak stunting baru.

 

“Sehingga orang Telkomsel itu gak stop sampai disini, tapi juga menjadi agen-agen dari BKKBN. Itu harus bisa. Kami punya 5.500 karyawan itu harus bisa menyampaikan yang sama, itu yang saya mau,” kata dia. 

Penandatangan MOU dilakukan oleh Deputi Bidang Adpin BKKBN Nopian Andusti dan Vice President Area Account Manager PT Telkomsel Samuel Pasaribu.

Selesai penandatanganan MOU dilanjutkan dengan webinar yang dipandu Direktur Advokasi dan Hubungan Antarlembaga BKKBN Wahidah dan narasumber Sekretaris Utama BKKBN Tavip Agus Rayanto, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur Maria Ernawati, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NAD Sahidal Kastri. n (FBA)

 

Media Center BKKBN

mediacenter@bkkbn.go.id

0812-3888-8840

Jl. Permata nomor 1 

Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

 

Tentang BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah lembaga yang mendapat tugas untuk mengendalikan jumlah penduduk melalui penyelenggaraan program kependudukan dan Keluarga Berencana, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia melalui pembangunan keluarga berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009  tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

BKKBN ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Percepatan Penurunan Stunting berdasarkan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.